Bolatimes.com - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, memberikan jawaban yang menarik ketika ditanyai wartawan mengenai kesulitan PSSI dalam menangani kasus pengaturan skor. Ya, ia menghimbau untuk memperbanyak guju ngaji dan pendeta.
Sepak bola tengah dirundung kasus pelik, aib lama kasus pengaturan skor kembali bertebaran, khususnya terjadi di Liga 2 2018. Seperti yang diungkap di acara Mata Najwa, bahkan kasus kelam ini juga melibatkan pengurus PSSI, Hidayat, yang berstatus sebagai exco. Namun, kini ia telah memutuskan untuk mundur.
Masalah itu pun tentu membuat PSSI selaku federasi yang membidangi sepak bola Indonesia mendapat sorotan pecinta sepak bola Tanah Air. Wartawan selaku penyalur lidah rakyat turut menanyakan masalah tersebut, tetapi justru mendapat jawaban yang menarik.
Dilansir dari Instagram Akmal Marhali, koordinator Save Our Soccer (SOS), Edy Rahmayadi memiliki solusi untuk menangani mafia sepak bola dengan memperbanyak guru ngaji dan pendeta yang ikhlas. Tak hanya itu, wartawan juga.
Wartawan: Selama ini apa yang menjadi kesulitan PSSI untuk memberantas oknum pengaturan skor?
Edy Rahmayadi : Begitu besarnya Indonesia ini, kita mempunyai 34 provinsi. Kalau Belgia, naik sepeda motor bisa keliling Belgi.
Tapi di Indonesia, pakai pesawat pun dari medan menuju ke papua, sama dengan medan mau naik haji ke Mekkah.
Begitu panjangnya geografis Indonesia, dan begitu beragamnya kita, begitu sulit untuk mengawasinya itu.
Nanti ke depan perlu diperbanyak guru ngaji, pendeta, supaya benar-benar dia ikhlas, termasuk wartawannya.
Mendengar pernyataan tersebut, Akmal Marhali selaku pengamat sepak bola justru merasa miris. Ia menilai, mantan Pangkostrad TNI itu terkesan membiarkan penyakit akut tersebut.
''Pak Edy Rahmayadi punya solusi yang menarik dan patut ditunggu mungkinkah ini (perbanyak guru ngaji dan pendeta yang ikhlas) akan efektif mengatasi segala permasalahan di sepak bola nasional,'' kata Akmal Marhali.
Edy Rahmayadi sendiri menegaskan enggan mundur dari kursi ketua umum PSSI. Ia secara lantang akan berjuang menjalankan amanat rakyat hingga 2020 mendatang.
Berita Terkait
-
Gaduh Pernyataan Erick Thohir Soal Fokus PSSI ke Timnas, Apa yang Salah?
-
Siapa Bilang PSSI Tak Peduli Sepak Bola Putri? Ini Ada Piala Pertiwi
-
Rekam Jejak Takeyuki Oya Jebolan J-League yang Ditunjuk Jadi GM Operation PT LIB
-
Kapan Mauro Zijlstra Ambil Sumpah Jadi Warga Negara Indonesia?
-
Pelajaran untuk PSSI! Media Eropa Semprot China yang Pecat Branko Ivankovic
-
Bukan Lagi Underdog! Timnas Indonesia Jadi Skuad Termahal, Korea Ketar-ketir
-
Here We Go! Akui Peran Penting Indonesia, FIFA Bangun Kantor di Jakarta
-
Sindiran Menohok Ketum PSSI-nya Vietnam kepada Jay Idzes Cs, Ada Apa?
-
Beda dengan Suara Suporter! PSSI Sambut Positif Keputusan AFC
-
Malaysia Rekrut Duo Argentina, Timnas Indonesia Tambah Striker Naturalisasi
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk