Husna Rahmayunita | Adie Prasetyo Nugraha
Logo PSSI. [laman resmi PSSI]

Bolatimes.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dituntut oleh perusaaan asal Belgia, Target Eleven untuk membayar utang senilai 43 juta euro atau senilai Rp680 miliar.

Target Eleven dilaporkan telah mengajukan gugatan kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terkait utang yang menyeret PSSI.

Perkaranya bermula dari kerja sama antara PSSI dan Target Eleven untuk mengembangkan dua level kompetisi di Indonesia yang dimulai sejak 2011.

Baca Juga:
Juventus Terdepak dari Liga Champions, Allegri: Kami Terlalu Naif

Dilaporkan media Belgia, RTBF, pada 2013 wakil dari Target Eleven David Richard datang ke Tanah Air dan disebut telah menjalin kesepakatan, bahkan diklaim pemerintah Indonesia ikut terlibat.

"Disepakati remunerasi tetap dan variabel lain, yang tergantung pada kontrak komersial yang harus kami tandatangani seperti perjanjian sponsor dan hak siar televisi," kata Direktur Target Eleven Patrick Mbaya, Rabu (17/3/2022).

"Juga mengadakan pembicaraan dengan kelompok televisi yang akan menghasilkan kontrak 10 tahun dengan jumlah total 1,5 miliar dolar AS, tetapi Federasi Indonesia tidak memenuhi komitmen keuangannya karena masalah internal," sambungnya.

Baca Juga:
Galatasaray vs Barcelona, Aubameyang Siap Tampil Habis-habisan

Kerja sama kedua belah pihak tidak berjalan mulus menyusul kisruh sepak bola Tanah Air mulai dari dualisme federasi, kompetisi, hingga puncaknya sanksi FIFA pada 2015.

Masalah itu diduga menjadi penyebab mandeknya pembayaran PSSI ke Target Eleven. Oleh sebab itu, Target Eleven melaporkan PSSI ke CAS pada 9 Juni 2021.

Media tersebut juga menyebut sempat ada komunikasi dengan Target Eleven untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, hingga kini tidak ada tindak lanjut yang jelas.

Baca Juga:
Rumah Paul Pogba Kemalingan saat MU Kalah, Sesuatu Paling Berharga dalam Hidupnya Dicuri

"Jumlah yang harus dibayar memang signifikan dan itu karena pekerjaan yang sudah dilakukan selama beberapa tahun dan kompensasi atas hilangnya pendapatan berdasarkan kontrak utama yang seharusnya kami tandatangani untuk liga, seperti hak siar televisi sebesar 1,5 miliar atau 150 juta USD/tahun," terang Patrick Mbaya.

"Sambil menunggu keputusan sementara dari pengadilan arbitrase, Target Eleven baru saja menunjuk "arbiter" dan PSSI memiliki sepuluh hari untuk melakukan hal yang sama."

"Jika tidak dilakukan pada 21 Maret, Ketua Pengadilan akan menjalankan perkara ini. Para arbiter ini kemudian harus memilih seorang presiden untuk menyusun arbitrase," bebernya.

Baca Juga:
Anggaran Alat Terlampau Mahal, PSSI Pastikan Masih Tak Pakai VAR untuk Liga 1 Musim Depan

Load More