Bolatimes.com - Perkembangan sepak bola menjadi lebih modern ternyata berdampak pada strategi permainan, formasi 4-4-2 yang mengganas pada jamannya kini seolah punah.
Di era 1990-an, penggunaan formasi 4-4-2 sangat familiar di kalangan sepak bola Inggris, banyak klub-klub yang menerapkan strategi ini.
Namun seiring perkembangan sepak bola yang menjadi lebih modern membuat formasi 4-4-2 di jaman saat ini dianggap sudah punah.
Selain tak lagi efisien dalam mendulang gol dan memastikan kemenangan, kreativitas yang ditimbulkan dari para pemain juga tidak mendukung.
Sejarah formasi ini diawali oleh Victor Maslov, pelatih asal Rusia yang dianggap sebagai penemu pakem 4-4-2 dalam dunia sepak bola.
Di Indonesia, sosok yang mempopulerkan strategi ini adalah Endang Witarsa yang saat itu menukangi Persija Jakarta medio 1960-an.
Penggunaan 4 pemain bertahan, dua bek tengah diapit dua bek kanan dan kiri sebelum berevolusi sebagai bek sayap di era modern.
Saat itu tanpa adanya libero, 4-4-2 semakin populer dan AC Milan menjadi tim yang mendapat keberuntungan bersama Arrigo Sacchi di era 1980-an.
Namun seiring berjalannya waktu, formasi ini sudah tidak efektif dalam proses penyerangan dengan dua bek sayap turut membantu maju ke depan.
Bek sayap akan menyebar ke sisi-sisi, tujuannya untuk memberi umpan silang atau umpan jauh di area kosong tim lawan.
Baca Juga
Meski begitu, beberapa di antaranya menggunakan metode ini sebagai cara merobek pertahanan lawan dari luar kotak penalti.
Misalnya seperti Arjen Robben yang terkenal dengan cutting inside dari sisi kiri pertahanan lawan, yang diakhiri dengan sepakan kaki kiri mematikannya.
Formasi ini kemudian kembali mengalami perubahan fungsi, Diego Simeone dengan Atletico Madrid menerapkan sistem bertahan level ganda.
Banyak pemain bertahan di area pertahanan tanpa adanya peran bek sayap untuk menyerang, proses penyerangan selalu diawali dari tengah.
Demi memiliki sistem pertahanan yang kokoh, hingga tak jarang banyak yang menganggap sistem Simeone sebagai negative-football.
Pasalnya cara bertahan seperti Atletico juga disertai dengan strategi mengulur waktu dan permainan keras terhadap lawan.
Berita Terkait
-
Aroma Samba di Persija Menguat! Maxwell Souza Emosi Gabung Macan Kemayoran
-
HP Istri Berisi Data Penting Hilang, Gustavo Almeida Gelar Sayembara Berhadiah iPhone 15
-
Jordi Amat, Dari La Liga hingga Jadi Pangeran di Indonesia
-
Ziarah ke Museum Sepak Bola di Madrid, Jakarta atau Bandung Kapan Punya?
-
Persija Jakarta Musim Depan Wajib Agresif Jika Ingin Juara Liga 1
-
Asal Usul Nama Pemain Anyar Persija Van Basty Sousa: Ada Hubungan dengan Van Basten
-
Parodikan Rudal Iran bak Gol Sepak Bola, Pemuda Yahudi Ditangkap Polisi Israel
-
Kontroversi Kembalinya Maman Abdurrahman: Dari Eks Persib Jadi Pembina Akar Rumput Persija
-
5 Fakta Konyol Sepak Bola yang Jarang Diketahui: Balita 20 Bulan Dikontrak Klub Belgia
-
5 Tim Kecil yang Munculkan Legenda Sepak Bola: Ada Klub Peminat Jay Idzes
Terkini
-
5 Fakta Konyol Sepak Bola yang Jarang Diketahui: Balita 20 Bulan Dikontrak Klub Belgia
-
Pelatih Prawira Harum Bandung David Singleton Kemenangan Kebanggan Semua
-
Prawira Harum Bandung Ikuti Jejak Pelita Jaya di BCL Asia 2024
-
Prawira Harum Bandung Jalani Laga Hidup Mati di BCL Asia 2024
-
Duel Mike Tyson vs Jake Paul: Pertarungan Ekshibisi akan Tayang di Netflix
-
Unik! Kartu Merah Berbentuk Lingkaran Pada Laga FA Cup Brentford kontra Wolves
-
Kamu Bisa Seperti Shella Bernadetha, Perhatikan 4 Teknik Dasar Main Bola Voli untuk Pemula
-
Mengenal Sosok Pebasket Cantik Dewa Ayu Made Sriartha, Kamu Harus Tahu Ini Posisi dan Tinggi Badan Ideal Atlet Basket
-
Kamu Harus Tahu Ini 5 Model Bikini untuk Atlet Renang, Kenali juga Bahan yang Nyaman
-
Kamu Harus Tahu, Ini Luas Lapangan Sepakbola Standar Nasional