Galih Priatmojo | Irwan Febri Rialdi
Kolase wasit Micahel Oliver (Sumber: Twitter/@UlimwenguSoka)

Bolatimes.com - Michael Oliver, wasit yang memimpin laga Real Madird versus Juventus pada leg kedua Liga Champions 2017/2018 di Stadion Santiago Bernabeu, mendapat dukungan dari pihak kepolisian dan UEFA setelah menjadi target serangan di media sosial.

Wasit asal Inggris itu menjadi bahan perbincangan lantaran keputusannya saat memberi penalti Real Madrid di masa injury time.

Tak hanya itu, Oliver juga menghadiahkan kartu merah kepada kiper sekaligus kapten Juventus, Gianluigi Buffon, yang dinilai melakukan protes keras.

Baca Juga:
Penyerang Muda MU Dapat Sepatu Dari Megabintang Real Madrid

Karena keputusan tersebut, Juventus gagal lolos ke semifinal karena penalti dan pergantian kiper itu membuat Michael Oliver menjadi sasaran kemarahan netizen. Bahkan, sang istri, Lucy turut menjadi sasaran.

Terkait permasalahan tersebut, UEFA sebagai konfederasi yang menaungi Liga Champions mengutuk keras serangan yang dialamatkan kepada Michael Oliver, dan juga istrinya.

Baca Juga:
Laga ke-100 Gianluigi Donnaruma yang Mengesankan

"UEFA sangat mengutuk pelecehan yang diarahkan kepada Michael Oliver dan istrinya. Kami telah menghubungi mereka untuk menawarkan dukungan kami. Tentu saja kami percaya pihak yang memiliki otoritas terkait akan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang berperilaku tidak pantas, baik di dalam maupun di luar media sosial," bunyi pernyataan UEFA, dikutip Bolatimes.com dari The Northern Echo.

Selain itu, pihak kepolisian Northumbria, daerah tempat tinggal Oliver, menyuarakan hal serupa. Ia menegaskan jika pesan ancaman di media sosial bisa dianggap sebagai perbuatan kriminal.

"Kami menyadari adanya pesan mengancam yang diunggah lewat media sosial. Sikap seperti ini benar-benar tidak bisa diterima dan siapa yang menuliskan pesan itu harus menyadari mereka bisa dianggap melakukan serangan kriminal," tegas juru bicara kepolisian Northumbria.

Baca Juga:
Sergio Ramos Ternyata Punya Selera Fashion yang Tinggi

"Petugas kepolisian terus berkomunikasi dengan korban dari masalah ini untuk memberikan dukungan kepada mereka dan memastikan serangan apa pun yang masih berlangsung bisa dilaporkan kepada polisi," tutupnya.

Terkait permasalahan tersebut, akankah Michael Oliver bakal membuat pengakuan pada beberapa tahun kemudian seperti yang dilakukan Ovebro?

Baca Juga:
Tiga Penonton Ini Malah Tidur Saat Saksikkan Pertandingan Bola

Tentu pecinta sepak bola masih ingat dengan Tom Henning Ovrebo, wasit yang memimpin laga Chelsea kontra Barcelona di semifinal Liga Champions 2008/2009. Ia dinilai sangat kontroversial.

Para pemain Chelsea seperti Didier Drogba, Michael Ballack begitu kesal atas kepemimpinan Ovrebo. Para fan Chelsea pun dikabarkan juga menyebarkan teror terhadap kehidupan wasit yang kini berusia 52 tahun itu.

Usai dinilai melakukan banyak kesalahan yang merugikan Chelsea, ia memberikan pengakuan pada beberapa tahun berikutnya.

Dilansir dari Fourfourtwo yang mengutip dari Marca, wasit asal Norwegia itu mengaku turut menyesal dan tak puas dengan performanya sendiri saat itu.

“Tidak, saya tidak bangga sama sekali dengan performa malam itu. Itu bukan hari terbaik saya,” kata Ovrebo.

“Tetapi kesalahan-kesalahan seperti itu memang bisa dilakukan oleh seorang wasit,  terkadang juga oleh pemain atau pelatih. Ada hari-hari di mana Anda tidak berada di level yang seharusnya,” akunya.

Ovrebo juga mengakui bahwa ada dua handball yang ia lewatkan, yaitu yang dilakukan oleh pemain Barcelona, Gerard Pique dan Eto’o.

Tetapi menurutnya, apa yang ia putuskan di lapangan memang merupakan murni keputusannya saat itu. Bukan karena ingin membela Barcelona.

“Ya, keduanya adalah situasi handball. Saya menilainya di lapangan (bahwa itu bukan handball) dan saya rasa tidaklah menarik untuk mengetahui apa pendapat saya soal hal tersebut setelah saya putuskan, meski tentu saya memahami jika orang-orang berpikir berbeda soal keputusan yang saya buat ketika itu,” ujarnya.

“Setelah pertandingan, mudah saja mengatakan, Mengapa saya memutuskan ini dan bukan memutuskan berbeda? Tapi bagi saya, yang terpenting adalah belajar dari kesalahan saya,” kata dia.

Lebih lanjut, Ovrebo menyatakan jika ada banyak alasan ketika ia mengambil keputusan. Dan sekali lagi, ia menegaskan tak membela siapa pun dengan mengatakan tak berbicara dengan tim atau pemain usai laga.

“Sulit untuk menjelaskan mengapa beberapa keputusan dibuat di lapangan dan bukan keputusan berbeda yang diambil. Ada banyak alasan di setiap keputusan," ujar Ovrebo.

“Saya tidak berbicara pada pemain manapun setelah pertandingan. Saya keluar lapangan dengan bermartabat, masuk ke ruang ganti, dan selesai,” tutup pria yang resmi menjadi wasit FIFA pada 1994 itu.

Apa yang dialami Tom Henning Ovrebo memiliki kesamaan dengan Michel Oliver. Ia mendapat serangan di media sosial dan bahkan juga ancaman pembunuhan.

Memiliki insiden yang hampir serupa dengan Tom Henning Ovrebo, akankah Michael Oliver memberikan klarifikasi pada beberapa tahun kemudian?

Patut ditunggu penjelasan seperti apa yang keluar dari mulut wasit yang memberi noda hitam pada karier kiper Juventus, Gianluigi Buffon yang digadang musim 2017/2018 adalah yang terakhir di Liga Champions.

 

Bolatimes.com/Irwan Febri Rialdi

Load More