Rauhanda Riyantama
Logo PSSI. [laman resmi PSSI]

Bolatimes.com - PSSI berencana mengajukan banding setelah FIFA menjatuhi sanksi miliaran rupiah serta sanksi menggelar pertandingan tanpa penonton saat laga kandang timnas Indonesia.

Selain itu, PSSI ingin meminta penjelasan dari FIFA terkait denda yang diberikan. Mengapa PSSI didenda lebih berat ketimbang Malaysia.

Sebagaimana diketahui, PSSI disanksi buntut dari insiden pertandingan timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, pada 19 November 2019 lalu.

Baca Juga:
Sudahlah PSSI, Fakhri Husaini Tak Mau Jadi Asisten Shin Tae-yong

Wakil Ketua Umum PSSI Mayjen TNI Cucu Soemantri memberikan keterangan mengenai pertemuan dengan salah satu calon pelatih tim nasional Indonesia Luis Milla di Manila, Filipina, Jumat (29/11/2019). (ANTARA/Michael Siahaan)

FIFA menganggap suporter timnas Indonesia dinilai tidak menjaga ketertiban dan keamanan selama laga tersebut. Selain itu, suporter Indonesia juga menyalakan flare dan melakukan perusakan di pertandingan itu.

Alhasil, Indonesia mendapat sanksi dari FIFA yaitu menggelar laga tanpa penonton saat menjamu Uni Emirat Arab pada 31 Maret, juga didenda 200 ribu franc atau setara Rp 3,5 miliar.

Sementara tim tuan rumah, Malaysia cuma mendapat denda yang lebih ringan, yakni 50 ribu franc Swiss (Rp 717 juta)

Baca Juga:
Resmi, Pemain Jebolan Liga Spanyol Gabung Persita Tangerang

"Kami akan buat surat kepada FIFA, kami mau minta penjelasan. Nanti kami banding, lah," kata Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Soemantri saat dihubungi wartawan, Kamis (9/1/2020).

"Kami sudah buat surat. Ketua umum (Mochamad Iriawan) sudah tanda tangan juga," ia menambahkan.

Selain itu, PSSI juga mendapat peringatan dari FIFA karena terlambatnya kick off saat timnas Indonesia menjamu Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, pada 10 September 2019 lalu.

Baca Juga:
Salah Alamat, Bus Barcelona Nyasar di Arab Saudi

"Nah itu yang kami ingin tahu kenapa kami didenda lebih berat dari Malaysia ? Itu yang kami pertanyakan," pungkasnya.

Load More