Rauhanda Riyantama
Polisi menembakkan gas air mata saat kericuhan suporter usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. (Twitter)

Bolatimes.com - Korban tewas tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya juga datang dari anak-anak. Total ada 17 anak jadi korban insiden tersebut.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hingga saat ini sedikitnya ada 17 anak yang meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka.

"Iya, ini bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kota Malang sedang melacak data anak-anak yang menjadi korban," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar saat dihubungi.

Baca Juga:
Singgung Piala Dunia U-20 2023, Pernyataan Menpora usai Tragedi di Stadion Kanjuruhan Disorot Netizen

"Data yang masuk, 17 anak meninggal dan tujuh dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah," katanya.

Anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi ini kebanyakan berusia antara 12 tahun hingga 17 tahun.

Pihaknya masih terus memastikan jumlah anak yang meninggal serta korban luka-luka yang memerlukan perawatan fisik dan psikis lanjutan.

Baca Juga:
Tewaskan 328 Suporter, Bencana Terbesar Sepak Bola di Peru juga Disebabkan Gas Air Mata

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi berdarah usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.

Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Ribuan Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir. Akibat hasil buruk ini, Singo Edan kini tertahan di peringkat sembilan klasemen Liga 1 2022 dengan koleksi 14 poin dari 11 laga.

Baca Juga:
Ratusan Suporter Tewas di Kanjuruhan, Ini Penjelasan Regulasi FIFA Soal Larangan Tembakan Gas Air Mata

Load More