Galih Priatmojo | Irwan Febri Rialdi
Penyerang Persija Jakarta, Marko Simic.

Bolatimes.com - Sebuah wacana baru muncul dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi di Indonesia. Badan yang dikomandoi oleh Tigor Shalom Boboy itu berencana tak menggunakan jasa striker asing di Liga 1.

Hal ini dilakukan dengan alasan kurangnya striker lokal berkualitas yang dimiliki oleh Timnas Indonesia.

Terbukti, saat ini tak ada penyerang lokal murni di skuat Garuda. Lini serang Timnas Indonesia kini diisi oleh Alberto Goncalves, pemain naturalisasi dari Brasil.

Baca Juga:
Prediksi Real Madrid vs Atletico Madrid, Demi Gelar Raja Eropa

Namun, aturan tersebut barulah sekadar wacana yang belum pasti diterapkan pada musim depan.

Kendati demikian, Bolatimes.com mencoba merangkum kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi andai tak ada striker asing di Liga 1.

1. Kompetisi kurang greget

Baca Juga:
Tiga Maskot Lucu Asian Games 2018, Kenalan Dulu Yuk

Striker asing memberikan plus minus di kompetisi Indonesia. Mereka bisa menjadi keuntungan dan kebuntungan , tetapi tergantung dipandang dari sudut sebelah mana.

Tanpa striker asing Liga 1 akan terlihat kurang greget, kemungkinan jumlah gol tak akan sebanyak seperti saat ini.

Dilansir dari laman resmi Liga 1, hingga saat ini, Rabu (15/8/2018) jumlah gol seluruhnya adalah 313. Dari sejumlah itu, pemain asing yang menyumbang paling banyak. Rinciannya yakni Fernando Rodrigues (14 gol), Ezechiel N'Douassel (13), David da Silva (11 gol).

Baca Juga:
PT LIB Wacanakan Hapus Jasa Striker Asing di Liga 1 2019

Ezechiel N'Douassel, Persib Bandung

2. Penyerang lokal kehilangan aroma kompetisi

Striker lokal akan kehilangan persaingan ketika tak ada penyerang asing. Jika dipandang positif, striker asing akan membuat pemain lokal terpacu untuk lebih baik lagi.

Selain itu, penyerang asing bisa menularkan pengalaman mereka yang telah malang melintang di berbagai kompetisi. Hal ini baik bagi penyerang lokal muda untuk menyerap ilmu dan pengalamannya.

Baca Juga:
Alasan Personal Buat Diego Godin Tolak Manchester United

Harry Kane menjadi sebuah contoh nyata untuk seorang penyerang lokal yang berjuang di ketatnya kompetisi tanah kelahiran.

Liga Primer Inggris menjadi kompetisi yang sangat berat bagi pemain lokal, karena dibolehkan mendaftarkan 17 pemain asing. Di sana banyak penyerang non Inggris berkualitas yang ikut bermain, tetapi Harry Kane bisa membuktikan kualitas.

Pemain 24 tahun itu konsisten menjadi mesin gol untuk Tottenham Hotspur. Ia bahkan menyabet gelar top skor di Piala Dunia 2018.

3. Bek Indonesia akan melemah

Adanya penyerang asing menjadi keuntungan untuk pembinaan pemain yang berposisi bek atau pemain bertahan di Indonesia. Pasalnya mereka akan menghadapi striker dari non Indonesia yang secara fisik lebih besar dan kuat.

Pemain Barito Putera, Hansamu Yama (Sumber: Dok Barito Putera)

Hal ini akan membuat bek lokal tertempa dan sudah terbiasa ketika menghadapi pemain-pemain Eropa atau Afrika di even internasional.

Sementara jika bek lokal hanya bersaing dengan striker lokal, hal yang ditakutkan yakni akan mudah roboh dan kaget ketika menghadapi negara-negara dengan fisik besar dan kuat.

Load More