Rauhanda Riyantama
Logo Liga Champions.

Bolatimes.com - Mengupas format baru Liga Champions yang akan dimulai pada musim 2024-2025 mendatang. Tak disangka, format ini menuai pro dan kontra dari penikmat sepak bola.

UEFA selaku induk sepak bola Uni Eropa, membuat terobosan baru dengan menghadirkan format baru untuk kompetisi terpopulernya, Liga Champions.

Hadirnya format baru ini diyakini sebagai jawaban akan tantangan yang diberikan para pemilik klub papan atas yang pada 2021 lalu sepakat menciptakan European Super League atau Liga Super Eropa.

Baca Juga:
Link Live Streaming Persik Kediri vs Madura United, Kick Off 15.15 WIB

Sebagaimana diketahui, satu tahun yang lalu jagat sepak bola dikejutkan dengan hadirnya European Super League yang digagas oleh 12 tim.

Ke-12 tim tersebut antara lain Real Madrid, Juventus, Barcelona, Manchester United, Liverpool, Manchester City, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur, AC Milan,  Inter Milan, dan Atletico Madrid.

Liverpool juara Liga Champions 2018/2019 usai menaklukkan Tottenham Hotspur 2-0 di final Liga Champions yang dihelat di Stadion Wanda Metropolitani, Madrid, Minggu (2/6/2019) dini hari tadi. [Paul ELLIS / AFP]

Ke-12 tim ini secara serentak mengumumkan partisipasinya dalam European Super League yang diklaim sebagai tantangan terhadap kompetisi yang digagas UEFA.

Baca Juga:
Link Live Streaming Tira Persikabo vs Persipura Jayapura, Kick Off 15.15 WIB

European Super League sendiri memiliki format unik, di mana akan ada 20 tim yang akan bertarung dalam suatu liga di mana ke-12 tim penggagas akan menjadi peserta tetap.

Hadirnya  European Super League ini menuai pro dan kontra. Penolakan terutama datang UEFA dan para penikmat sepak bola yang menganggap ajang itu terlalu diskriminatif dan bisa merusak tatanan sepak bola.

Meski European Super League belum jadi terlaksana, kini penikmat sepak bola akan dihadapkan dengan kompetisi dengan format yang hampir sama pada musim 20024-2025 mendatang.

Baca Juga:
Bukan MU, Gary Neville Prediksi Manchester City Juara Piala FA 2021/2022

Tak disangka, format itu datang dari UEFA yang mengubah format Liga Champions layaknya European Super League yang ditentangnya.

Lantas, seperti apa format Liga Champions yang akan diterapkan pada musim 2024-2025 mendatang?

Format Liga Champions Rasa European Super League

Baca Juga:
Clarence Seedorf Masuk Islam, Patrice Evra: Masya Allah

Liga Champions lebih dikenal dengan formatnya yang dimulai pada tahun 1992, yakn 32 tim yang terbagi dalam delapan grup.

Namun UEFA telah mengetuk palu akan mengubah format tersebut di musim 2024-2025 mendatang, di mana 32 tim akan bertambah menjadi 36 tim.

Penambahan ini pun tak pelak mengubah format yang telah dikenal penikmat sepak bola. Nantinya, Liga Champions akan benar-benar menjadi liga, alih-alih bersifat turnamen.

36 tim itu akan bertarung dalam format satu liga saja dan bukan babak grup, di mana nantinya setiap tim akan memainkan 10 pertandingan (5 kandang dan lima tandang).

Dengan bertambahnya tim, jumlah pertandingan pun akan bertambah lebih banyak, yakni mencapai 100 laga lebih dari Liga Champions biasanya.

Chelsea juara Liga Champions musim 2020/2021 usai mengalahkan Manchester City 1-0. (PIERRE-PHILIPPE MARCOU / POOL / AFP)

Dari tabel klasemen nanti, delapan tim teratas akan otomatis melaju ke babak Knock Out atau babak gugur. Sedangkan peringkat ke-9 hingga ke-24 akan bertanding di babak Play Off dalam format dua leg guna memperebutkan delapan tiket ke babak 16 besar.

Dengan format ini, banyak penolakan hadir dari para penikmat sepak bola dan tentunya juga akan menuai penolakan dari para pemainnya.

Penikmat sepak bola masih menganggap format Liga Champions yang digagas sejak 1992 jauh lebih baik ketimbang format baru ini.

Dan bagi para pemain, format baru ini tentu terbilang tak manusiawi. Apalagi, setiap tim masih akan bertarung di kancah domestik.

Menarik dinantikan bagaimana kelanjutan format baru Liga Champions ini. Akankah UEFA tetap menerapkan format baru pada musim 2024-2025 mendatang? Ataukah UEFA akan merevisinya dan tetap berpatokan dengan format lama?

(Kontributor: Vikal Pamungkas)

Load More