Galih Priatmojo | Andiarsa Nata
Mantan Pemain PSIM Yogyakarta, Johan Arga (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Bolatimes.com - Mantan Pemain PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman, Johan Arga membuat langkah berani ketika memutuskan untuk gantung sepatu di kala usianya masih terbilang cukup potensial untuk menapaki karier sebagai pesepakbola. Tapi siapa sangka, di balik keputusannya yang nekat itu, namanya justru makin melambung.  

Johan Arga meniti kariernya sebagai pesepak bola di saat usianya 13 tahun. Saat itu ia berada di bangku SMP kelas 1 dan baru masuk Sekolah Sepak Bola (SSB). Meski terbilang terlambat, akan tetapi perkembangan Johan Arga bisa dikatakan cepat.

Pasalnya, ketika dirinya mulai masuk PSIM Yogyakarta junior di tahun 2003, hanya butuh waktu sekitar lima tahun untuk tembus ke tim senior PSIM di usia 18 tahun. Ia pun mulai bermain bersama skuat Laskar Mataram di kasta kedua Indonesia Super League (ISL) pada saat itu.

Baca Juga:
Hasil 32 Besar Piala Indonesia: Dua Tim Promosi Gugur, Tersisa PSS Sleman

Kendati demikian, karier Johan Arga di dunia sepak bola tak panjang. Pada tahun 2007, ia memutuskan pensiun dari dunia sepak bola di usia 27 tahun. Johan terhitung terjun di dunia sepak bola profesional selama kurang lebih 9 tahun.

Selama itu, Johan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membela PSIM Yogyakarta selama sekitar 6-7 musim, dan sisanya bermain di PSS Sleman, dan Timor Leste. Di negara tetangga, Johan Membela klub Kablaki FC yang saat ini berkompetisi di Liga Futebol Amadora.

Ya, pria yang kini menginjak 29 tahun itu pernah melanjutkan karier sepak bolanya di Timor Leste pada tahun 2005. Saat itu sepak bola Indonesia tengah panas lantaran kompetisi di liga Indonesia vakum usai PSSI dibekukan oleh pemerintah.

Baca Juga:
AC Milan Ingin Datangkan Raja Gol Piala Asia 2019?

Sejak menyatakan pensiun, Johan Arga diketahui menekuni bisnis kuliner yang terbilang cukup sukses. Di balik perjalanan kerier Johan sebagai pesepak bola menjadi seorang pebisnis, ternyata ada beberapa hal menarik yang belum diketahui oleh banyak orang.

Berikut Bolatimes.com sajikan fakta-fakta di balik pensiunnya Johan Arga hingga akhirnya terjun sebagai seorang pebisnis.

Sudah Mulai Merintis Bisnis Saat Masih Menjadi Pemain

Baca Juga:
Pelatih Persib Bandung: Kami Siap Main Di Mana Saja Asal Bobotoh Penuh

Mantan Pemain PSIM Yogyakarta, Johan Arga (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Johan Arga ternyata memulai bisnisnya bukan sejak ia menyatakan pensiun, melainkan jauh saat masih menjadi pemain. Arga menyebut bisnisnya dirintis pada awal tahun 2005.

Di balik keputusannya menjalankan dua bidang tersebut, ia mengaku ada baik dan buruknya. Baiknya adalah bisnis itu sebagai persiapkan ketika suatu saat nanti ia mundur dari sepak bola. Akan tetapi buruknya, bisnis itu pun akhirya membuat fokusnya terpecah.

"Mulai bisnis tahun 2015 awal, masih aktif sebagai sepak bola, mulai merintis sih sebenarnya. Cuma ada baiknya dan tidaknya. Baiknya adalah ternyata ketika kita mempersiapkan waktu masih menjadi pemain itu setelah vakum ternyata sudah ada persiapan untuk melanjutkan, mencari nafkah lah istilahnya," buka Johan Arga kepada Bolatimes.com pada Senin (4/2/2019).

Baca Juga:
Harapan Unai Emery Usai Arsenal Dibantai Manchester City

"Akan tetapi buruknya ketika kita terjun (di bisnis) dan terlalu fokus jadi mengabaikan. Jadi kualitas kita ya saya akui kemarin untuk saya menurun sebelum masa-masa itu habis," akunya.

"Tapi sebenarnya waktu itu masih bisa sih diangkat karena ada tawaran dari Cilegon. Cuman pertimbangannya waktu itu sudah menikah dan istri mau ikut dan istri juga sudah kerja. Kasian karena kerjanya juga lumayan bagus akhirnya saya yang ngalah" terang Johan.

Alasan Pensiun

Jersey PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman yang pernah dikenakan oleh Johan Arga (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Johan Arga memang mengaku di balik keputusannya untuk pensiun itu adalah karena bisnis. Walaupun sempat menangis untuk memutuskan, akhirnya Johan dengan berat hati harus meninggalkan dunia sepak bola.

