Bolatimes.com - Mengenal Michel Preud'homme, penjaga gawang pertama yang meraih penghargaan sarung tangan emas atau Golden Glove di ajang Piala Dunia.
Piala Dunia merupakan ajang terakbar di kancah sepak bola. Hampir seluruh pemain terbaik dunia dari berbagai posisi selalu bertemu di ajang ini.
Bahkan, seluruh pemain di dunia akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di posisinya, mengingat Piala Dunia memiliki penghargaan individu, tak hanya penghargaan untuk sang juara saja.
Penghargaan individu di Piala Dunia ini pun ada empat macam, yakni Bola Emas atau Golden Ball, Sepatu Emas atau Golden Boot, Sarung Tangan Emas atau Golden Glove, dan Best Young Player atau pemain muda terbaik.
Golden Ball biasanya diberikan kepada pemain terbaik turnamen. Lalu Golden Boot atau Sepatu Emas diberikan kepada pencetak gol terbanyak Piala Dunia.
Di samping itu ada pula Golden Glove atau Sarung Tangan Emas yang diberikan ke kiper terbaik turnamen, dan Best Young Player untuk para pemain muda terbaik di ajang tersebut.
Berbicara soal Golden Glove atau Sarung Tangan Emas, penghargaan ini mulai diberikan ke kiper terbaik Piala Dunia pada tahun 1994 silam.
Adalah Michel Preud'homme yang berhasil meraih penghargaan ini pertama kali. Lantas, siapakah sosok peraih Golden Glove pertama tersebut?
Kiper Legendaris Belgia
Michel Preud'homme merupakan kiper legendaris milik Belgia yang lahir pada 24 Januari 1959 di sebuah kota bernama Ougree yang terletak di Liege.
Awal karier Preud'homme sebagai kiper sendiri bermula di kampung halamannya, di mana ia bergabung tim akademi Standard Liege pada usia 10 tahun.
Butuh waktu delapan tahun baginya untuk menembus tim senior dan melakoni debutnya bersama Standard Liege yakni pada tahun 1977.
Berstatus sebagai penjaga gawang utama, Preud'homme mampu membawa Standard Liege menjuarai Liga Belgia di musim 1981/1982 dan menjadi Runner Up UEFA Cup Winners Cup di musim yang sama.
Usai tampil apik bersama Standard Liege, pada tahun 1986 Preud'homme kemudian diboyong KV Mechelen, di mana ia mencapai karier terbaiknya bersama klub ini.
Di KV Mechelen, Preud'homme mampu menjuarai Piala Belgia di musim pertamanya, juara Cup Winners Cup dan UEFA Super Cup di musim kedua, dan menjuarai Liga Belgia di musim ketiga.
Kiprah Preud'homme bersama KV Mechelen pun bertahan hingga 1994. Setelahnya ia diboyong Benfica dan bertahan hingga 1999.
Sebelum hijrah ke Benfica, Preud'homme membela Belgia di ajang Piala Dunia 1994, di mana ia merupakan penjaga gawang utama tim berjuluk De Rode Duivels itu.
Kiprahnya sendiri di Piala Dunia 1994 tak terbilang cemerlang. Sebab, Preud'homme yang menjadi pilihan utama di bawah mistar, gagal membawa Belgia melangkah jauh.
Preud'homme hanya mampu membawa Belgia lolos babak grup dengan menempati peringkat ketiga grup F sehingga melaju ke babak 16 besar.
Sayangnya, langkah Belgia dan Preud'homme di Piala Dunia 1994 harus terhenti di babak 16 besar usai dibungkam oleh Jerman dengan skor 2-3.
Meski begitu, Preud'homme memiliki catatan apik. Dalam empat laga di Piala Dunia 1994, ia hanya kebobolan tiga gol saja.
Karena kiprahnya itu, FIFA pun memberikan penghargaan Golden Glove atau kiper terbaik turnamen pertama kepadanya. Sebagai informasi, saat itu Golden Glove bernama Yashin Award.
Selain meraih penghargaan Yashin Award, Preud'homme masuk dalam tim All-Star Piala Dunia 1994 bersama nama-nama beken seperti Paolo Maldini, Dunga, Roberto Baggio, George Hagi, dan Hristo Stoichkov.
Piala Dunia 1994 pun lantas menjadi ajang internasional terakhir Preud'homme bersama Belgia. Ia terakhir kali membela De Rode Duivels pada Desember 1994 di usia 35 tahun.
Adapun Preud'homme memutuskan gantung sepatu dari dunia sepak bola pada 1999, saat usianya menginjak 40 tahun dengan Benfica sebagai klub terakhir dalam kariernya di lapangan hijau.
Tag
Berita Terkait
-
Chelsea Juara Dunia, Bonus Rp249 Miliar Mengalir ke Keluarga Jota
-
Jelang Piala Dunia U-17 2025: Timnas U-17 Hadapi Raksasa Afrika dan Asia di Medan
-
Timnas Indonesia U-17 Siap Uji Nyali di Medan! Nova Arianto: Kami Sangat Butuh
-
Bocor! Pemain Keturunan Indonesia Rp31 M Bakal Dinaturalisasi Bareng Mauro Zijlstra
-
Otoritas Pajak AS Getok Chelsea Rp210 M Usai Juara Piala Dunia Antarklub
-
Pilih Jualan Parfum Dibanding Cari Klub Baru, Ini Duit yang Diraup Justin Hubner
-
Media Timur Tengah Remehkan Timnas Indonesia Segrup dengan Arab dan Irak
-
Kapan Tiket Piala Dunia 2026 Resmi Dijual? Begini Kata FIFA
-
Harga Gila Tiket Paket VIP Piala Dunia 2026, Setara Mobil Matic!
-
Timnas Indonesia di Grup Neraka, Pembantu Presiden Prabowo Bilang Begini
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa