Bolatimes.com - Dua pemain muda asal Palestina, Mustafa Met dan Abdullah Mazen Hawila, dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel saat sedang mengantre bantuan makanan di Jalur Gaza.
Tragedi ini menjadi bagian dari rentetan kekerasan yang meningkat seiring memanasnya konflik bersenjata antara Israel dan Iran, yang turut menyeret wilayah Palestina dalam imbasnya.
Dikutip dari Suara.com, insiden tragis tersebut terjadi ketika kedua pemain sedang berada di lokasi distribusi bantuan kemanusiaan.
Baca Juga:
Tragedi Berdarah di Stadion 5 Juli Alzajair: 3 Suporter Tewas, 81 Alami Luka-luka
Serangan yang dilancarkan oleh tentara Israel menghantam area tersebut dan menewaskan Mustafa dan Abdullah di tempat.
"Dua pemain sepak bola muda Palestina dibunuh oleh Tentara Israel saat berbaris untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan," demikian bunyi pernyataan PFA yang dirilis Minggu (22/6/2025).
PFA juga mencatat bahwa sejak agresi Israel terhadap Gaza meningkat pada tahun 2023, lebih dari 200 pesepak bola Palestina telah gugur dalam berbagai serangan. Jumlah tersebut mencerminkan dampak mengerikan dari konflik terhadap dunia olahraga di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Usia Hanya Angka! Legenda Arsenal Bawa Klub Masa Kecil Promosi ke LaLiga
“Kami percaya bahwa kejahatan serius terhadap olahraga ini harus memiliki sanksi. Kami mendesak badan-badan terkait untuk segera meninjau situasi ini,” tegas PFA dalam unggahan mereka.
Pada Selasa, 17 Juni 2025, mereka secara resmi mengajukan permintaan kepada FIFA untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel. Permintaan ini didasarkan pada pelanggaran serius terhadap prinsip dasar keselamatan atlet dan penghormatan terhadap fasilitas olahraga.
“Federasi Sepak Bola Palestina telah mengajukan permintaan resmi kepada FIFA untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas tindakan yang mengancam keselamatan pemain dan merusak fasilitas olahraga,” tulis PFA dalam pernyataan Sabtu lalu.
Baca Juga:
5 Transfer Terburuk Liverpool: Nomor 3 Jadi Pemain Paling Rusuh
Mereka menilai bahwa jika dunia sepak bola tetap diam, maka olahraga akan menjadi korban dari agresi militer yang sistematis.
“Ini bukan hanya soal politik, ini soal melindungi sepak bola dari kehancuran,” imbuh PFA.
Kontributor: Adam Ali
Baca Juga:
Rekap Bursa Transfer Musim Panas 2025/2026 Klub Serie A Italia: Jay Idzes Masih Gantung
Berita Terkait
-
Malaysia Klaim Bisa Tembus 100 Besar FIFA, Eh Level ASEAN Keok dari Filipina
-
Ranking FIFA: Malaysia Naik Enam Peringkat, Indonesia Masih Unggul Jauh
-
Dunia Sepak Bola Kembali Berduka! Pemain Palestina Tewas Dibom Israel
-
Piala Dunia Antarklub 2025 Kacau: Bukti FIFA Tak Bisa Berkutik dengan AS
-
FIFA Investigasi Dugaan Serangan Rasial kepada Antonio Rudiger
-
Sayang Nyawa! Eks Rekan Kevin Diks Batal Gabung ke Klub Israel
-
Parodikan Rudal Iran bak Gol Sepak Bola, Pemuda Yahudi Ditangkap Polisi Israel
-
Italia Lawan Israel di Kandang Udinese, Calon Klub Jay Idzes
-
Here We Go! Akui Peran Penting Indonesia, FIFA Bangun Kantor di Jakarta
-
Viral! Presiden FIFA Sentil Donald Trump Soal Tiket Piala Dunia Antarklub 2025 Gak Laku
Terkini
-
Pesta Liar Lamine Yamal: Dari Sewa Orang Kerdil hingga Wanita Penghibur
-
Enzo Maresca: Juara Piala Dunia Antarklub yang Gemar Catur
-
Malaysia Klaim Bisa Tembus 100 Besar FIFA, Eh Level ASEAN Keok dari Filipina
-
Publik Indonesia Merayakan Kekalahan Malaysia U-23 di Piala AFF U-23 2025
-
Magic Cole Palmer dan Kejeniusan Maresca Bikin PSG bak Tim Amatir
-
Joao Pedro Cetak Sejarah Bersama Chelsea, Ucapan Ronaldo Terbukti Benar
-
Final Piala Dunia Antarklub: Cekik Joao Pedro, Begini Pembelaan Luis Enrique
-
Argentina On Fire Jelang Piala Dunia U-17 2025: Junior Kevin Diks Jadi Sorotan
-
Alhamdulillah! Louis van Gaal Menang Lawan Kanker, Kembali Latih Timnas?
-
Lini Depan PEC Tumpul, Eliano Reijnders: Saya Bisa Jadi Striker