"Alasan pensiun tetap waktu itu bisnis. Saya hampir kurang lebih sembilan tahun sepak bola profesional di kasta kedua, artinya belum pernah merasakan atmosfer liga tertinggi," ucapnya.

"Secara finansial, kalau secara financial (sebagai pesepak bola) ya biasa-biasa saja. Tapi dari bisnis sekitar 6 atau 7 bulan gitu berbisnis hasilnya ya kok luar biasa, jauh gitu. Yaudah akhirnya dengan berat hati, dengan sedikit nangis juga akhirnya saya tinggalkan dunia sepak bola," terangnya.

Lebih Passion di Bidang Bisnis

Koran-koran yang memberitakan Johan Arga saat masih menjadi pesepak bola (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Mungkin tidak banyak orang yang tahu, pada tahun 2010, ternyata saat Johan Arga tengah meniti karier sepak bolanya bersama PSIM, besamaan dengan itu juga bekerja di PT. Kereta Api Indonesia (KAI) dengan status pegawai tetap.

Akan tetapi, bekerja di tempat yang bisa dikatakan sudah terjamin seperti PT. KAI seperti tak membuat Johan betah. Ia justru memutuskan untuk mengundurkan diri dan memilih fokus untuk menjadi pesepak bola.

Sambil bermain bola, di sinilah Johan memulai bisnis kecil-kecilan yang membuatnya ketagihan.

"Jadi memang passion saya itu selain sepak bola itu bisnis. Saya dulu itu pernah kerja di PT. KAI, pegawai tetap. Dulu itu masih aktif sepak bola, dua-duanya aktif. Waktu itu gajinya lebih dari PSIM," tutur Johan.

"Tapi waktu itu saya memutuskan untuk resign dan benar-benar fokus ke sepak bola. Tidak ada alasan lain waktu itu saya hanya ingin fokus, walaupun orang tua pada saat itu sempat nangis,"

"Ternyata memang tidak ketemu passion menjadi seorang pegawai. Setelah itu coba jualan kecil-kecilan sepatu bola gitu, ternyata enak. Terus ternyata nagih bisnis itu nagih," sambungnya.

Sepak Bola dan Bisnis

Koran-koran yang memberitakan Johan Arga saat masih menjadi pesepak bola (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Salah satu orang yang mempengaruhi Johan Arga secara tidak langsung untuk terjun ke dunia bisnis adalah sang Ibu. Johan mengaku sepak bola mungkin diturunkan oleh Bapak yang diketahui suka olahraga, akan tetapi untuk bisnis, Ibu Johan memang sudah terjun menggeluti berbagai usaha.

"Kalau yang bola sih orang tua memang suka olahraga, terutama Bapak. Cuman yang tidak ke bola, lebih ke voli tapi kan intinya suka olahraga. Jadi kenal olahraga itu ya senang, tapi ya jatuhnya di sepak bola. Terus akhirnya Krisna (adik Johan Arga) ikut-ikutan kakaknya ke sepak bola," ujar Johan.

"Kalau bisnis itu turunnya dari Ibu, jadi kalau olahraga dari Bapak bisnis dari Ibu. Ibu itu memang orangnya ulet, walaupun bukan bisnis sih sebenarnya tapi usaha. Ini pun sebenarnya bukan bisnis, saya bilang usaha. Ibu itu dulu usahanya banyak, gonta-ganti tapi Ibu itu ulet gitu lho. Jadi turun dari Ibu kalau itu (bisnis)," pungkasnya.

Musibah Menjadi Barokah

Johan Arga mengatakan bisnisnya saat ini akibat musibah ketika PSSI dibekukan oleh pemerintah. Kejadian itu lah yang membuatnya harus memutar otak untuk mencari uang dengan cara lain selain menjadi pesepak bola.

Tidak ada orang lain yang mempengaruhi Johan secara langsung untuk berbisnis. Ia hanya membaca buku-buku bacaan tentang pebisnis Indonesia yang sukses, yakni Bob Sadino. Nampaknya itu lah yang mendorongnya untuk terjun ke dunia bisnis.

"Kalau saya bilang ini musibah menjadi barokah. Musibahnya waktu itu PSSI dibekukan, saya dan mungkin ya dirasakan juga oleh pesepak bola lainnya waktu itu harus memutar otak untuk mencari uang. Akhirnya ketemu ini lah ini, yang cocok ternyata ini jodoh saya bisnis ini, kuliner ternyata," ucapnya sambil tertawa.

