Galih Priatmojo
Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, usai menerima kekalahan dari Manchester City. (Oli Scarff/AFP).

3. Pertahanan Keropos

Optimisme sempat membuncah setelah Man United menorehkan clean sheet pada laga pembuka Liga Inggris musim ini.

Namun pertahanan Man United kembali rapuh di tiga laga setelahnya, sebagaimana gawang David De Gea kebobolan empat gol!

Kedatangan centre-back Harry Maguire dari Leicester City yang memecahkan rekor transfer bek, serta fullback Aaron Wan-Bissaka dari Crystal Palace dengan harga yang juga wah, pun seperti menjadi sia-sia belaka.

Fakta buruk lainnya, Man United kini hanya menorehkan sebiji clean sheet dari 19 laga pamungkas mereka di semua ajang!

4. Tak Lagi Sering 'Menang Jelek'

Di rezim Sir Alex Ferguson, Man United dikenal sebagai tim yang kerap 'winning ugly' alias 'menang jelek’, di mana tim tetap konstan meraih kemenangan meski dengan skor tipis dan juga bermain buruk di sepanjang laga.

Predikat tim yang pantang menyerah pun melekat, sebagaimana The Red Devils kerap mendapatkan gol kemenangan di menit-menit akhir pertandingan yang kemudian melahirkan istilah 'Fergie Time'.

Namun post-Sir Alex, trademark tersebut seakan menghilang, terlebih di rezim Solskjaer ini.

Ekspresi kekecewaan manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer pada laga leg kedua perempatfinal Liga Champions 2018/2019 kontra Barcelona di Camp Nou, Rabu (17/4/2019) dini hari WIB. [LLUIS GENE / AFP]

Kerap menguasai pertandingan dan sejatinya memiliki banyak peluang bagus untuk bikin gol, faktanya Man United arahan Solskjaer kini hanya mencatatkan tiga kemenangan dari 16 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi!

Statistik yang satu ini terbilang mengerikan. Jika ini terus berlanjut, bukan tak mungkin pelatih berusia 46 tahun itu kehilangan jabatannya sebagai gaffer Man United dalam waktu dekat.

5. Tumpulnya Lini Serang

Seakan belum cukup, statistik lainnya menujukkan bahwa Man United bisa mencetak lebih dari satu gol dalam suatu pertandingan, hanya di tiga kesempatan dalam 16 pertandingan terakhir mereka di semua ajang.

Seperti diklaim The Athletic, Solskjaer sendiri baru-baru ini merasa kecewa berat melihat performa dua penyerang mudanya, Marcus Rashford dan Anthony Martial.

Yang membuat kecewa Solskjaer adalah kurangnya kemampuan Rashford dan Martial dalam mencetak gol-gol 'poaching'. Ya, dalam hal ini, eks pelatih Molde dan Cardiff City itu disebut kecewa soal aspek pemanfaatan peluang.

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer (kiri). [Oli SCARFF / AFP]

Seperti diketahui, Solskjaer telah melepas Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez ke Inter Milan pada bursa transfer musim panas 2019 ini.

Tak mendatangkan pengganti, stok penyerang tengah Man United saat ini pun tinggal Rashford dan Martial.

Sementara penyerang jebolan akademi klub, yakni Mason Greenwood yang baru berusia 17 tahun, praktis masih belum bisa terlalu diandalkan.

Disebutkan The Athletic, Solskjaer kecewa lantaran melihat Rashford dan Martial kurang memiliki 'insting pembunuh' sebagai seorang striker alias kurang oportunis.

Seperti diketahui, Solskjaer sendiri merupakan mantan penyerang haus gol Man United, di mana ia sempat membela panji The Red Devils sebagai pemain pada periode yang cukup lama, yakni 1996-2007.

Load More