Rauhanda Riyantama
Suporter PSIS Semarang. (Instagram/@psisfcofficial)

Bolatimes.com - Sepak bola tentu lekat dengan suporter. Bukan tanpa alasan suporter memiliki tempat tersindiri bagi suatu klub, tak hanya di Indonesia tetapi di seluruh penjuru dunia.

Namun para suporter ini memiliki masing-masing tujuan ketika memutuskan datang ke stadion, tak hanya sekadar menyaksikan pertandingan.

Mulai dari mencari hiburan, mendukung klub kesayangan atau memperlihatkan sikap politik tertentu, dari situlah banyak bermunculan jenis-jenis suporter.

Baca Juga:
Tak Heboh, Warga Amerika Serikat Biasa Saja Ketemu Lionel Messi di Supermarket

Lantas ada berapa jenis suporter yang ada di dunia? berikut ini beberapa di antaranya jenis suporter tersebut.

1. Ultras

Ultras merupakan kelompok suporter yang terbilang ekstrem, muncul di akhir tahun 1960-an dari kelompok pendukung klub-klub Italia.

Baca Juga:
Indonesia Kalah Gercep, Timnas Vietnam Sudah Umumkan Agenda TC Persiapan Piala AFF U-23 2023

Awalnya membentuk semacam geng yang menempati tribun berdiri di belakang gawang dengan nama Brigade atau Fedayeen atau juga Comanndo.

Kelompok yang identik dengan gaya penampilan serba hitam, memakai scraft dan jaket hoodie, selalu berdiri dan terus menyanyikan chant sambil mengibarkan bendera.

Ultras cenderung memiliki sikap politik, dengan menuliskan aspirasi pada spanduk-spoanduk yang terpasang di stadion.

Baca Juga:
Mengenal Banten International Stadium, Bisa Jadi Alternatif Venue Piala Dunia U-17

Kelompok yang terorganisir dengan sangta baik meski terkadang lebih bersifat anonim yang tak segan memprotes klub jika menerapkan kebijakan tak menguntungkan.

2. Casual/Hooligan

Casual dan hooligan sebenarnya dua kelompok berbeda, hooligan muncul di antara tahun 1960-an merujuk pada supporter Inggris yang melakukan tur ke luar kota mendukung tim pujaan.

Baca Juga:
Profil Rudy Golden Boy, Mantan Atlet MMA yang Lumpuhkan Pemobil Ugal-ugalan

Beberapa nama hooligan yang terkenal seperti Gooners, The Herd, Villa Hardcore, Zulu's Army, Headhunters, The Army dan The Urchins.

Para suporter ini memiliki tradisi 'away day' alias mengawal tim kesayangan ke luar kota, bagi sebagian orang perilaku hooligan cenderung urakan.

Suka minum-minum hingga melakukan kerusuhan, aksi fanatisme yang berujung memakan korban dengan insiden penusukan antar kelompok hooligan.

Termasuk di antaranya terjadi pada tragedi Heysei dan Hilsborough, sementara Casual muncul setelah pemerintah Inggris resmi melarang kegiatan hooliganisme.

Antara tahun 1958 hingga 1990, kebijakan larangan hooliganisme sebagai respons tragedi Hilsborough di tahun 1985.

Casual merujuk pada kelompok suporter yang datang ke stadion dengan pakaian kasual alih-alih mengenakan kostum dan identitas klub.

Mereka cenderung lebih suka memakai celana jeans, kaos, jaket parka hingga sepatu senakers, merupakan budaya populer di masa itu.

Dalam perkembangannya casuals juga memiliki kedekatan dengan subkultur lain, seperti musik rock n roll, fesyen hingga geng motor.

3. Mania

Mania sering kali digunakan kelompok suporter Indonesia, seperti Jakmania, Bonekmania atau Aremania.

Menurut KBBI, mania diartikan sebagai gangguan jiwa dengan ciri gejala  kemarahan, kegelisahan, kekalutan hingga kebingungan berlebih.

Namun secara terminologi mania bisa diartikan sebagai kegembiraan yang dimanifestasikan oleh hiperaktivitas mental dan fisik.

Dapat juga berarti antusiasme yang berlebihan dan kadang tidak beralasan, itulah bentuk kecintaan suporter Indonesia terhadap klub mereka.

Rela melakukan segalanya demi mendukung klub di stadion, mulai dari rela bolos sekolah atau kerja, mengumpulkan uang untuk sewa bus atau kereta untuk laga away.

4. Keluarga

Suporter keluarga biasanya memilih pertandingan sepak bola, datang ke stadion bersama keluarga bahkan mengajak anak kecil mereka.

Momen ini sering diabadikan mereka lewat foto-foto di dalam stadion, kebersamaan yang dicari lewat tontonan pertandingan sepak bola.

Kontributor: Eko
Load More