Galih Priatmojo | Andiarsa Nata
Mantan Pemain PSIM Yogyakarta, Johan Arga (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

Lebih Passion di Bidang Bisnis

Koran-koran yang memberitakan Johan Arga saat masih menjadi pesepak bola (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

 

Mungkin tidak banyak orang yang tahu, pada tahun 2010, ternyata saat Johan Arga tengah meniti karier sepak bolanya bersama PSIM, besamaan dengan itu juga bekerja di PT. Kereta Api Indonesia (KAI) dengan status pegawai tetap.

Akan tetapi, bekerja di tempat yang bisa dikatakan sudah terjamin seperti PT. KAI seperti tak membuat Johan betah. Ia justru memutuskan untuk mengundurkan diri dan memilih fokus untuk menjadi pesepak bola.

Sambil bermain bola, di sinilah Johan memulai bisnis kecil-kecilan yang membuatnya ketagihan.

"Jadi memang passion saya itu selain sepak bola itu bisnis. Saya dulu itu pernah kerja di PT. KAI, pegawai tetap. Dulu itu masih aktif sepak bola, dua-duanya aktif. Waktu itu gajinya lebih dari PSIM," tutur Johan.

"Tapi waktu itu saya memutuskan untuk resign dan benar-benar fokus ke sepak bola. Tidak ada alasan lain waktu itu saya hanya ingin fokus, walaupun orang tua pada saat itu sempat nangis,"

"Ternyata memang tidak ketemu passion menjadi seorang pegawai. Setelah itu coba jualan kecil-kecilan sepatu bola gitu, ternyata enak. Terus ternyata nagih bisnis itu nagih," sambungnya.

Sepak Bola dan Bisnis

Koran-koran yang memberitakan Johan Arga saat masih menjadi pesepak bola (Bolatimes.com/Andiarsa Nata)

 

Salah satu orang yang mempengaruhi Johan Arga secara tidak langsung untuk terjun ke dunia bisnis adalah sang Ibu. Johan mengaku sepak bola mungkin diturunkan oleh Bapak yang diketahui suka olahraga, akan tetapi untuk bisnis, Ibu Johan memang sudah terjun menggeluti berbagai usaha.

"Kalau yang bola sih orang tua memang suka olahraga, terutama Bapak. Cuman yang tidak ke bola, lebih ke voli tapi kan intinya suka olahraga. Jadi kenal olahraga itu ya senang, tapi ya jatuhnya di sepak bola. Terus akhirnya Krisna (adik Johan Arga) ikut-ikutan kakaknya ke sepak bola," ujar Johan.

"Kalau bisnis itu turunnya dari Ibu, jadi kalau olahraga dari Bapak bisnis dari Ibu. Ibu itu memang orangnya ulet, walaupun bukan bisnis sih sebenarnya tapi usaha. Ini pun sebenarnya bukan bisnis, saya bilang usaha. Ibu itu dulu usahanya banyak, gonta-ganti tapi Ibu itu ulet gitu lho. Jadi turun dari Ibu kalau itu (bisnis)," pungkasnya.

Musibah Menjadi Barokah

Johan Arga mengatakan bisnisnya saat ini akibat musibah ketika PSSI dibekukan oleh pemerintah. Kejadian itu lah yang membuatnya harus memutar otak untuk mencari uang dengan cara lain selain menjadi pesepak bola.

Tidak ada orang lain yang mempengaruhi Johan secara langsung untuk berbisnis. Ia hanya membaca buku-buku bacaan tentang pebisnis Indonesia yang sukses, yakni Bob Sadino. Nampaknya itu lah yang mendorongnya untuk terjun ke dunia bisnis.

"Kalau saya bilang ini musibah menjadi barokah. Musibahnya waktu itu PSSI dibekukan, saya dan mungkin ya dirasakan juga oleh pesepak bola lainnya waktu itu harus memutar otak untuk mencari uang. Akhirnya ketemu ini lah ini, yang cocok ternyata ini jodoh saya bisnis ini, kuliner ternyata," ucapnya sambil tertawa.

"Dulu kecil-kecilan, mulai online dulu, saya anter order dulu. Jadi yang beli ya dari kalangan suporter aja. Mereka beli ya mungkin buat ketemua aja. Sampai akhirnya yang benar-benar fokus ya keluar dari sepak bola. Ada modal dah mulai coba buka," lanjutnya menambahkan.

Load More