Bolatimes.com - Salah satu raksasa Serie A yang hilang akhirnya kembali.
Ya, klub legendaris para bintang, Parma secara dramatis kembali menapaki panasnya kasta tertinggi Liga sepak bola Italia. Klub yang kini berganti baju dengan nama Parma Calcio 1913 mampu meraih tiket promosi usai di pertandingan terakhir Serie B mampu menang atas Spezia dengan skor meyakinkan 0-2.
Kemenangan atas Spezia membuat Parma mengantongi 72 poin. Meski memiliki nilai yang sama dengan Frosinoe, tetapi skuat besutan Roberto D'Aversa memiliki selisih gol lebih banyak. Atas hasil tersebut, Parma menemani Empoli yang duduk di puncak klasemen Serie B dengan mengumpulkan poin 85.
Dua kali ambruk
Menengok jauh ke belakang, Parma sejatinya pernah menjadi salah satu klub yang ditakuti lawan pada medio 1990-an.
Sejak mengawali debutnya di Serie A pada musim 1990/1991, Parma menorehkan prestasi yang gemilang. Skuat Il Gialloblu hanya butuh waktu 10 tahun untuk melambungkan namanya di jajaran papan atas Serie A.
Mereka saat itu sudah menggantongi 7 trofi bergengsi. Diantaranya yakni dua Piala UEFA pada musim 1994/1995 dan musim 1998/1999. Lalu pada tahun 1993 Parma juga berhasil menyabet Piala Super Eropa yang kala itu berhadapan dengan AC Milan sebagai juara Liga Champions musim sebelumnya.
Mereka juga mampu menyabet trofi Piala Winners yang mempertemukan tim–tim juara di kompetisi sepak bola negara masing–masing. Mereka meraihnya pada tahun 1992/1993.
Pada level regional Italia, Parma merengkuh gelar Piala Italia pada musim 1991/1992 dan 1998/1999, serta berhasil memenangi Piala Super Italia dengan menjungkalkan AC Milan pada tahun 1999. Hanya satu trofi yang belum mereka dapatkan pada masa jayanya kala itu, yaitu scudetto Serie A.
Meroketnya prestasi Parma terutama lantaran didukung materi yang mumpuni. Skuat mereka hampir merata di semua lini. Penjaga gawang mereka dihuni nama hebat macam Gianluigi Buffon. Fabio Cannavaro hingga Lilian Thuram pernah bahu membahu menggalang pertahanan Parma. Sedangkan Gianfaranco Zola, Enrico Chiesa, hingga Juan Sebastian Veron pernah menjadi otak sekaligus kreator serangan mereka. Selain itu, Hernan Crespo dan Hristo Stoichkov pernah menjadi momok yang menyeramkan bagi bek lawan kala berseragam Parma.
Nahas bagi Parma, setelah kurang lebih 11 tahun bermandikan trofi dan prestasi, tim mereka mulai goyah. Salah satu penyebabnya adalah bangkrutnya perusahaan penghasil susu Parmalat, yang juga merupakan sponsor sekaligus pemegang saham terbesar mereka sejak 1991. Parma pun mulai menjual pemain bintang mereka dengan patokan yang terbilang tinggi pada era tersebut.
Cuci gudang yang dilakukan manajemen menimbulkan efek pada jebloknya prestasi Parma. Mereka akhirnya terdegradasi ke Serie B pada musim 2007/2008. Namun semusim setelahnya mereka kembali ke Serie A.
Dalam rentang waktu tak terlampau lama, Parma kembali diterpa badai kebangkrutan untuk kali kedua pada tahun 2015. Kondisi tersebut membuat klub milik Emilia Romagna ini terdepak di kompetisi Serie D.
Kondisi tersebut sangat ironis, apalagi melihat performa Parma saat itu tengah menanjak. Ketika dikabarkan bangkrut, Parma saat itu berstatus sebagai penghuni peringkat keenam klasemen sementara Serie A dan dinyatakan lolos ke pentas Eropa.
Faktor mismanajemen menjadi biang yang mengantarkan Parma di pesakitan. Pada saat dinyatakan bangkrut, Parma memiliki utang sebesar 218 juta euro, di mana 63 juta di antaranya adalah utang gaji pemain yang belum dibayarkan.
Suntikan dana dari Taipan Negeri Tirai Bambu
Parma akhirnya kembali beroperasi pada tahun 2015 dengan nama Parma Calcio 1913 di bawah kepemilikan Nuovo Inzio.
