Rauhanda Riyantama
Mohammed Rashid sukses juara Piala Liga Palestina bersama Jabal Al-Mukaber. (Instagram/moerashid95)

Bolatimes.com - Fakta di balik isu politis dari konflik Palestina-Israel, dunia sepak bola kedua negara ini ternyata tak seperti yang digembar-gemborkan sebagai permusuhan dan peperangan.

Sepak bola tak seharusnya masuk dalam konflik Palestina-Israel, isu politis yang dibangun sebagai dasar kekerasan dari perebutan wilayah negara.

Perang yang melibatkan kedua negara ini sudah terjadi sekian lama, kondisi yang menimbulkan solidaritas banyak negara termasuk Indonesia.

Baca Juga:
Ungkapkan Targetnya di Timnas Indonesia, Sandy Walsh Ternyata Sepemikiran dengan Shin Tae-yong

Beberapa pihak bahkan membela mati-matian, meskipun tak sedikit dari mereka yang salah dalam mengartikan solidaritas dan dukungan.

Khususnya untuk Palestina, fenomena ini sering terjadi di Indonesia dan teranyar membuat polemik jelang gelaran Piala Dunia U-20 2023.

Hingga akhirnya FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah, turnamen dua tahunan itu pun batal diselenggarakan di Tanah Air pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Baca Juga:
Olimpiade 2024 Bisa Jadi Panggung Pemain Timnas Indonesia U-20 usai Batal Tampil di Piala Dunia U-20

Meskipun konflik Palestina-Israel yang sesungguhnya sangat jauh dari sepak bola, sejumlah pemain dari kedua negara bahkan saling bermain untuk klub negara lawan.

Para pemain bahkan terlihat biasa saja, santai dan profesional tak seperti yang selalu diperlihatkan di Indonesia lewat sejumlah demo dan unjuk rasa.

Tiga pemain Israel ikut berkompetisi di Liga Palestina, salah satunya masih aktif bermain bersama klub Shabab Al-Khaleel di Liga Primer Tepi Barat.

Baca Juga:
Reaksi AFC usai Serangan Brutal Tentara Israel ke Sepak Bola Palestina, Bukan Dorong FIFA untuk Jatuhkan Hukuman Tapi...

Yakni Musa Tarabin, klub ini juga sekaligus yang pertamas dibela Mus Tarabin di usianya yang masih 25 tahun sempat bermain untuk Markaz Blata dan Hilal Al -Quds.

Sebelum Musa, ada Muhammad Biadsa yang menghabiskan setengah tahun di Palestina meskipun kariernya kurang terlalu bersinar.

Kemudian Ali Na'ama yang juga bermain di Liga Primer Tepi Barat bersama Hilal Al-Quds pada 2018-2019, Ali sukses membawa timnya menjuarai kompetisi dan bermain di Piala AFC.

Baca Juga:
Gagal Juara Spain Masters 2023, Pelatih Ungkap Praveen/Melati Masih Sering Ragu-ragu

Di sisi lain tak hanya pemain Israel yang bermain di Liga Palestina, sebaliknya pemain Palestina ada juga yang bermain di Liga Israel.

Mohammed Abu Ras, bermain di Liga Israel dengan aman, nyaman dan damai tanpa adanya demo hingga ancaman pembunuhan.

Abu Ras bahkan menjado pemain yang dipuja-puji pendukung Hapoel Nir Ramat HaSharon, klub yang bermain di divisi II atau Liga Leumit.

Selain itu ada pula Yarin Hassan, pemain muslim berkebangsaan Israel yang bermain di Liga Palestina juga tanpa adanya ancaman.

Hal ini berbeda dengan aksi-aksi penolakan sejumlah pihak yang memboikot Israel bukan pada tempatnya, justru terlihat aneh.

Melihat kondisi sepak bola Israel dan Palestina berhalan baik-baik saja tanpa adanya konflik hingga berujung peperangan.

Kontributor: Eko
Load More