Bolatimes.com - Petenis asal Skotlandia, Andy Murray mengkritisi Asosiasi Tenis Britania Raya (LTA). Menurutnya, LTA gagal memanfaatkan kejayaannya untuk mengembangkan olahraga tenis di kampung halamannya tersebut.
Andy Murray merupakan petenis yang pernah menjuarai turnamen Grand Slam sebanyak tiga kali pada tahun 2012, 2013, dan 2016. Petenis berusia 31 tahun itu bahkan dipuji sebagai salah satu petenis terhebat di Britania Raya.
Selain itu, Andy Murray juga pernah meraih medali emas di olimpiade ganda pada tahun 2013. Bukan hanya itu saja, ia juga menjadi petenis Britania Raya pertama yang memenangkan gelar tunggal Wimbledeon sejak 77 tahun yang lalu.
Namun, kejayaan Andy Murray selama satu dekade itu tidak dimanfaatkan dengan baik oleh negera-negara yang tergabung dalam Britania Raya, termasuk kampung halamannya Skotlandia.
"Saya tidak yakin Inggris benar-benar memanfaatkan tujuh atau delapan tahun terakhir kesuksesan yang kami miliki. Apakah itu diri saya, saudara lelaki saya, Jo (Konta), Kyle (Edmund), Piala Davis, hal-hal semacam itu, saya tidak yakin berapa banyak yang telah kami lakukan di sana," kata Andy Murray dikutip dari timesnownew.
"Saya tahu di Skotlandia bahwa tidak ada banyak lapangan tertutup yang dibangun dalam 10 tahun terakhir. Kelihatannya gila. Saya tidak mengerti mengapa demikian. Anda perlu membuat anak-anak bermain, Anda perlu memiliki fasilitas yang memungkinkan mereka untuk lakukan itu," sambungnya.
Andy Murray pun merasa sedih atas hal itu. Kejayaan yang diraihnya selama 10 tahun gagal dimanfaatkan dengan baik untuk mengembangkan olahraga tenis di negaranya.
"Dan itu menyedihkan karena bagaimana Anda bisa menumbuhkan olahraga jika Anda tidak bisa melakukannya ketika Anda memiliki salah satu bintang tenis terbesar selama 10 tahun terakhir, dan salah satu olahragawan paling terkenal di Britania Raya?," tutup Andy Murray.
Beberapa waktu lalu Andy Murray telah mengumumkan rencana pensiuannya di tahun ini sebelum turnamen Grand Slam Australian Open 2019 digelar. Andy mengatakan pertandingan di turnamen tersebut bisa jadi pertandingannya yang terakhir dalam karir profesionalnya karena sudah tidak lagi kuat bermain karena cedera di pinggul kanannya.
Berita Terkait
-
Jangan Ngaku Anak Padel, Kalau Gak Tau Istilah-istilah Ini
-
Serba Serbi Padel: Dimainkan 25 Juta Orang di Seluruh Dunia
-
5 Bintang Olahraga Ini Berencana Pensiun dari Olimpiade
-
BUBUK! Jerman Memang Keterlaluan, Andy Robertson Buka-bukaan Skotlandia Hancur di Laga Pertama Euro 2024 Grup A
-
Di Mana Laga Pembuka Euro 2024 Digelar? Ini 10 Daftar Stadion yang Digunakan
-
Jadwal Euro 2024: Duel Jerman vs Skotlandia Jadi Pembuka Matchday 1 Grup A
-
Menakar Kekuatan Grup A Euro 2024, Jerman Diprediksi Juara Grup
-
Profil Fergus Tierney, Pemain Keturunan Skotlandia yang Bakal Perkuat Timnas Malaysia U-23 di Piala AFF U-23 2023
-
Fajar/Rian Gugur di Australian Open 2023, Coach Naga Api Soroti Permainan Monoton
-
Australian Open 2023: Kalah Telak, Pram/Yere Alihkan Fokus ke China Open dan Hong Kong Open 2023
Terkini
-
Tantangan Pengangguran Muda Menguat, YES 2025 Dorong Arah Baru Ekonomi Hijau, Digital, dan Hilirisasi
-
VinFast Ubah Cara Pandang Dunia: Mobil Listrik Tak Harus Mahal untuk Andal dan Nyaman
-
Bisa Grandmaster dengan Mudah, Ini 7 Tips Push Rank Free Fire Untuk Pemula
-
Buat FOMO Padel Wajib Tahu Ini! Sistem Golden Point Bakal Kembali Diterapkan
-
Jangan Ngaku Anak Padel, Kalau Gak Tau Istilah-istilah Ini
-
Serba Serbi Padel: Dimainkan 25 Juta Orang di Seluruh Dunia
-
Kasih Vape ke Orangutan di Taman Safari, Petarung MMA Disebut Bodoh Tingkat Dewa
-
Insiden Mengerikan di Ring Tinju! Petinju Jepang Hilang Ingatan Usai KO
-
Suara.com Rayakan HUT ke-11 dengan Luncurkan Suara Hijau dan Green Media Network
-
Pimpin AFP Jawa Tengah, Muhammad Tursino Targetkan Lolos PON 2028