Bolatimes.com - Tragedi tewasnya ratusan suporter usai Arema FC kalah lawan Persebaya Surabaya menyisakan catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia. Insiden ini menjadi yang terburuk kedua di dunia.
Tewasnya 127 korban ini, menjadi kasus kematian suporter terbanyak kedua setelah insiden yang terjadi di Peru pada 1964 silam.
Melansir dari Suara.com, Minggu (2/10/2022), insiden kerusuhan hingga berbuntut tewasnya sejumlah suporter ini pernah terjadi di berbagai negara.
Baca Juga:
Cerita Pemain Persebaya: 5 Menit Masuk Ruang Ganti dan Satu Jam Tertahan di Mobil Barakuda
Dari catatan sejarah sepakbola hingga kerusuhan yang pernah terjadi, korban suporter tewas terbanyak ada 328 orang. Insiden itu terjadi saat Timnas Argentina mengalahkan Timnas Peru dalam pertandingan kualifikasi Olimpiade di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964.
Di urutan kedua adalah kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menelan 127 korban jiwa. Kepolisian juga melaporkan masih ada 180 orang yang tengah menjalani perawatan.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang. Dua diantaranya adalah Anggota Polri," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, Minggu dini hari.
Urutan ketiga dengan suporter tewas terbanyak terjadi di Acara Sports Stadium, Accra, Ghana, 9 Mei 2001. Sejarah mencatat derby Liga Utama Ghana, antara tuan rumah Hearts of Oak menjamu Asante Kotoko berakhir dengan kerusuhan hingga menelan korban 126 orang.
Pada urutan keempat hingga ke-11 kasus tewasnya suporter terbanyak, lebih banyak terjadi di luar negeri setelah Indonesia, berikut beberapa rangkumannya:
Keempat, tercatat 96 tewas dan ratusan terluka di Stadion Hillsborough yang penuh sesak. Peristiwa ini terjadi babak semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest pada 15 April 1989.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Perintahkan PSSI untuk Hentikan Sementara Liga 1 usai Tragedi di Stadion Kanjuruhan
Kelima, ada 93 orang tewas ketika ribuan penggemar sepak bola yang berdesakan ke pintu keluar stadion yang terkunci untuk menyelamatkan diri ketika tiba-tiba terjadi badai. Hal itu terjadi pada 12 Maret 1988 Kathmandu, Nepal
Keenam, tercatat 84 orang tewas dan 147 lainnya terluka saat kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala dan Kosta Rika yang digelar pada 16 Oktober 1996 di Guatamela City.
Ketujuh, sebanyak 74 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya terluka setelah pertandingan River Plate vs Boca Juniors. Dari kerusuhan itu, 71 orang tewas adalah pendukung Boca Juniors yang terjadi pada 23 Juni 1968 di Buenos Aires, Argentina.
Baca Juga:
Sebelum Tragedi Tewasnya Suporter, Panpel Arema FC Sempat Usul Laga Digelar Sore tapi Ditolak PT LIB
Kedelapan, 74 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya terluka setelah pertandingan antara al-Masry dan al-Ahly. Kejadian ini membuat Liga Mesir dihentikan selama satu tahun, yang pada waktu itu dihelat 1 Februari 2012 di Port Said.
Kesembilan, total sebanyak 66 orang tewas saat penonton meninggalkan pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan Haarlem, dari Belanda, di Stadion Luzhniki pada 20 Oktober 1982 di Moskow, Rusia.
Kesepuluh, dengan jumlah yang sama yaitu 66 orang dilaporkan tewas seusai laga di Stadion Ibrox Park di Glasgow antara Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers. Tragedi itu terjadi karena pembatas runtuh ketika ribuan penggemar berjalan keluar dari stadion. Peristiwa terjadi pada 2 Januari 1971 di Glasgow, Skotlandia.
Kesebelas, sebanyak 39 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi pada final Piala (Liga) Champions antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel, Brussel, Belgia. Saat itu terjadi pada 29 Mei 1985, di Brussel, Belgia.
Berita Terkait
-
Jadwal Liga 1 Hari Ini: Persikabo vs Arema, dan Bhayangkara vs Madura United
-
Jadwal Persita vs Persebaya di Liga 1 Pekan ke-25, Divaldo Alves Nilai seperti Laga Final
-
Penjaga Gawang Persebaya Ernando Ari Mulai Berlatih Terpisah
-
Kok Bisa PSIS Tetap Gacor meski Ditinggal Striker Tajam Sekelas Carlos Fortes
-
Jadwal Liga 1 2023/2024: Persebaya vs PSIS, dan Persis vs Madura United
-
Paul Munster Efek, Pemain Asing Persebaya Akui Banyak Hal Berbeda di Tubuh Bajul Ijo
-
Catatan Apik Marselino Ferdinan Dikalahkan Pemain Pilihan Shin Tae-yong Ini Masuk Timnas Indonesia di Piala Asia 2023
-
Kondisi Ernando Ari Membaik, Aman Gabung Persiapan Timnas Indonesia Hadapi Piala Asia 2023
-
PSSI Angkat Suara, Bintang Asing Persebaya Surabaya Fix Tidak Bisa Ikut Program Naturalisasi
-
Tragedi Kanjuruhan Belum Terselesaikan, Capres 2024 Adu Argumen Berikan Solusi Pada Debat di KPU
Tag
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Indomie Dukung Persib Sebagai Wakil Indonesia Di AFC Champions League 2 Musim 2024/2025
-
Jay Idzes Resmi Debut di Serie A Italia, Tampil Starter Lawan Fiorentina
-
Indra Sjafri Manfaatkan Turnamen di Korea Selatan untuk Uji Pemain Baru
-
Marselino Ferdinan Resmi Gabung Klub Divisi 2 Inggris, Lebih Tinggi dari Elkan Baggott
-
Persib Bandung Vs PSBS Biak: Regulasi Larangan Suporter Tamu Masih Berlaku
-
Piala Presiden 2024, Cerminan Hiburan Rakyat dan Indonesia
-
Persib Bandung Luncurkan Program Membersib
-
Dapatkan Tiketnya dan Berikan Dukungan Terbaik di Pesta Rakyat Persib
-
Update Terkini Kondisi Welber Jardim Jelang Lawan Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024
-
Persib Bandung Tak Pasang Target Tinggi di Piala Presiden 2024