Bolatimes.com - Tersingkirnya timnas Indonesia U-19 dari Piala AFF U-19 2022 menyisakan sedikit tanda tanya, terkait regulasi yang dipakai khususnya dalam hal ini selisih gol dan head to head.
Timnas Indonesia U-19 sebenarnya tampil impresif dengan membukukan 17 gol dan hanya kebobolan 2 gol sepanjang babak penyisihan Grup A Piala AFF U-19 2022.
Namun timnas Indonesia U-19 tersingkir dan gagal melaju ke semifinal karena regulasi baru yang ditetapkan di Piala AFF U-19 2022.
Penetapan head to head sebagai aturan jika beberapa tim memiliki poin sama hingga babak penyisihan grup berakhir, karena aturan ini Indonesia tersingkir.
Thailand dan Vietnam dipastikan lolos setelah memiliki keunggulan dalam head to head, meskipun poin kedua tim ini sama dengan Indonesia yakni 11 angka.
Hasil ini didapat setelah Thailand dan Vietnam bermain imbang dengan skor 1-1 di laga pamungkas fase grup, lantas sebenarnya bagaimana penetapan aturan ini sebenarnya.
Selisih gol atau head to head dulu yang diutamakan, hal ini tidak akan jadi pembahasan jika timnas Indonesia U-19 mampu memenangi setiap laga di fase grup.
Jika di dalam kompetisi sepak bola, jumlah kartu kuning yang didapat dalam satu musim memiliki potensi besar dalam penentuan hasil akhir kompetisi.
Selisih gol terbilang sebagai tie-breaker, dipakai menentukan peringkat tim yang finis dengan poin yang sama di turnamen, dalam hal ini liga.
Dihitung sebagai jumlah gol dari tim yang dicetak pada semua pertandingan sepanjang kompetisi, kemudian dikurangi dari kebobolan, (cetak gol 4 dan kebobolan 2 dalam dua laga, maka selisih gol +2).
Adapula selisih gol negatif, muncul jika tim kebobolan lebih banyak ketimbang mencetak gol seperti jika kebobolan tiga tetapi bisa mencetak satu gol maka selisih gol (-2).
Selisih gol sebagai tie-breaker diapakai pertama kali sejak Piala Dunia 1970, kemudian diadaptasi dan dipakai di Liga Inggris sejak 1975.
Banyak kompetisi sepak bola Eropa yang memakai selisih gol sebagai aturan dalam penentuan peringkat, meskipun tak sedikit yang lebih memilih sistem head to head.
Sementara itu head to head sebagai tie-breaker dilihat saat kedua tim berjumpa, dari kedua pertemuan kandang dan tandang.
Seumpamanya, Manchester United dan Liverpool memiliki poin yang sama namun Setan Merah kalah dalam dua kali pertemuan di musim tersebut.
Maka Liverpool yang akan keluar sebagai pemenang, bermodal kemenangan dari dua pertemuan melawan Manchester United.
Tag
Berita Terkait
-
Pantas Diganti Shin Tae-yong! Laga Terakhir Lawan Suwon FC, Kim Pan Gon Gagal Bawa Ulsan Menang
-
Aroma Dendam Jelang Final Piala AFF U-23 2025: Kim Sang Sik Siap Bikin Indonesia Menyesal Pecat STY
-
Imbas STY Tak Lagi Latih Timnas Indonesia, Media Korea Putar Arah Dukung Vietnam
-
Shin Tae-yong Dituding Jadi Penyebab Timnas Indonesia Kena Sumpah Serapah
-
Ini Kata Media Asing Soal Kritikan Andre Rosiade kepada Patrick Kluivert
-
Here We Go! Pemain yang Pernah Bikin Sewot Shin Tae-yong Direkrut Semen Padang
-
Media Korea: Suporter Timnas Indonesia Mulai Nyesal Shin Tae-yong Dipecat
-
Tunjuk Eks Pelatih Marko Simic sebagai Caretaker, PSSI-nya China Dianggap Bodoh
-
Tolak Shin Tae-yong! China Dianggap Anti Korea: Lebih Baik Belajar dari Jepang
-
Media Asing Soroti Nasib Miris Eks Pemain Kesayangan STY di Timnas Indonesia
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk