Husna Rahmayunita
Cristiano Ronaldo saat diperkenalkan sebagai pemain baru Al Nassr. (AFP)

Bolatimes.com - Cristiano Ronaldo akan memulai perjalanan baru di klub Arab Saudi, Al Nassr setelah berpisah dengan Manchester United menyusul omongan kontroversialnya.

Al Nassr resmi mengenalkan Cristiano Ronaldo, Selasa (3/1/2022). Superstar Portugal yang disambut kembang api dan gemuruh memekakkan telinga di Stadion Mrsool Park Al Nassr pada hari itu.

Baru bergabung, sang mega bintang digadang-gadang segera debut bersama klub baru. Namun, ia bak dititipi tugas tambahan.

Sebab, Cristiano Ronaldo didesak untuk berbicara pula tentang isu hak asasi manusia (HAM) di Arab Saudi setelah dipastikan merapat ke Al Nassr.

Amnesty International mengatakan penandatanganan kontrak Ronaldo itu merupakan bagian dari "pola pembersihan olahraga yang lebih luas" di Arab Saudi.

Kedatangan mantan penyerang Real Madrid itu seiring dengan latar belakang promosi Saudi ke dunia olahraga termasuk golf, tinju, tenis dan F1 serta sepak bola, menyusul pengambilalihan klub Liga Premier Inggris Newcastle United pada 2021.

Negara Teluk itu juga sedang mempertimbangkan penawaran menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2030.

"Alih-alih menawarkan pujian yang tidak kritis terhadap Arab Saudi, Ronaldo harus menggunakan platform publiknya yang cukup besar untuk menarik perhatian pada masalah hak asasi manusia di negara itu," kata peneliti Amnesti Timur Tengah Dana Ahmed

"Arab Saudi secara teratur mengeksekusi orang untuk berbagai kejahatan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan penyelundupan narkoba. Dalam satu hari pada tahun lalu 81 orang dihukum mati dan banyak di antaranya diadili dalam persidangan yang sangat tidak adil."

Pihak berwenang juga melanjutkan tindakan keras mereka terhadap kebebasan berekspresi dan berserikat, dengan hukuman penjara yang berat dijatuhkan kepada pembela hak asasi manusia, aktivis hak-hak perempuan dan aktivis politik lainnya.

"Cristiano Ronaldo ... seharusnya menggunakan waktunya di Al Nassr untuk berbicara tentang segudang masalah hak asasi manusia di negara itu," tutupnya.

(Antara)

Load More