Rauhanda Riyantama
Ilustrasi: Pemain Borneo FC Diego Michiels (kedua kanan) memprotes keputusan wasit Sance Lawita dalam pertandingan pekan pertama Shopee Liga 1 2020 melawan Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (1/3/2020). Persija menang dengan skor 3-2. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

Bolatimes.com - Wasit merupakan salah satu elemen penting yang ada dalam dunia olahraga. Lantas, bagaimana cara untuk menjadi wasit, terutama di kancah sepak bola itu sendiri?

Peran sebagai wasit dalam dunia sepak bola merupakan peran yang sakral. Sebab, seorang wasit memiliki peran utama sebagai pengadil atau penengah di antara dua kesebelasan.

Tugas wasit pada olahraga sepak bola yakni memastikan pertandingan berjalan dengan baik dan adil serta bertanggung jawab atas pertandingan yang berlangsung.

Baca Juga:
Terkait Kans Jordi Amat dan Sandy Walsh Main di FIFA Matchday vs Curacao, Ini Jawaban Asisten Shin Tae-yong

Oleh karenanya, peran wasit menjadi peran yang begitu disorot di pertandingan, apalagi terkait keputusan-keputusan yang dikeluarkan sepanjang laga.

Banyak kasus di mana wasit kerap mengeluarkan keputusan-keputusan yang terbilang berat sebelah maupun kontroversial.

Karena keputusan berat sebelah dan kontroversial itu, para wasit kerap menjadi sasaran cemooh para penikmat sepak bola.

Baca Juga:
Soal Daftar Pemain Timnas Indonesia vs Curacao, Asisten Shin Tae-yong: Sudah di PSSI

Sebut saja nama seperti Tom Henning Ovrebo yang pernah mengeluarkan keputusan berat sebelah di leg kedua semifinal Liga Champions 2008/2009 antara Chelsea vs Barcelona.

Karena keputusannya yang merugikan Chelsea itu, dirinya menjadi sasaran para penikmat sepak bola. Bahkan ia mengaku keputusan kelirunya di laga tersebut mengubah hidupnya secara keseluruhan.

Meski kerap mendapat serangan, profesi wasit tetap menggiurkan, mengingat besarnya bayaran yang diterima oleh para pengadil lapangan ini.

Baca Juga:
Nova Arianto Beberkan Siasat Staf Pelatih Agar Pemain Timnas Indonesia U-19 Tak Tinggi Hati

Lantas jika berminat menjadi seorang wasit di sepak bola, apa saja langkah-langkah yang harus ditempuh agar bisa menjadi pengadil lapangan yang resmi?

Cara Menjadi Wasit

Untuk menjadi seorang wasit atau pengadil di sepak bola, seseorang harus memenuhi beberapa syarat umum.

Baca Juga:
Belum Bisa Berbahasa Indonesia, Ini Cara Shin Tae-yong Bangun Kedekatan dengan Pemain Timnas Indonesia U-19

Di Indonesia saja, terdapat syarat-syarat umum untuk menjadi wasit seperti:

- Berbadan sehat dan memiliki penglihatan yang baik
- Berusia antara 24 hingga 40 tahun
- Lulusan SMA atau sederajat
- Memahami dan melaksanakan janji wasit

Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi sebelum seseorang menjadi wasit profesional, terutama di kancah sepak bola Indonesia.

Untuk menjadi seorang wasit profesional di Indonesia, seseorang harus melewati berbagai tahapan. Tahapan tersebut antara lain mengikuti kursus.

Tahapan pertama untuk menjadi wasit di sepak bola Indonesia adalah mengikuti kursus wasit C3 yang diselenggarakan oleh cabang PSSI yang ada di tingkat Kabupaten atau Kota.

Dalam kursus ini, para calon wasit akan diberikan pelatihan mengenai hal-hal dasar dalam dunia wasit. Setelah kursus ini, para wasit akan mendapat lisensi dan memimpin pertandingan sebelum naik tingkat.

Usai memimpin pertandingan selama setahun, wasit C3 akan naik tingkat dan diperbolehkan mengambil kursus C2 yang diselenggarakan oleh PSSI tingkat Provinsi.

Dalam kursus C2 ini, wasit akan mendapat pelatihan yang lanjut, seperti teori permainan hingga latihan kebugaran sesuai dengan standar FIFA.

Nantinya, wasit C2 yang sudah mendapat lisensi berhak memimpin laga tingkat Provinsi. Jika ingin memimpin pertandingan nasional, maka harus mengikuti kursus C1.

Kursus C1 sendiri terbilang rumit karena diisi oleh materi yang lebih sulit dan lebih kompleks. Namun hal ini bertujuan agar wasit makin memahami Law of the Game dalam sepak bola.

Selain itu, di kursus C1 sendiri para wasit akan menjalani tes fisik standar FIFA dengan lari 8x40 meter dalam 6 detik dan lari 20x150 meter dalam waktu 30 detik per 150 meter.

Usai kursus C1, nantinya wasit berhak memimpin laga-laga di tingkat nasional seperti laga-laga di kancah liga ataupun kancah domestik lainnya.

Kontributor: Felix Indrajaya
Load More