Bolatimes.com - Manajer Everton, Marco Silva, menilai tak sepantasnya Jurgen Klopp dijatuhi hukuman oleh FA (Federasi Sepak Bola Inggris). Menurutnya, apa yang dilakukan oleh arsitek Liverpool itu adalah hal yang lumrah.
Jurgen Klopp resmi mendapat hukuman dari FA atas selebrasi berlebihan ketika Liverpool memetik kemenangan tipis 1-0 atas Everton pada pekan ke-14 Liga Primer Inggris musim 2018/2019 di Stadion Anfield, Minggu (2/12/2018). Ia berlari ke tengah lapangan untuk memluk Alisson Becker, padahal laga tersebut belum selesai.
Atas tindakan tersebut, nakhoda 51 tahun itu dijatuhi hukuman denda senilai 8.000 poundsterling atau setara dengan Rp146 juta. Jurgen Klopp pun ikhlas dengan sanksi tersebut.
''Saya tak bisa menghindarinya. Kalau Anda melanggar aturan, Anda harus dihukum. Terakhir kali saya melakukannya 14 tahun lalu. Saya bisa bilang itu takkan terjadi lagi,'' kata Klopp seperti dilansir Mirror.
''Kalau tak ada aturan, maka para manajer akan secara konstan merayakan di lapangan. Saya tak merasa semua orang beprikir itu sepenuhnya salah. Itu terjadi, ada hukuman, saya akan membayarnya, tak ada masalah,'' imbuhnya.
Meski demikian, dukungan justru datang dari Marco Silva, manajer Everton yang menjadi lawan Jurgen Klopp di lapangan. Bagi pelatih asal Brasil itu, tak seharusnya diberikan sanksi.
''Di momen itu, saya tak melihat apa yang dilakukan Juergen. Tentu saja itu momen kebahagiaan untuknya dan bukan untuk saya. Sekarang saya sudah melihat kejadiannya dan bagi saya itu tak masalah. Itu adalah emosi dari permainan, situasi normal. Dia merayakan sesuatu. Itu jelas bukan sesuatu yang sudah dia rencanakan. Saya tak tahu juga kalau kami mencetak gol di momen itu, apa reaksi saya,'' kata Silva, dikutip dari Sky Sports.
''Saya tak tahu apakah saya akan berlari ke Jordan (Pickford), apakah saya akan menuju ke fan, atau akan bertahan di posisi yang sama. Itu sesuatu yang tak pernah bisa saya katakan ke Anda,'' lanjutnya.
''Kalau Anda tanya ke saya, saya rasa dia (Klopp) tak seharusnya dihukum. Tapi FA harus memutuskan apa aturannya. Di momen itu, pelatih atau manajer tak bisa berpikir soal ada hukuman atau tidak. Itu momen yang memungkinkan untuk merayakan,'' tutur arsitek 41 tahun itu menutup.
Berita Terkait
-
Liverpool Siap Rekrut Marc Guehi: Crystal Palace Terpojok di Bursa Transfer
-
Muda dan Berbakat, Giovanni Leoni Jadi Target Transfer Panas Liverpool
-
Leeds United Perkuat Lini Depan, Calvert-Lewin Segera Jalani Tes Medis
-
Kamu Akan Dirindukan! Surat Cinta Mohamed Salah untuk Darwin Nunez
-
Arne Slot Wanti-Wanti Liverpool: Perbaiki Pertahanan Jelang Duel Lawan Bournemouth
-
Omongan Pedas Carragher: Alexander Isak Datang, Liverpool Belum Tentu Juara
-
Jack Grealish ke Everton: Pinjaman Mahal yang Bisa Jadi Transfer Permanen
-
Alexander Isak Meledak! Janji Tak Akan Pernah Main Lagi untuk Newcastle
-
Rp1,1 Triliun Jadi Taruhan, Everton Yakin Jack Grealish Bisa Bersinar Lagi?
-
Dari Austria ke London, Perjalanan Oliver Glasner Menuju Singgasana Wembley
Terkini
-
Here We Go! Eks Rekan Ole Romeny Jadi Senjata Baru PSIM Yogyakarta
-
Mario Lemos Kirim Pesan Perang untuk Persib: Kami Tak Akan Mundur!
-
Antonio Conte Sindir PSG Soal Belanja Gila-Gilaan: Kami Pilih Jalan Berbeda
-
Tudor Murka! Bela Mati-Matian Vlahovic dari Ejekan Suporter Juventus
-
Dari Blunder Fatal ke Pahlawan Adu Penalti: Debut Penuh Drama Lucas Chevalier
-
Transfer Fantastis! Malick Thiaw Gabung Newcastle dengan Harga Selangit
-
Debut Langsung Juara! Luca Chevalier Buktikan Depak Donnarumma Keputusan Tepat
-
Lucas Chevalier, Kiper Bergaya Playmaker yang Antar PSG Juara Piala Super Eropa
-
Lucas Chevalier Jadi Pahlawan! PSG Raih Piala Super Eropa Pertama
-
Kamu Akan Dirindukan! Surat Cinta Mohamed Salah untuk Darwin Nunez