Irwan Febri Rialdi
Pelatih Timnas Kanada, John Herdman, dalam pertandingan melawan Kosta Rika, 25 Juli 2022. (AFP/Andy Jacobshon)

Bolatimes.com - John Herdman menjadi sosok penting dibalik kesuksesan Timnas Kanada lolos ke Piala Dunia 2022. Lewat tangan dinginnya sebagai pelatih, Kanada mengakhiri penantian panjang selama 36 tahun.

Terakhir kali Kanada mentas di pesta sepak bola terbesar sejagat itu ada di Piala Dunia 1986. Sejak saat itu Kanada belum pernah lagi mampu lolos ke putaran final Piala Dunia.

Kepastian Kanada lolos ke Piala Dunia 2022 didapatkan usai mengalahkan Jamaika pada laga ke-13 kualifikasi Piala Dunia zona CONCACAF.

Baca Juga:
Ogah Senasib Mirip Italia, Cristiano Ronaldo Minta Hal Khusus Jelang Lawan Makedonia Utara

Bertemu di BMO Field, Senin (28/3) dini hari WIB, Kanada meraih kemenangan 4-0. Masing-masing gol dicetak oleh Cyle Larin, Tajo Buchanan, Junior Hoilett, dan gol bunuh diri Adrian Mariappa.

Atas kemenangan ini, Kanada kukuh di puncak klasemen sementara zona CONCACAF dengan 28 poin dari 13 laga. Mereka unggul 6 poin dari Amerika Serikat dan Meksiko di peringkat dua dan tiga.

Dengan hanya menyisakan satu lagi laga kualifikasi, Kanada sudah dipastikan tak akan terkejar dan lolos ke putaran final Piala Dunia 2022.

Baca Juga:
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia U-19 vs Korsel U-19, Kick Off Sore Ini

Untuk catatan sejarah penting ini, Timnas Kanada dan para pendukungnya harus berterima kasih kepada John Herdman sebagai juru taktik. Lantas, siapa sebetulnya sosok satu ini?

Profil John Herdman

John Durham adalah sosok kelahiran Consett, County Durham, Inggris, pada 19 Juli 1975. Sebagai pelatih tim nasional, nyatanya Herdman tidak punya banyak pengalaman bermain sebagai pesepak bola profesional.

Baca Juga:
Gagal ke Piala Dunia 2022, Ruang Ganti Timnas Italia Penuh Sampah

Satu-satunya klub profesional yang pernah dibela oleh John Herdman selama masih bermain dulu adalah klub asal Selandia Baru, Hibiscus Coast.

Minimnya pengalaman bermain ini pula yang bikin karier Herdman sulit berkembang sebagai pelatih di Inggris. Kurangnya karier bermain profesional terbukti menjadi hal skeptisisme yang berupa rintangan sulit untuk diatasi di Inggris.

"Saya tidak akan pernah lupa ada seorang mantan pemain Timnas Inggris saat itu yang melatih di tim junior Inggris dan saya sedang melatih di akademi Sunderland," kata John Herdman dilansir Inews UK.

Baca Juga:
Gangguan Penglihatan Ganda, Marc Marquez Mesti Rehat Balapan Setengah Tahun

"Dia menghentikan saya dan berkata:"Hei John, kamu adalah pelatih-guru yang baik. Saya berharap bisa punya skill mengajar seperti kamu, tapi satu hal yang tidak akan pernah kamu miliki adalah pengalaman bermain di depan 60 ribu penonton," kenang Herdman.

Saat John Herdman menjadi pelatih di akademi Sunderland, dia juga adalah seorang dosen part-time di Northumbria University. Dia kemudian pindah ke Selandia Baru pada 2002.

Di Selandia Baru, Herdman memulai kembali karier kepelatihannya. Dia menjadi pelatih timnas putri Selandia baru dari 2006 hingga 2011.

Herdman mampu membawa Selandia Baru putri U-20 berlaga di Piala Dunia 2006 dan 2010. Dia juga membawa timnas putri Selandia Baru senior bermain di Piala Dunia Wanita 2007 dan 2011, dan Olimpiade 2008.

John Herdman kemudian melatih timnas putri Kanada pada 2011. Dia membawa Timnas Putri Kanada menjadi juara di Pan American Games 2011 pada tahun pertamanya.

Prestasi Timnas Putri Kanada makin kentara setelah meraih dua medali perunggu pada Olimpiade 2012 di London dan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.

Setelah membawa perubahan signifikan kepada timnas putri Kanada, John Herdman ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Kanada putra.

Dia juga bertanggung jawab dari kelompok umur U-14 hingga U-23 dengan menjabat sebagai Direktur Tim Nasional Kanada.

Pada 2021, buah kerja keras John Herdman meramu Timnas Kanada terasa setelah mampu naik peringkat dari posisi 72 ke rangking 40 FIFA. Ini menjadi peringkat terbaik Kanada.

Tak hanya itu, John Herdman juga bikin penampilan Timnas Kanada solid di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONCACAF sehingga mampu lolos ke putaran final di Qatar nanti.

Kontributor: Aditia Rizki

Load More