Galih Priatmojo
Pesepak bola Persita Aldi Al Cahya (kiri) menguasai bola dibayangi pesepak bola Kalteng Putra Yericho Christiantoko (kanan) pada perebutan juara ke 3 Liga 2 2018 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/12/2018). Dalam laga tersebut Kalteng Putra menang dengan skor 2-0, dan promosi ke Liga 1 Indonesia pada Tahun 2019 mendatang. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya).

Bolatimes.com - Keculasan para pelaku pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia satu per satu mulai kelihatan boroknya. Persita Tangerang jadi salah satu tim yang kena apesnya, lantaran dua kali dikerjain hingga gagal raih tiket untuk naik kasta.

Persita Tangerang nyaris kembali mencicipi gegap gempitanya kompetisi di liga kasta teratas Indonesia setelah terpuruk selama empat tahun sejak 2014 silam. Sayangnya asa itu pupus setelah langkah Pendekar Cisadane dihadang Semen Padang di semifinal serta Kalteng Putra di perebutan tempat ketiga Liga 2 2018 lalu.

Rangkaian kegagalan Persita itu nyatanya tak hanya faktor teknis melainkan lantaran mereka juga 'dikerjain'. Hal itu terungkap dalam talkshow Mata Najwa bertajuk PSSI Bisa Apa jilid 4, semalam.

Baca Juga:
Garuda Select Menang Lagi, Begini Tanggapan Asisten Pelatih Danny Holmes

Seperti diketahui, kecurigaan soal 'dikerjain' itu makin menguat setelah laga perebutan tempat ketiga Liga 2 2018 antara Persita Tangerang vs Kalteng Putra viral. Pasalnya saat itu pengadil di lapangan tiba-tiba diganti.

Dalam sebuah sesi wawancara Najwa Shihab dengan narasumber yang disembunyikan identitasnya, diketahui bahwa sebelum laga perebutan tempat ketiga Liga 2 2018 itu, ada pengaturan skor di sana.

Baca Juga:
Satgas Anti Mafia Bola Sebut Dua Tim Ini Bersih dari Pengaturan Skor

Narasumber tersebut mengungkapkan bahwa sebelum pertandingan, seorang staf perwasitan yang disebut berinisial ML dan perangkat wasit menemui salah seorang anggota Exco PSSI berinsial IB di apartemennya. Dalam pertemuan itu IB memberikan sejumlah uang kepada ML.

"Saya tahu sebelum pertandingan itu salah satu staf perwasitan ML dengan perangkat pertandingan menemui IB di apartemen di daerah Kuningan. IB Exco PSSI," ungkapnya.

"Sepengetahuan saya ya duit itu dikasih IB ke ML kalau saya dengar Rp100 juta dikasih cash malam itu," lanjutnya.

Baca Juga:
Diejek Suporter Atletico Madrid, Ronaldo Balas dengan Gestur Lima Jari

Lebih jauh si narasumber membeberkan bahwa yang berkepentingan di laga itu adalah JR. Dia wakil Komite Wasit.

Ia mengungkap bahwa benar di hari H pertandingan, wasit memang berat sebelah untuk memenangkan Kalteng Putra.

"Di laga itu saya melihat memang wasit memihak Kalteng Putra," ujarnya.

Baca Juga:
Hasil Lengkap Babak 16 Besar Liga Champions Hingga Dini Hari Tadi

Yang paling mencolok di laga itu dan kemudian jadi ramai dibicarakan yakni terkait pergantian wasit yang terkesan mendadak. Dalam Daftar Susunan Pemain terpampang nama Yudi Nurcahya sebagai wasitnya sementara saat masuk ke stadion sosok wasit yang muncul adalah Novari Ihsan.

Kemunculan Novari Ihsan sebagai wasit di laga itu disebut lantaran Persita Tangerang tak sepakat jika Yudi Nurcahya yang memimpin. Alasannya, mereka takut terjadi hal tak diinginkan apalagi sebelumnya, Persita sempat 'ingkar janji' pada Yudi.

"Jadi di laga leg pertama semifinal Liga 2 2018 itu, Persita menginginkan kemenangan saat menghadapi Semen Padang. Ia pun menjanjikan uang Rp50 juta ke wasit Yudi. Tapi begitu menang, Yudi hanya dikasih Rp10 juta. Karena dianggap ingkar janji, Yudi pun mengembalikan uang tersebut. Nah, saat laga perebutan tiket tempat ketiga itu Yudi teryata jadi wasitnya lagi, makanya Persita ngga mau," jelasnya.

Namun seperti yang sudah terjadi, Persita Tangerang tetap saja keok saat menghadapi Kalteng Putra. Beberapa keputusan wasit Novari pun menuai kontroversi.

Fakta lain terkuak, bahwa JR bukan di laga itu saja terlibat dalam praktek pengaturan skor. Sebelumnya, di laga Semen Padang kontra Persita Tangerang, JR juga diduga ikut turut campur.

"Setahu saya Semen Padang dan Persita juga titipan. Titipan JR. Waktu itu Semen Padang menang. Ada uang sekitar Rp100 juta di laga itu," akunya.

Load More