Bolatimes.com - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 Aremenia di laga Arema FC vs Persebaya masih menjadi sorotan banyak pihak, utamanya para keluarga korban.
Tidak hanya keluarga korban dan elemen suporter yang masih konsisten perjuangkan usut tuntas di Tragedi Kanjuruhan, sejumlah media asing pun masih konsisten menyoroti sejauh mana kelanjutan kasus ini.
Salah satu media Swiss, SRF Schweize mempertanyakan kelanjutan tragedi ini setelah 4 bulan berlalu. Dalam video yang diunggah media tersebut, diulas bagaimana kondisi keluarga korban dan penyitas tragedi Kanjuruhan menjalani hidup dengan harapan kasus ini diusut tuntas.
"4 bulan setelah tragedi stadion berlalu. Jika Anda datang ke Malang, Indonesia, Anda mendapati sejumlah spanduk bertuliskan 'Usut Tuntas' dipasang di sejumlah dinding rumah, sudut jalan dan tempat umum lainnya," tulis media Swiss tersebut.
"Spanduk-spanduk itu adalah wujud keinginan dan permintaan dari warga agar Tragedi Kanjuruhan diselidiki secara menyuluruh,"
Dalam video yang diunggah media asing itu, juga diangkat wawancara dengan sejumlah keluarga korban dan para penyitas. Harapan dari mereka agar tragedi ini diusut secara tuntas.
"Kita tahu ini melibatkan 135 nyawa. 135 orang meninggal seperti itu. Tapi penyelidikan dan penanganan kasus ini seperti main-main," ucap salah satu penyitas tragedi Kanjuruhan, Abdul Malik.
Lebih lanjut dalam ulasannya media Swiss itu kemudian singgung bahwa rasa bersalah kepada korban sepertinya tidak mau diselesaikan para pemangku kepentingan.
"Empat bulan berselang, persoalan rasa bersalah belum juga diselesaikan dan revolusi sepak bola Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo belum juga terwujud,"
Baca Juga:
Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan Jadi Sorotan Sejumlah Media Asing
"Mereka yang berduka dan banyak suporter yang merah, mengeluhkan kurangnya simpati dan merasa ditinggalkan oleh pihak berwenang," tulis media Swiss tersebut.
Sidang Kasus Tragedi Kanjuruhan
Di tengah harapan dan keinginan agar kasus ini diusut tuntas, keluarga korban tragedi Kanjuruhna harus merasakan kekecewaan.
Devi Athok, menyesalkan proses persidangan Tragedi Kanjuruhan yang digelar di Pengadilan Negeri Surabaya tidak diperbolehkan untuk disiarkan secara langsung oleh media massa dan jurnalis.
Devi, di Kota Malang, Senin, mengatakan bahwa ia selaku keluarga korban mempertanyakan kebijakan dari Pengadilan Negeri Surabaya yang tidak memperbolehkan adanya tayangan langsung proses peradilan tersebut.
"Kami (Aremania) tidak diperbolehkan datang, kemudian juga media tidak diperbolehkan mengekspos (siaran langsung), ada apa. Peristiwa ini bukan kasus asusila, ini merupakan tragedi," kata Devi seperti dikutip dari Antara.
Pengadilan Negeri Surabaya menyatakan bahwa proses persidangan Tragedi Kanjuruhan, tidak diperkenankan untuk disiarkan secara langsung yang merupakan permintaan dari majelis hakim.
Devi Athok sendiri merupakan ayah dari NBR (16) dan NDA (13) yang menjadi korban dalam peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Proses autopsi juga telah dilakukan pada kedua putri warga Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang tersebut.
Ia menambahkan, sesungguhnya jika proses persidangan bisa disiarkan secara langsung oleh media dan jurnalis, proses jalannya persidangan bisa dikawal oleh seluruh pihak, termasuk oleh Presiden Joko Widodo.
"Seharusnya semua warga Indonesia mengetahui (jalannya persidangan), termasuk Presiden Jokowi bisa melihat bagaimana perkembangan persidangan di Surabaya," katanya.
Berita Terkait
-
Tragedi Kanjuruhan Belum Terselesaikan, Capres 2024 Adu Argumen Berikan Solusi Pada Debat di KPU
-
AMSI, AJI, IJTI dan IDA Minta Presiden Cari Jalan Terbaik untuk Perpres Publishers Rights
-
Geger Jersey Baru Arema FC Cantumkan Jumlah Korban Tragedi Kanjuruhan, Tuai Kecaman
-
Viral karena Dampingi Pemain Timnas Argentina, Ternyata Begini Jadi Player Escort seperti Cucu Presiden Jokowi Jan Ethes
-
Dipuji Presiden Jokowi karena Sukses Datangkan Timnas Argentina, Begini Reaksi Tak Terduga Erick Thohir
-
PSSI Konfirmasi Presiden Jokowi akan Nonton Langsung Laga TImnas Indonesia vs Argentina
-
Anthony Sinisuka Ginting Lolos ke Final Indonesia Open 2023, Jokowi Doakan Bisa Bungkam Viktor Axelsen
-
Daftar Peristiwa Sepak Bola Indonesia yang Disorot Dunia, Terkini Soal Tragedi Kanjuruhan dan Piala Dunia U-20
-
Hadapi Arema FC usai Tragedi Kanjuruhan, Persebaya Surabaya Tetap Bidik Kemenangan
-
Mengenal Dito Ariotedjo, Calon Menpora Baru yang Masih Berusia 32 Tahun
Terpopuler
-
Gagal Finis di Portugal, Bagnaia Langsung Alihkan Fokus ke MotoGP Amerika Serikat
-
Marco Bezzecchi Menumbuhkan Kepercayaan Diri Jelang Balapan MotoGP Portugal 2024
-
Shin Tae-yong Apresiasi Bantuan Erick Thohir, Timnas Indonesia U23 Bisa Berangkat Lebih Awal
-
Soal Kompetisi Liga 1 Ditunda, CEO Bali United dan Pelatih Berbeda Pandangan
-
Pelatih Tim Nasional Indonesia Shin Tae-yong Sampaikan Terimakasih Kepada Klub dan Pelatih Liga 1
Terkini
-
Makanan Korea Jalan Mulus Diplomasi Erick Thohir kepada Shin Tae Yong
-
Pemain Persib Kakang Rudianto Terbang ke Dubai untuk Bela Timnas
-
Pekerjaan Rumah Shin Tae-yong Bersama Tim Nasional U-23 Indonesia
-
Dari 28 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala Asia U23, Persija Sumbang Paling Banyak, Persib Nihil
-
Shin Tae-yong Apresiasi Bantuan Erick Thohir, Timnas Indonesia U23 Bisa Berangkat Lebih Awal
-
Pelatih Tim Nasional Indonesia Shin Tae-yong Sampaikan Terimakasih Kepada Klub dan Pelatih Liga 1
-
Beckham Kecewa Harus Kembali Batal Bela Timnas
-
Amunisi Baru, Pemain Seharga Rp31,29 M Bakal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Debut Kontra Irak?
-
Beckham Fokus Hadapi Bhayangkara Sebelum Gabung Timnas
-
Duel Alumni Seri A Italia Akan Tersaji Saat Persib Vs Bhayangkara