Galih Priatmojo
Timnas Indonesia di Piala AFF edisi 2016. [@affsuzukicup/Twitter]

Bolatimes.com - Gubrakk! seketika telapak tangan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla menampar meja seusai peluit panjang dibunyikan dalam laga Timnas Thailand kontra Indonesia di final AFF 2016.

Menyaksikkan dari kediaman dinasnya, orang nomor dua Indonesia itu tak mampu menyembunyikan kekecewaannya setelah skuat Garuda mengalami kekalahan menyakitkan dibungkam Thailand di Stadion Rajamangala.

Malam itu, Timnas Indonesia yang satu tangannya sudah menggenggam trofi AFF setelah menang 2-1 di leg pertama terpaksa merelakan lepas usai menyerah dari tuan rumah Thailand 0-2 (agregat 2-3). Mimpi menjadi raja sepakbola Asia Tenggara pun padam.

Kekalahan itu memperpanjang rekor Timnas Indonesia yang gagal meraih kampium di Piala AFF. Terhitung sejak ikut mulai edisi 1996, Timnas Indonesia senantiasa gagal menjadi kampium.

Prestasi terbaik skuat Garuda hanyalah nyaris juara alias jadi runner up. Tercatat, Timnas Indonesia sudah sebanyak lima kali jadi runner up Piala Aff. Torehan ini menempatkan Indonesia sebagai satu-satunya tim terbanyak jadi finalis.

Kini, dua tahun berselang sejak kekalahan di Stadion Rajamangala, mimpi Timnas Indonesia meraih kampium Piala AFF untuk pertama kalinya kembali dinyalakan. Hanya tinggal menghitung hari, turnamen terbesar di Asia Tenggara itu bakal segera dihelat.

Berbeda dengan edisi sebelumnya, di Piala AFF edisi kali ini Timnas Indonesia dan seluruh kontestan bakal dihadapkan pada tantangan baru. Piala AFF kali ini bakal bergulir dengan format anyar.

Pada edisi kali ini, takkan ada lagi tim yang berstatus sebagai tuan rumah di fase grup. Masing-masing tim bakal memiliki kesempatan sama untuk bermain di kandangnya.

Ini tentu bakal jadi turnamen yang jelas lebih menantang ketimbang Piala Dunia kan. Bayangkan saja, tiap tim bakal melakoni dua laga kandang dan dua laga tandang di fase grup.

Jika lolos hingga final maka mereka juga akan melakoni dua kali pertandingan kandang dan tandang. Apabila ditotal ada 8 pertandingan dengan rincian 4 pertandingan kandang dan 4 laga tandang yang ditempuh selama lima pekan untuk merebut kampium Piala AFF.

Dengan ulasan tersebut, tiap tim wajib pintar-pintar menjaga kebugaran para pemainnya. Apalagi yang dihadapi bukan hanya pertandingan yang akan menguras peluh tetapi juga waktu tempuh serta aklimatisasi cuaca dari satu negara ke negara lain yang tak bisa dianggap sepele.

Tantangan yang juga tak mudah tentu saja soal lawan-lawan di Grup B yang bakal dihadapi skuat Garuda nantinya. Seperti diketahui, tim-tim di kawasan Asia Tenggara telah banyak berkembang pesat.

Tim-tim besar seperti Thailand dan Singapura tak dimungkiri bakal jadi sandungan nyata. Bertabur materi mumpuni didukung persiapan nan matang bisa jadi membuat langkah Timnas Indonesia untuk mengulang sukses mencapai ke babak final dua tahun silam takkan mudah.

Belum lagi kehadiran pelatih level wahid Sven Goran Eriksson yang sekonyong-konyong tertarik menukangi tim di Asia Tenggara. Sentuhan mantan pelatih Timnas Inggris itu di Timnas Filipina sudah pasti harus diwaspadai. Bisa jadi tim berjuluk The Azkals itu akan menyulitkan langkah Evan Dimas dkk.

Sementara itu di edisi 2018 ini, Timnas Indonesia harus mengalami hal serupa ketika hendak melakoni gelaran AFF 2016 lalu. Berangkat dengan masalah!

Beberapa bulan jelang perhelatan, skuat Garuda ditinggal Luis Milla. Tanpa ada pilihan, PSSI kemudian mendaulat Bima Sakti yang sebelumnya jadi asisten pelatih asal Spanyol itu untuk menduduki kursi pelatih kepala.

Dalam persiapan, Timnas Indonesia pun harus berkejaran dengan kompetisi Liga 1 yang molor. Akhirnya para penggawa baru bisa dikumpulkan awal November lalu.

Dengan target meraih kampium untuk kali pertama ini jelas tantangan yang tak mudah bagi Bima Sakti dkk. Mampukah Bima Sakti mewarisi energi positif yang dibawa Luis Milla dan bawa Timnas Indonesia jadi juara kali ini?

Sebelum berbicara jauh soal bagaimana kans Timnas Indonesia di gelaran AFF edisi 2018 ini, Bolatimes bakal lebih dulu mendedahkan peta kekuatan di Grup B Piala AFF 2018. Berikut ulasannya.

Baca Juga: Fokus AFF 2018: Menguji Sentuhan Fandi Ahmad Bersama Singapura

Baca Juga: Fokus AFF 2018: Menunggu Kejutan Debut Penggawa Muda Timor Leste

Baca Juga: Fokus AFF 2018: Thailand Berjudi dengan Pemain Lapis Dua

Baca Juga: Fokus AFF 2018: Timnas Filipina Citarasa Eropa ala Eriksson

 

Load More