Rauhanda Riyantama
Ban Kapten One Love. (Instagram/officialknvb)

Bolatimes.com - Melihat kembali deretan protes paling kontroversial di Piala Dunia, menyusul aksi tutup mulut yang ditunjukkan Timnas Jerman di edisi 2022 ini.

Piala Dunia 2022 saat ini telah memasuki babak-babak akhir dan menyisakan empat pertandingan saja, yakni dua laga semifinal, satu laga perebutan tempat ketiga, dan satu laga final.

Meski akan berakhir dalam waktu dekat, edisi kali ini diyakini takkan terlupakan begitu saja, menyusul banyak diwarnai aksi-aksi unik yang melibatkan negara peserta.

Baca Juga:
Jumpa Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Mano Polking Siapkan Senjata Rahasia

Aksi unik negara peserta di Piala Dunia 2022 ini terlihat dari aksi tutup mulut Timnas Jerman yang ditunjukkan saat melakoni laga perdananya melawan Jepang (23/11).

Sebelum duel perdana grup E Piala Dunia 2022 itu, 11 pemain Jerman yang bertanding melakukan aksi tutup mulut saat sesi foto sebelum bertanding.

Potret pemain Timnas Jerman melakukan gerakan tutup mulut jelang lawan Jepang di Piala Dunia 2022. (AFP)

Aksi tutup mulut ini karena adanya larangan FIFA bagi setiap negara yang ingin mengenakan ban kapten pelangi atau ‘One Love’ untuk mendukung LGBTQ+.

Baca Juga:
Fakta-fakta Menarik Semifinal Piala Dunia 2022, Juara Bertahan Ditantang Maroko

Aksi tutup mulut Jerman ini kemudian menjadi perbincangan. Sebab, aksi seperti ini bukanlah kali pertama yang terjadi di Piala Dunia.

Sepanjang sejarah Piala Dunia, banyak aksi protes yang dilakukan negara maupun orang ataupun konfederasi untuk mengkritisi aturan-aturan yang berlaku.

Lantas, apa saja deretan aksi protes yang pernah dilakukan sepanjang perhelatan Piala Dunia? Berikut daftarnya.

Baca Juga:
Gagal Penalti saat Hadapi Prancis, Harry Kane Alami Tekanan Batin

1. Aksi Protes Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF)

Aksi protes pernah hadir pada babak Kualifikasi Piala Dunia 1966 yang melibatkan Konfederasi Sepak Bola Afrika atau CAF.

Aksi protes ini dilakukan dengan cara memboikot seluruh pertandingan babak kualifikasi yang bergulir pada tahun 1964.

Baca Juga:
Sadar Sudah Berumur, Hendra/Ahsan Tak Pasang Target Muluk-muluk di 2023

Usut punya usut, protes ini dilancarkan karena CAF tak terima dengan perlakuan FIFA yang membuat aturan tiga pemenang putaran kedua di zona Afrika harus melakoni babak Playoff kontra wakil Asia.

2. Aksi Protes Portugal dengan Cara Mengalah

Pada Piala Dunia 1986, Timnas Portugal pernah melakukan aksi protes dengan cara mengalah agar cepat tersingkir dari ajang empat tahunan itu.

Aksi protes ini dilakukan Portugal menyusul buruknya fasilitas yang diterima Selecao das Quinas, seperti tempat latihan dan minimnya bayaran yang diterima pemain.

Hal ini membuat para pemain pun tak bermain dengan totalitas, dan membiarkan dirinya kalah agar pulang lebih cepat dan tersingkir di fase grup.

3. Aksi Mogok Pemain Prancis

Nicolas Anelka saat tampil membela Prancis di Piala Dunia 2010. (AFP)

Aksi protes juga berlangsung di Piala Dunia 2010. Kali ini, Prancis yang melakukan aksi protes dengan cara melakukan aksi mogok.

Aksi mogok ini dilakukan para pemain Prancis menyusul adanya konflik internal di tubuh tim pada saat Piala Dunia 2010 berlangsung.

Saat itu, Nicolas Anelka dicoret dari tim dan Patrice Evra selaku kapten dicap pengkhianat. Hal ini membuat para pemain Prancis mogok latihan.

4. Aksi Protes Uruguay

Uruguay selaku juara Piala Dunia 1930 melancarkan aksi protes dengan absen dari gelaran di edisi selanjutnya, yakni pada 1934.

Protes ini dilancarkan karena pada Piala Dunia 1930 atau Piala Dunia pertama di Uruguay, tak banyak kontestan yang berpartisipasi dari Eropa.

Saat Piala Dunia 1934 berlangsung di Italia, Uruguay mogok dengan tak ikut berpartisipasi sebagai bentuk balas dendam terhadap kontingen Eropa.

5. Aksi Protes ke Vladimir Putin

Di Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia, muncul sebuah aksi protes terhadap sosok Vladimir Putin dari musisi punk bernama Pussy Riot.

Saat itu, sang musisi mencoba masuk ke lapangan di partai final antara Prancis vs Kroasia dengan beberapa orang lainnya dan membentangkan poster.

Aksi protes dengan masuk lapangan dan membentangkan protes ini ditujukan ke Vladimir Putin selaku Presiden Rusia untuk menarik atensi terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di negara itu.

Kontributor: Felix Indrajaya
Load More