Rauhanda Riyantama
Wesley Sneijder menjalani laga terakhir bersama timnas Belanda (twitter.com/OnsOranje)

Bolatimes.com - Timnas Belanda memiliki jersey dengan warna berbeda dari bendera negaranya. Hal ini mungkin menimbulkan tanda tanya, berikut alasan jersey Timnas Belanda warna oranye.

Belanda menjadi salah satu kekuatan sepak bola di Eropa dan dunia berkat gaya bermain Total Football dan gelar bergengsi yang pernah diraihnya.

Selain itu, sederet pemain ternama di dunia si kulit bundar pun lahir dari negara yang memiliki luas lebih dari 41 ribu km persegi tersebut.

Baca Juga:
Mengenang Davide Astori, Kapten Fiorentina yang Meninggal kala Tertidur

Belanda sendiri memiliki sejarah panjang di sepak bola. Tercatat, pertandingan internasional resmi perdana yang dilakoni De Oranje sendiri dilakoni pada 30 April 1905.

Pertandingan resmi di pentas internasional yang dilakoni Belanda sendiri terjadi di turnamen bernama Coupe Vanden Abeele yang digelar di Antwerp, Belgia.

Sedangkan pertandingan resmi di kancah Piala Dunia dilakoni Belanda pada tahun 1934 di Italia. Kelak, di ajang ini De Oranje menorehkan rekor cukup tragis yakni tak pernah menang kendati lolos ke final sebanyak tiga kali.

Baca Juga:
Anya Geraldine Pamer Punggung di Tepi Kolam Renang, Netizen: Spek Bidadari

Nama besar Belanda di sepak bola sendiri didapatkan di tahun 1970 an lewat gaya bermain yang dikenal sebagai Total Football yang dimotori Playmaker legendaris yakni Johan Cruyff.

Berkat permainan Total Football tersebut, Belanda lolos sebanyak dua kali ke final Piala Dunia yakni 1974 dan 1978. Meski begitu, era di 70 an ini tak membawa gelar bagi De Oranje.

Johan Cruyff semasa membela Timnas Belanda. (STF/AFP).

Gelar internasional untuk Belanda baru mampi satu dekade kemudian tepatnya di Euro 1988 kala De Oranje diasuh oleh Rinus Michels.

Baca Juga:
Dikalahkan Belgia, Portugal Ciptakan Rekor Paling Buruk di Euro

Berbicara sejarah Belanda tentu tak hanya berupa gaya bermain, prestasi, dan sederet pemainnya. Ada sejarah lainnya yang menarik untuk dikulik, yakni tentang jersey atau seragam berwarna oranye yang digunakan De Oranje.

Asal Usul Penggunaan Warna Oranye sebagai Jersey Timnas Belanda

Pada umumnya, warna utama jersey sebuah tim nasional identik dengan warna bendera negara tersebut. Sebagai contoh ada Indonesia dengan seragam khas Merah Putih yang mengadopsi Sang Saka Merah Putih.

Baca Juga:
Profil Arema, Akankah Mampu Segera Akhiri Dualisme Klub?

Hal ini nyatanya tak berlaku untuk Belanda. Dengan warna bendera negara yakni merah, putih dan biru, tim De Oranje malah menggunakan seragam berwarna oranye. Kok bisa?

Warna oranye yang menjadi warna kebesaran timnas Belanda sendiri diadopsi dari William van Oranje yang dikenal sebagai Bapak Bangsa Belanda.

Corak oranye ini digunakan olehnya saat ketika memimpin perang kemerdekaan melawan Spanyol pada tahun 1568 hingga 1648.

Oranye sendiri merupakan salah satu dari tiga bagian warna bendera yang dikibarkan oleh pengikut gerakan pemberontakan Spanyol.

Jadi, warna resmi Belanda tersebut sebelumnya adalah oranye, putih, dan biru sesuai dengan warna yang digunakan panji saat perang kemerdekaan melawan Spanyol.

Namun pada 1937, warna oranye pada bendera Belanda resmi diganti dengan warna merah sehingga menjadi merah, putih, biru seperti yang dikenal saat ini.

Atas alasan tersebut, timnas sepak bola Belanda menggunakan warna oranye itu. Tak hanya di sepak bola, tim dari cabang olahraga lain pun juga mengenakan warna oranye.

Lalu penggunaan logo Singa sebagai emblem sendiri tak lepas dari fakta bahwa Singa merupakan simbol atau lambang resmi kerajaan Belanda. Simbol Singa itu pun juga dipakai oleh Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (KNVB).

Sebagai tambahan, meski warna oranye di bendera telah digantikan warna merah, warna oranye tersebut tetap dikibarkan masyarakat Belanda pada hari libur umum yang berkaitan dengan keluarga kerajaan.

Bendera berwarna merah, putih, dan biru itupun akan dikibarkan bersama sehelai panji berwarna oranye di saat hari libur yang berkaitan dengan keluarga kerajaan.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Load More