Rauhanda Riyantama | Muhammad Ilham Baktora
Mendiang ikon tinju legendaris dunia, Muhammad Ali, saat menghadiri gala premier pemutaran film yang mengangkat tema kehidupannya di Washington DC, Amerika Serikat, 17 Desember 2001. [AFP/Mike Theiler]

Bolatimes.com - Petinju legendaris asal Amerika Serikat, Muhammad Ali pernah melakukan hal yang tak disangka-sangka usai memutuskan pensiun. Petarung berjuluk The Greatest ini menemui langsung Saddam Husein untuk membebaskan warga Amerika Serikat yang disandera di Irak.

Ali dikenal sebagai bintang petinju Amerika Serikat yang menyabet tiga kali juara kelas Heavyweight. Di balik kesuksesan di atas ring tinju, pria yang telah wafat di usia 74 tahun ini menyimpan beberapa kisah menarik. Salah satunya upaya pembebasan 15 warga AS yang disandera oleh rezim Saddam Husein di Irak tahun 1990.

Kala itu Saddam Husein menyandera ribuan tahanan dari berbagai negara, seperti AS, Inggris hingga Prancis yang tinggal di Irak. Parahnya, tahanan-tahanan tersebut menjadi tameng manusia agar militer AS tak membombardir institusi penting yang ada di Irak. Hal itu terjadi saat Irak berhasil menginvasi Kuwait.

Baca Juga:
Jelang Kick Off, Ini Link Live Streaming Arema FC Vs PSM Makassar

Melihat hal tersebut, Ali menjadi salah seorang yang nekat untuk membebaskan para tahanan. Dia terbang ke Baghdad untuk melakukan negosiasi langsung ke Saddam Husein. Dilansir dari Face2FaceAfrica, petinju yang memeluk Islam pada 25 Februari 1964 ini datang dalam keadaan kurang sehat. Ali mengidap penyakit Parkinson yang menyebabkannya sulit bergerak cepat. Tak ayal aksinya tersebut dianggap hanya mencari sensasi dan publisitas.

Meski demikian, Ali tak berhenti walau dicecar berbagai tudingan. Ia mendarat di Irak pada 23 November 1990, demi bertemu Saddam Husein. Sayangnya Saddam Husein membuat menunggu Ali, hingga mantan petinju ini kehabisan obat. Ia tak bisa bergerak.

Seorang anak berdoa untuk mendiang Saddam Hussein. [AFP]

Singkat cerita salah seorang penghubung Ali dari Kedubes Amerika, Vernon Nored menemukan obat yang dibutuhkan Ali, sehingga juara tinju dunia ini kembali melanjutkan misinya. Penghubung Ali dan Saddam kembali menentukan jadwal pertemuan.

Baca Juga:
Reaksi Guardiola usai DIkartu Kuning, Meludah hingga Geleng-geleng Kepala

Selama menunggu kepastian tersebut, Ali mendatangi masjid di Irak dan berdoa untuk memberi kemudahan agar misinya tersebut tak ada kendala. Seminggu setelah diputuskan waktunya, pada 29 November 1990, akhirnya Ali bertemu Saddam. Dalam pertemuan tersebut Ali bersikukuh tak akan meninggalkan Irak jika para sandera dari negaranya tak diizinkan kembali oleh Saddam Husein.

Kegigihannya tersebut membuat luluh Saddam. Ia berjanji untuk melepas para sandera sesuai permintaan Ali.

"Saya tak akan membiarkan Muhammad Ali kembali ke AS tanpa membawa warga Amerika untuk menemaninya pulang," ungkap Saddam.

Baca Juga:
Serge Gnabry, Dibuang Arsenal Kini Berjaya di Bayern Munchen

Akhirnya, Ali membawa 15 orang warga AS kembali ke tanah kelahirannya. Laporan tersebut juga menyebut jika sebelumnya PBB telah meminta Saddam membebaskan tawanan yang disandera. Namun, Saddam tak mengindahkan permintaan tersebut dan hanya Ali yang disebut berhasil melakukannya.

Pada 2 Desember 1990, Ali dan 15 orang tahanan tersebut kembali dengan selamat. Tak lama kemudian, pada 6 Januari 1991 militer AS melakukan serangan udara untuk memborbardir Irak.

Terpisah, Muhammad Ali termasuk petinju yang mengoleksi banyak prestasi sepanjang kariernya. Dia telah mengemas 56 kemenangan dan lima kali kalah. Menariknya dari 56 enam kemenangan tersebut Ali sukses menang K.O saat menghadapi lawan-lawannya.

Load More