Stephanus Aranditio
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penghentian sementara kompetisi sepak bola Liga I di Jakarta, Selasa (25/9). PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara Liga I sampai batas waktu yang tidak ditentukan, menyusul tewasnya suporter Persija saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, pada Minggu (23/9). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Bolatimes.com - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi mecurigai ada kepentingan politik yang ingin menggeser dirinya dari jabatan ketum PSSI, pernyataan ini keluar ketika banyak tuntutan dari publik sepak bola Indonesia yang meminta dirinya menanggalkan jabatan ketum PSSI.

Kematian The Jakmania, Haringga Sirla menambah daftar suporter sepak bola tewas menjadi 19 orang selama hampir dua tahun kepemimpinan Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI.

Dari rentetan kasus kematian suporter sepak bola ini muncul sebuah petisi di change.org menuntut Edy Rahmayadi mundur sebagai ketua umum PSSI.

Baca Juga:
Liverpool Kalah, Jurgen Klopp Salahkan Wasit

Selain kematian suporter, Edy Rahmayadi dianggap tidak pantas lagi memimpin PSSI karena baru-baru ini ia terpilih menjadi Gubernur Sumatra Utara pada pilkada serentak beberapa waktu lalu.

Rangkap jabatan ini dianggap publik tidak etis karena akan terjadi banyak konflik kepentingan dalam memimpin provinsi Sumatra Utara dan PSSI, belum lagi Edy Rahmayadi juga tercatat sebagai pembina klub PSMS Medan.

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi (pssi)

Namun, pada acara talkshow Mata Najwa bertajuk Duka Bola Kita, Rabu (26/9/2018), Edy Rahmayadi menyatakan siap mundur jika tidak bisa memimpin PSSI dengan baik. 

Baca Juga:
Edy Rahmayadi Jawab Kasus Kematian Suporter Persita Banu Rusman

''Jangankan 60 ribu, satu orang pun kalau itu memang benar adanya gara-gara saya gubernur lalu terjadi itu pembunuhan, saya akan tinggalkan ini (Jabatan Ketua Umum PSSI). Karena berarti saya tidak becus," tegas Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi justru curiga, ada permainan politik di petisi yang hingga kini sudah ditandatangani sekitar 65 ribu orang, ia menilai petisi itu ditukangi oleh orang-orang yang ingin menjabat ketua umum PSSI.

''Yang saya takutkan, dari 60 ribu ini mungkin salah satunya menginginkan jabatan PSSI ini (ketua umum), karena saat ini dalam dunia politik. PSSI harus saya lindungi, karena ini amanah rakyat sampai 2020,'' kata Edy menegaskan tetap ingin memimpin PSSI hingga masa jabatannya habis.

Baca Juga:
Prediksi & Link Live Streaming Timnas Indonesia U-16 vs India

Selain Edy Rahmayadi, beberapa anggota komite eksekutif PSSI juga memiliki dua jabatan di PSSI dan klub-klub di Indonesia.

Load More