Galih Priatmojo
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juara Indonesia Open 2018. Di final, Owi/Butet—sapaan akrab mereka—mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). [Humas PBSI]

Bolatimes.com - Terhitung seusai jadi runner up Indonesia Master awal tahun lalu, sudah enam bulan Liliyana Natsir menjalani masa pensiunnya sebagai pebulutangkis. 

Kendati tak lagi aktif sebagai atlet, namun hidup Liliyana Natsir tak pernah bisa sepenuhnya lepas dari dunia yang telah membesarkan namanya itu.

Infografis Liliyana Natsir. [Suara.com/Aldie Syaf Bhuana]

Terbukti ia pun menyempatkan diri hadir ke Istora Senayan, Jakarta untuk menonton pagelaran Indonesia Open 2019 yang saat ini tengah berlangsung.

Baca Juga:
Begini Doa Bek Liverpool yang Dukung Persija Kalahkan PSM Makassar

Kedatangannya ke Indonesia Open 2019 guna melepas rindu di turnamen yang telah empat kali dijuarainya itu.

Pertama saat ia berpartner dengan Nova Widianto di sektor ganda campuran tahun 2005.

Liliyana Natsir (kanan) saat masih berpasangan dengan Nova Widianto. [AFP/Noah Seelam]

Tiga tahun kemudian, Liliyana Natsir kembali mengukir namanya di daftar para juara Indonesia Open. Saat itu ia menjadi juara di sektor ganda putri bersama tandemnya, Vita Marissa.

Baca Juga:
Hendra/Ahsan ke Semifinal Indonesia Open Usai Singkirkan Juara Asia

Dua gelar berikutnya ia raih saat duet bersama Tontowi Ahmad. Pasangan emas ini meraihnya secara berturut-turut, yakni tahun 2017 dan 2018.

Kini, Liliyana Natsir hanya bisa menyaksikan gelaran Indonesia Open 2019 dari pinggir lapangan.

Perempuan 33 tahun yang akrab disapa Butet ini pun merasa kikuk melihat pertandingan Indonesia Open 2019 dari bangku penonton.

Baca Juga:
Barcelona Sodorkan Enam Pemain plus Rp 1,5 miliar Demi Neymar

Pasangan ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad saat pertandingan final Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Seperti apa kekikukannya? Dan bagaimana dia melihat mantan partnernya—Tontowi Ahmad—yang kini harus berjuang dari nol dengan duet barunya, Winny Oktavina Kandow?

Berikut petikan wawancara dengan Liliyana Natsir saat ditemui di ajang Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta.

1. Bagaimana perasaannya kembali ke Istora Senayan untuk pertama kalinya tapi tidak lagi sebagai atlet?

Baca Juga:
Jan Vertonghen Musim Ini Tak Lagi Berseragam Tottenham Hotspur

Ya memang rasanya beda ya. Waktu masih menjadi atlet itu seminggu atau sebulan sebelumnya sudah persiapan. Apalagi main di sini, pasti ingin yang terbaik.

Terus kegiatanya kan cuma dari hotel ke hall, tempat latihan. Cuma sekarang bedanya lebih rileks. Mepet-mepet datang, nonton siapa tinggal pilih, duduk manis nonton, tidak harus persiapan.

Saya salut juga sama penonton di Istora ini. Saya saja nonton baru berapa jam saja pegal, capek belum campur tegang, karena ingin wakil-wakil Indonesia menang. Rasanya apa ya, "Oh ternyata seperti ini ya jadi penonton".

Saya salut juga sama penonton yang stand by sejak pagi, mengantre beli tiket, nonton sampai malam.

Kalian luar biasa, karena saya baru merasakan. Selama ini jadi atlet yang kita pikirkan persiapan. Ternyata jadi penonton juga capek.

2. Mungkinkah dengan kehadiran Anda di Istora Senayan justru membebani pemain?

Enggak sih. Kalau ambil negatifnya jadi beban. Kalau disuport kan ambil positifnya ditonton langsung. Tergantung dia menyikapinya.

Tapi kalau positifnya, disuport nih oleh Cik Butet, dia menonton langsung. Mungkin Cik Butet bisa memberi masukan kelebihan dan kekurangannya seperti apa.

Kadang-kadang kalau tak formal ketemu kan saya sering ngasih pengalaman kalau ketemu.

3. Artinya respons mereka baik dengan ditonton Anda secara langsung?

Responnya sih baik. Terutama mantan partner saya yang narsis itu loh (Tontowi). Dia justru kalau ditonton terus senang.

Enggak tahu ya, saya lihat kalau Owi berhasil mencetak poin atau apa di pertandingan Indonesia Open 2019, dia suka melirik, terus tadi menang dia itu dadah-dadah (ke saya).

Wah saya bilang, "Wah nih Owi meledek, songong dia, meledek nih".

4. Bicara tentang ganda campuran Indonesia. Sektor tersebut masih kerap diidentikan dengan sosok Liliyana Natsir. Bagaimana Anda menyikapi hal itu?

Karena mungkin pecinta bulutangkis belum move on. Ya, wajar kadang-kadang juga saya masih ikut ditandai juga.

Kesel sih enggak, cuma saya jadi baca, oh, mungkin ekspetasinya tinggi ya waktu Tontowi/Liliyana saat main, dan sampai sekarang masih kangen lah.

Tapi saya pikir cepat atau lambat dengan prestasinya Tontowi/Winny yang sudah sampai sekarang masuk delapan besar, lama-lama akan move on.

Jadi biar waktu yang menjawab.

5. Tapi Anda sendiri sudah move on dari Tontowi?

Sudah sih. Saya juga sudah jarang ke pelatnas, malah hampir tak pernah. Makanya banyak yang bilang sombong nih.

Memang sudah move on sih. Cuma maksudnya kadang-kadang kasihan sama Winny-nya karena kerap dibandingkan dengan saya.

Untung anaknya sedikit cuek kan, cuma kalau enggak cuek kan pasti baper juga.

Saya berharap ke depannya dia bisa lebih baik dengan Tontowi dan tunjukan bahwa dia layak diandalkan.

6. Bagaimana dengan Tontowi? Apakah Anda melihat dia juga sudah bisa move on?

Ya sejujurnya menurut saya dia belum terlalu move on. Dia berusaha keras menutupinya.

Tapi saya lihat sih sejauh ini melihat dia main di lapangan dia sudah bisa jadi leader.

Bisa buat winny tenang. Jadi saya pikir cukup baik.

7. Bagaimana Anda melihat progres Tontowi/Winny?

Hasilnya lumayan ya, bisa masuk delapan besar di beberapa turnamen. Tapi memang belum bisa sampai juara. Tapi saya bilang kan butuh proses.

Yang penting Tontowi sabar, mau membimbing Winny. Tontowi jangan berpikir bahwa saat dengan saya bisa juara terus, dan mau hasil itu cepat-cepat saat bersama Winny.

Ingin boleh, tapi lihat Winny dan prosesnya. (Bersambung)

Load More