Dua tahun berselang, Jiang Lizhang Desports group membeli mayoritas saham klub ini sebesar 60% pada tahun 2017. Sisanya masih dimiliki para pengusaha setempat dengan porsi sebanyak 30%, sementara para fans memiliki sisanya sebanyak 10%. Dengan kebijakan transfer yang juga tidak jor-joran, Parma berangsur pulih.
"Parma akan kembali bangkit seperti raksasa yang berjalan ke tempat yang seharusnya di sepak bola Italia. Saya harap, kami bisa merayakan kompetisi Serie A dengan para pendukung," ujar Lizhang pada saat membeli saham klub.
Dan doa Lizhang tersebut tampaknya didengar. Satu musim di Lega Nazionale Dilettanti (Serie D), Parma langsung naik ke Lega Pro (Serie C). Parma kemudian promosi ke Serie B 2017-2018 sebagai runner-up Grup B Lega Pro. Hanya menjalani satu musim di Serie B, Parma pun langsung promosi lagi ke Serie A untuk musim depan.
Selamat Parma, Ciao Serie A
Kembalinya Parma ke kasta tertinggi Liga Italia pun disambut antusias. Tak hanya oleh fans tetapi juga para eks penggawa Parma, diantaranya Gianluigi Buffon.
Lewat akun Twitternya, legenda Juventus tersebut menyambut keberhasilan parma di Serie A.
"Selamat Parma," kicau pemain yang kini menginjak usia 40 tahun tersebut.
Sayang, Buffon dipastikan takkan bersua mantan klubnya tersebut di pentas Serie A. Pemain yang biasa disapa Gigi tersebut memutuskan untuk meninggalkan Juventus dan Serie A di akhir musim ini.
Laga Juventus vs Hellas Verona pada akhir pekan lalu menjadi penanda akhir karir kiper veteran tersebut bersama skuat Si Nyonya Tua.
Pemain jebolan Parma ini telah menorehkan 301 clean sheets bersama Juventus. Ia juga telah mempersembahkan 19 trofi untuk Juventus yakni 9 titel Liga Italia, 1 Serie B, 4 Coppa Italia, serta 5 Piala Super Italia.
Benvenuto Parma, Ciao Buffon
Tag
Berita Terkait
-
Napoli Taklukkan Olympiakos, Conte Kirim Sinyal Kesiapan Jelang Serie A
-
Muda dan Berbakat, Giovanni Leoni Jadi Target Transfer Panas Liverpool
-
Nico Paz Jadi Rebutan! Klub Orang Indonesia Tolak Duit Rp700 Miliar
-
Serie A Berjaya! 4 Bintang Masuk Nominasi Ballon dOr 2025: Scott McTominay Kandidat Kuat
-
Serie A Pangkas Gaji 25% Saat Degradasi: Nasib Jay Idzes di Venezia Terancam?
-
Juventus Cuma Imbang Lawan Reggiana: Igor Tudor Tetap Puas, Kok Bisa?
-
Bursa Transfer Serie A 2025/26: Sam Beukema Pembelian Termahal, Siapa Lagi yang Meroket?
-
Napoli Tikung Leeds United! Milinkovic-Savic Semakin Dekat ke Juara Serie A
-
Jersey Lazio 2025/2026: Terinspirasi dari Simbol Kota Roma
-
Jersey AS Roma 2025/2026: Kembali ke Masa Keemasan Era 2000-an
Terkini
-
Here We Go! Eks Rekan Ole Romeny Jadi Senjata Baru PSIM Yogyakarta
-
Mario Lemos Kirim Pesan Perang untuk Persib: Kami Tak Akan Mundur!
-
Antonio Conte Sindir PSG Soal Belanja Gila-Gilaan: Kami Pilih Jalan Berbeda
-
Tudor Murka! Bela Mati-Matian Vlahovic dari Ejekan Suporter Juventus
-
Dari Blunder Fatal ke Pahlawan Adu Penalti: Debut Penuh Drama Lucas Chevalier
-
Transfer Fantastis! Malick Thiaw Gabung Newcastle dengan Harga Selangit
-
Debut Langsung Juara! Luca Chevalier Buktikan Depak Donnarumma Keputusan Tepat
-
Lucas Chevalier, Kiper Bergaya Playmaker yang Antar PSG Juara Piala Super Eropa
-
Lucas Chevalier Jadi Pahlawan! PSG Raih Piala Super Eropa Pertama
-
Kamu Akan Dirindukan! Surat Cinta Mohamed Salah untuk Darwin Nunez