Bolatimes.com - Sepak bola di Indonesia selalu penuh dengan bumbu-bumbu rivalitas, baik di dalam dan luar lapangan. Rivalitas di luar lapangan atau antar suporter ini lah yang kerap menjadi berita miring jelang atau pasca laga klub yang didukungnya.
Sebagai olahraga terpopuler, sepak bola tumbuh pesat di Indonesia dengan populasi yang besar. Kegilaan masyarakat Indonesia akan sepak bola pun kerap diperlihatkan di lapangan dan luar lapangan.
Hampir sama dengan negara lainnya, sepak bola di Indonesia juga menghadirkan rivalitas yang tergolong panas. Rivalitas ini biasanya tercipta karena asal dari klub tersebut ataupun sejarah panjang klub tersebut.
Baca Juga:
Diproyeksikan Bela Timnas, Mees Hilgers Mengaku Punya Marga Indonesia
Rivalitas panas yang ada di Indonesia umumnya terjadi karena daerah klub itu berasal atau biasa disebut Derby. Banyak Derby tercipta di Indonesia yang kemudian berimbas ke luar lapangan atau di kalangan suporter.
Akibatnya, rivalitas antara klub dalam balutan Derby di atas lapangan berlanjut dengan rivalitas antara kedua suporter fanatik pendukung tersebut.
Di Indonesia, banyak ditemui rivalitas antara suporter itu. Salah satunya adalah rivalitas suporter PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman, dua klub besar dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca Juga:
Greysia/Apriyani Kalah Dua Set Lawan Kim/Kong di BWF World Tour Finals 2021
Rivalitas Pendukung PSIM dan PSS
Laga PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman dikenal sebagai Derby Mataram yang mengacu pada asal daerah kedua klub tersebut.
Rivalitas kedua klub ini sejatinya juga belum berlangsung lama. Pun dengan rivalitas antara basis suporter kedua tim asal DIY tersebut.
Baca Juga:
Profil Flavio Beck Junior, Pemain Asal Brasil yang Balik ke PSIS Semarang
Rivalitas antara kedua klub terjadi pada musim 1999-2000 saat PSS promosi ke kasta teratas, sedangkan PSIM degradasi ke kasta kedua.
Fakta ini lantas membuat PSIM kehilangan muka dari tetangganya, yang dianggap sebagai wajah baru dari sepak bola Yogyakarta.
Rivalitas antara dua basis suporter ini sendiri lahir dari basis suporter yang besar di Yogyakarta. PSIM memiliki Brajamusti dan The Maiden, sedangkan PSS memiliki Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS).
Baca Juga:
Kaki Ditanam Baja, Conor McGregor Tak Sabar Hancurkan Lawan di Oktagon
Pendukung PSIM yakni Brajamusti lahir pada tahun 2003 yang diikuti pecahnya organisasi hingga lahirnya The Maiden pada tahun 2010.
Sedangkan suporter PSS yakni Slemania menjadi yang tertua karena telah ada sejak tahun 2000 dan kemudian diikuti lahirnya pendukung beraliran ultras bernama BCS pada 2008.
Perseteruan pun diyakini juga lahir karena hilangnya harmonisasi dan toleransi yang disertai rasa gengsi serta rasa iri atau dengki akan klub rivalnya.
Rivalitas panas antara pendukung PSIM dan PSS ini kerap terjadi di luar lapangan. Berasal dari provinsi yang sama, membuat kedua basis suporter besar ini acap kali bertemu.
Terkadang pertemuan ini berujung bentrok yang bisa saja menghilangkan nyawa seseorang. Sebagai contoh tragedi pada 22 Mei 2016.
Salah satu pendukung PSS bernama Stanislaus Gandhang Deswara, harus meninggal dunia akibat bentrok dengan pendukung PSIM, Brajamusti di Jalan Magelang KM 14.
Rivalitas antar kedua suporter ini bahkan kembali berlanjut pada 26 Juli 2018 yang kembali mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang yakni Muhammad Iqbal Setyawan.
Iqbal Setyawan merupakan penonton non suporter yang tewas akibat dikeroyok dalam sebuah kerusuhan suporter saat menonton Derby Mataram antara PSS vs PSIM.
Berita Terkait
-
Persib Bandung Vs PSBS Biak: Regulasi Larangan Suporter Tamu Masih Berlaku
-
Timnas Indonesia Hadapi Raja Terakhir, Hokky Caraka Minta Hal Ini ke Suporter
-
Shayne Pattynama Akui Kehebatan Vietnam, Bek Kiri Timnas Indonesia Minta Dukungan Suporter
-
Malaysia Tahan Suriah, Timnas Indonesia Jadi Bahan Ledekan Suporter Jiran
-
Disebut Rangkap Jadi Agen Travel, Harga Kemahalan Kritik ke PSSI yang Jual Tiket Nonton Pertandingan Timnas Indonesia di
-
Terlibat Match Fixing, PSS Sleman dan Madura United Terancam Degradasi, Begini Komentar Erick Thohir
-
Perlawanan PSIS Atas Sanksi Berat sampai Akhir Musim BRI Liga 1
-
Sah Jadi WNI, Justin Hubner Setuju dengan Pemain Ajax Amsterdam: Indonesia Punya Suporter Lebih Besar dari Belanda
-
Coach Justin Beri Edukasi ke Suporter Timnas Indonesia yang Tidak Sabaran: Naturalisasi Itu Butuh Waktu
-
Exposure Bambang Pamungkas di Selangor FC sempat Membuat Suporter Malaysia Ketar-ketir
Tag
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Indomie Dukung Persib Sebagai Wakil Indonesia Di AFC Champions League 2 Musim 2024/2025
-
Jay Idzes Resmi Debut di Serie A Italia, Tampil Starter Lawan Fiorentina
-
Indra Sjafri Manfaatkan Turnamen di Korea Selatan untuk Uji Pemain Baru
-
Marselino Ferdinan Resmi Gabung Klub Divisi 2 Inggris, Lebih Tinggi dari Elkan Baggott
-
Persib Bandung Vs PSBS Biak: Regulasi Larangan Suporter Tamu Masih Berlaku
-
Piala Presiden 2024, Cerminan Hiburan Rakyat dan Indonesia
-
Persib Bandung Luncurkan Program Membersib
-
Dapatkan Tiketnya dan Berikan Dukungan Terbaik di Pesta Rakyat Persib
-
Update Terkini Kondisi Welber Jardim Jelang Lawan Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024
-
Persib Bandung Tak Pasang Target Tinggi di Piala Presiden 2024