Rauhanda Riyantama
Psikolog Afif Kurniawan sedang memilih lagu yang akan diputar di ruang ganti Persebaya. Tampak dia melakukan hal itu di ruang ganti Stadion Mandala, Jayapura, pada 30 Oktober lalu. (Satrio Wicaksono/Persebaya.id)

Bolatimes.com - Mengenal perbedaan Psikolog dan Psikiater yang kerap dianggap sama oleh banyak pihak, meskipun secara harfiah memiliki perbedaan.

Belakangan profesi Psikolog dan Psikiater menjadi salah satu profesi yang menjadi perbincangan, seiring mulai adanya Awareness atau kesadaran akan pentingnya kesehatan mental atau Mental Health.

Kesehatan mental tengah menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan karena banyak menimpa para kawula muda belakangan ini.

Adanya gangguan mental membuat orang-orang yang mengidapnya kesulitan menjalani hidup dengan ketenangan sehingga bisa berakibat fatal.

Tak mengherankan jika karena gangguan mental ini, banyak pengidapnya yang sampai berani mengakhiri hidupnya sendiri untuk mendapatkan ketenangan batin.

Gangguan mental ini pun banyak penyebabnya. Utamanya dikarenakan trauma atau peristiwa hidup yang pernah dialami oleh pengidapnya.

Karenanya, para pengidap gangguan mental ini pun banyak disarankan untuk datang ke Psikolog dan Psikiater guna melakukan pengobatan terhadap gangguan tersebut.

Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa Psikolog dan Psikiater memiliki perbedaan, kendati dua profesi ini sama-sama berurusan dengan kesehatan mental.

Lantas, apa perbedaan Psikolog dan Psikiater? Berikut ulasannya.

Mengenal Psikolog dan Psikiater

Perbedaan kedua profesi yang sama-sama berkaitan dengan kesehatan mental ini bisa terlihat dari pengertian dan tugas masing-masing.

Psikolog adalah seseorang yang mendalami ilmu Psikologi. Untuk bisa menggeluti profesi ini, seseorang pun harus menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi dan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Pada umumnya, tugas atau peran Psikolog berkaitan dengan kasus-kasus kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pasien, dan melakukan psikoterapi untuk penanganannya.

Bahkan, Psikolog memiliki kompetensi untuk melakukan tes terhadap manusia seperti tes kepribadian, tes bakat, hingga tes IQ.

Meski begitu, Psikolog tak bisa memberikan resep obat-obatan karena berfokus pada terapi psikososial guna mengendalikan perilaku, pikiran, dan emosi pasien.

Sedangkan Psikiater adalah profesi yang berkaitan dengan medis. Sehingga, untuk menggeluti profesi ini, seseorang harus menempuh pendidikan kedokteran dan mengambil spesialisasi kejiwaan.

Psikiater umumnya menangani kondisi psikologis manusia yang cenderung rumit, seperti Bipolar hingga Skizofrenia.

Selain itu, seorang Psikiater mengetahui segala hal tentang diagnosis serta perawatan untuk pasien yang mengidap gangguan mental.

Karena paham diagnosis dan perawatan pasien, Psikiater pun bisa memberikan resep obat-obatan, terapi, pemeriksaan fisik, dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasiennya.

Jika seseorang mengalami gangguan mental, ada baiknya terlebih dahulu mendatangi dokter umum untuk bisa memberikan rekomendasi guna pergi ke Psikolog atau Psikiater.

Kedua profesi ini bahkan bisa bekerjasama untuk menangani gangguan mental yang dialami pasiennya, tergantung masalah yang dihadapi.

Jadi, pengidap gangguan mental jangan ragu untuk bertanya dan mencari bantuan jika mengalami gangguan mental, karena penyakit kejiwaan juga memerlukan penanganan yang tepat layaknya penyakit fisik.

Kontributor: Felix Indrajaya
Load More