"Dulu kecil-kecilan, mulai online dulu, saya anter order dulu. Jadi yang beli ya dari kalangan suporter aja. Mereka beli ya mungkin buat ketemua aja. Sampai akhirnya yang benar-benar fokus ya keluar dari sepak bola. Ada modal dah mulai coba buka," lanjutnya menambahkan.

Awal Mula Terbentuknya Ide Makaroni Huh_Hah

Ya, pembekuan PSSI itu benar-benar membuat Johan Arga berpikir keras untuk mencari cara lain untuk mencari uang. Sampai pada saat itu pun ia memutuskan untuk pergi ke Timor Leste untuk menerima pinangan dari klub tetangga tersebut.

Namun dalam prosesnya, Johan pun tanpa sengaja menemukan ide bisnis yang dijalaninya saat ini, yakni Makaroni Huh_Hah dari seorang temannya.

"Ketemunya (ide bisnis) itu ketika waktu saya main ke rumah teman yang aslinya Jawa Barat. Ternyata dia itu buat makaroni, menunya benar-benar makaroni. Dia itu kebetulan mudik dan ngomong "ada orderan, mau ngerjain gak?," mau dong, saya kerjain aja sambil telfonan diajarin caranya gini-gini," cerita Johan.

"Dari situ awalnya, dari temen yang mudik ada orderan suruh ngerjain terus nular, alhamdulillah, tidak sengaja," samungnya.

Pengalaman Tak Terlupakan Johan Arga Sebagai Pebisnis

Ada dua momen tak terlupakan Johan Arga menjadi seorang pebisnis. Pertama adalah ketika Johan mendapatkan uang dari hasil bisnisnya yang lebih besar dari nilai kontraknya disebuah klub. Itu didapatnya ketika masih di awal-awal menjalani bisnisnya.

Pengalaman kedua adalah terjadi ketika Johan pergi keluar kota untuk mengajari orang yang membeli resep makaroninya. Hal itu sangat berkesan bagi Johan Arga karena ia keluar kota bukan untuk bermain sebagai pesepak bola, melainkan seorang pebisnis.

"Jadi saya pernah dapat nilai kontrak dari tim sepak bola itu paling mahal katakanlah sekian, tapi dalam waktu kurang lebih 40 hari saya pernah dapat lebih dari itu. Cukup lah buat beli Honda Jazz. Dan itu sangat berkesan karena di awal-awal (bisnis)," ungkap Johan.

"Dulu saya keluar kota karena sepak bola, tapi saya pernah dua kali pergi ke Medan dan Makassar ke sana karena ngajarin masak. Karena saya jual resep makaroni. Itu tahun 2018 kemarin, dan itu yang franchise salah satu pemain Timnas Pro yang ikut tim Vamos Mataram," tandasnya.

Respons Rekan-rekan Sepak Bola

Johan Arga dan PSIM Yogyakarta (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Usai menjalani bisnis usai pensiun, Johan mengatakan mendapatkan respons yang baik dari rekan-rekan sepak bolanya. Bahkan di musim terakhirnya bermain, Johan diperkanankan oleh PSIM Yogyakarta untuk mempromosikan bisnisnya di papan iklan yang dipasang dipinggir lapangan selama satu musim penuh.

"Alhamdulillah sih responnya bagus karena bisnisnya kan juga bagus, tidak dilarang. "Alhamdulillah, sukses sekarang,". Cuman saya kalau dibilang seperti itu ya biasa aja. Sama seperti suporter melihat kita, ya sebenarnya kita biasa aja," tuturnya.

"Cuma saya berterima kasih kepada PSIM di musim terakhir saya bermain, saya diperkenankan memasang papan iklan di pinggir lapangan itu selama satu musim full kan, itu waktu ISC," katanya menambahkan.

Mempunyai Banyak Cabang dan Merambah Bisnis Lain

Johan Arga mengatakan hasil yang ia petik saat ini tidak lah mudah dalam prosesnya. Banyak kegagalan-kegagalan yang tidak diketahui oleh banyak orang. Ia bahkan mengaku sampai menggoreng makaroni sendirian ketika masih menjadi seorang pesepak bola.

"Prosesnya kan mereka tidak tahu, ketika saya harus membagi waktu goreng makaroni sendiri dan latihan, itu benar-benar saya lakukan sendiri tahun 2015," jelas Johan.

Namun, kini usahan Johan tersebut tidak sia-sia. Bisnisnya sudah memiliki beberapa cabang dan sudah menambah bisnis baru selain Makaranoni.

"Totalnya dari semua itu, Saya kan ada bisnis Makaroni Huh-hah, Seblak, Thai Tea, Furniture Custom. Ada 7 cabang yang Makroni, 1 Thai Tea, sekitar 12-13 lah semuanya," katanya.

 

Tulisan ini merupakan liputan khusus reporter Bolatimes.com, Andiarsa Nata.

Load More