Rauhanda Riyantama
Hugh McLenahan. (Twitter/@Canerisb)

Bolatimes.com - Bicara bursa transfer, meski baru akan dibuka pada Januari 2022 untuk musim dingin, pergerakan klub mengincar pemain sudah mulai menggeliat.

Nah, dalam proses perpindahan pemain sepak bola di bursa transfer lazimnya digunakan dengan nilai mata uang. Namun, nyatanya ada dalam kisah transfer yang justru melibatkan hal-hal aneh.

Berikut Bolatimes merangkum sejumlah transfer perpindahan pemain yang justru tak menggunakan nilai mata uang, melainkan bahan makanan.

Baca Juga:
3 Peluang Rotasi Timnas Indonesia U-23 vs Australia U-23 di Leg Kedua

1. Daging Babi

Pada musim 1998, klub asal Rumania, Jiul Petrosani, pernah menjual pemainnya ke Valcea dengan imbalan daging babi. Saat itu pihak klub mendapatkan 500 kilogram daging babi dari penjualan pemain tersebut.

Adapun, daging itu pun lantas dijual kemudian uangnya digunakan untuk membayar gaji pemain lain yang masih ditunggak oleh pihak klub.

Baca Juga:
Liverpool Diminta Tak Usah Gegabah soal Kontrak Baru Mohamed Salah

2. Es Krim

Pada era 1928, Manchester United pernah membeli seorang pemain dengan es krim. Pemain tersebut adalah Hugh McLenahan.

Pada waktu itu, McLenahan adalah seorang pemain berusia 18 tahun. Usut punya usut dirinya adalah pedagang es krim yang buruk dalam hal finansial.

Baca Juga:
5 Pemain Top yang Kalah di Final Liga Champions & Piala Dunia di Tahun Sama

MU yang kepincut dengan McLenahan memanfaatkan kondisi tersebut untuk membujuk sang pemain bergabung dengan mereka. Bahkan, manajer MU saat itu, Louis Rocca menghadiahi McLenahan dengan satu lemari pendingin penuh es krim untuk dijual.

3. Minyak Zaitun

Pada Agustus 2017, pemain asal Ghana Mohammed Sumaila mau membela klub amatir Turki, Yorukalispor.

Baca Juga:
Akui Dirinya Gay, Josh Cavallo Banjir Dukungan

Usut punya usut, dirinya  tak keberatan mendapatkan bahan dapur daripada uang. Mengapa?

Sumaila nyatanya tak dibayar dengan uang melainkan dibayar dengan 10 liter minyak zaitun. Dan dari penuturannya, dirinya tak keberatan.

Kontributor: Kusuma Alan
Load More