Bolatimes.com - Bela Guttmann adalah sosok pelatih nyentrik yang berkarier sejak 1930-an hingga 1970-an. Dari puluhan tahun hidupnya itu, sudah puluhan klub pula yang jadi tim asuhannya.
Beberapa tim di dataran Eropa pernah merasaka tangan dingin Guttmann ketika melatih seperti AC Milan, Panathinaikos, Austria Wien, hingga Porto.
Kendati pernah melatih banyak tim, Guttmann terbilang paling sukses ketika menangangi Benfica. Bersama klub asal Portugal tersebut, Guttmann meraih dua trofi European Cup (sekarang Liga Champions) pada tahun 1961 dan 1962.
Pada tahun 1961, Benfica asuhan Guttmann mengalahkan Barcelona di final dengan skot 3-2. Final di 1962 melawan Real Madrid lebih epik. Sempat tertinggal 2-3, Guttmann membawa timnya jadi juara usai berbalik unggul 5-3.
Siapa sangka setelah sukses dengan meraih dua trofi bergengsi kompetisi Eropa, 'petaka' itu hadir buat Benfica. Tak lama setelah memenangkan European Cup1962, Guttmann meminta kenaikan gaji.
Kenaikan gaji yang diminta Bela Guttmann dikabarkan tidak besar, namun para bos klub menolak permintaan Guttmann. Lantaran tak dipenuhi permintaannya, Guttmann mengutuk Benfica.
Kutukan itu berbunyi bahwa setelah 1962, Benfica tidak akan pernah menjadi juara Eropa lagi selama 100 tahun.
Ucapan Guttmann saat itu bisa dibilang salah satu bentuk kekecewaan dan luapan emosinya, namun seiring berjalannya waktu ucapan itu terasa menjadi sebuah 'kutukan'.
Sejak menjadi kampiun 1962, Benfica sudah tampil delapan kali di final kejuaraan antar klub Eropa, baik itu European Cup/Liga Champions atau Piala UEFA/Liga Europa.
Akan tetapi, dari sekian banyak final yang dilakoni tersebut, Benfica tak pernah mereka menangkan. Terakhir kali Benfica dikalahkan Sevilla pada final Liga Europa 2014.
Guttmann sendiri akhirnya meninggal dunia pada 28 Agustus 1981. Pada 1990, sebelum Benfica melawan AC Milan di final European Cup/Liga Champions, salah satu legenda Benfica, Eusebio, pernah mengunjungi makan Guttmann di Wien, Austria.
Dikabarkan kunjungan Eusebio itu untuk meminta agar kutukan itu diangkat. Namun, Benfica saat itu kalah dari Milan dengan skor tipis 0-1.
Benfica memang mampu menembus partai final lainnya di kompetisi Eropa, namun hasilnya selalu apes. Jika kutukan Bela Guttmann memang benar adanya, artinya kutukan itu akan selesai pada tahun 2062.
Berita Terkait
-
Ujian Pertama Pelatih Keturunan Indonesia John Heitinga di Awal Musim
-
Hengkang dari Gladbach, Rekan Kevin Diks Bakal Dilatih Pelatih Keturunan Indonesia
-
Menanti Tangan Dingin Pelatih Keturunan Indonesia Giovanni van Bronckhorst di Liverpool
-
Klub Inggris yang Pernah Dilatih Pelatih Keturunan Indonesia Diterpa Krisis: Pemain Belum Digaji
-
Mengenal Pelatih Keturunan Indonesia yang Berkarier di Bundesliga hingga Premier League
-
Laga Panas Boca Juniors vs Benfica: 3 Pemain Diusir, Wasit Jadi Sasaran Kemarahan
-
Toreh Catatan Minor Lawan Indonesia, Pelatih Vietnam Diminta Tiru Taktik Eks Pelatih Real Madrid Ini
-
Erik ten Hag Dipastikan Terusir, Ini 3 Kandidat Pelatih Manchester United, Zinedine Zidane Paling Dijagokan
-
Coach Justin Dorong PSSI untuk Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong: Kalau Lu Ganti Pelatih, Garansi Apa akan Lebih Bagus?
-
Hal yang Ditakutkan Pelatih Irak saat Menghadapi Timnas Indonesia, Masalahnya Shin Tae-yong Mampu Tidak
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa