Rauhanda Riyantama | Adie Prasetyo Nugraha
Michael owen/Instagram

Bolatimes.com - Legenda sepak bola Inggris, Michael Owen tiba di Indonesia, Sabtu (20/8/2022). Mantan pemain Liverpool hingga Manchester United itu didatangkan oleh vidio.com sebagai pemegang hak siar resmi Liga Inggris di Indonesia hingga 2025.

Owen, yang sempat berbaju Real Madrid, merupakan salah satu striker mematikan di Liga Inggris pada tahun 1997-2004 dan 2005-2013. Awal kemunculan pemain yang lahir di Chester pada 14 Desember 1979 itu sangat memukau.

Bagaimana tidak, Owen mencuri perhatian publik Inggris di awal kemunculannya di level profesional. Ia menjalani debut saat masih berusia 17 tahun bersama tim yang membesarkan namanya, Liverpool, melawan Wimbledon FC di Selhurst Park dalam ajang Liga Inggris pada 6 Mei 1997.

Baca Juga:
Klasemen Terbaru Liga Spanyol: Real Madrid Kokoh di Puncak usai Hajar Celta Vigo 4-1

Michael Owen saat memperkuat Liverpool [AFP]

Ketika itu, Owen muda langsung membuktikan diri dengan gol yang dibuatnya meski gagal membawa Liverpool meraih kemenangan.

Usai penampilannya di laga tersebut, Pelatih Liverpool saat itu Roy Evans pun memberikan tempat utama kepada sang pemain pada musim 1997/1998. Hal yang jarang ditemui di Liga Premier kala itu.

Owen terus menunjukkan aksi-aksinya meski gagal mengantarkan The Reds --julukan Liverpool-- menjadi kampiun. Namanya semakin melambung setelah menjadi top skor Liga Premier 1997/1998.

Baca Juga:
Klasemen Terbaru Liga Italia: Hajar Spezia 0-3, Inter Milan Rebut Posisi Puncak

Sejak debutnya itu, posisi Owen di lini depan Liverpool hampir tak tergantikan hingga 2004. Ketika kontraknya tersisa satu musim, sang pemain memutuskan hijrah ke Real Madrid.

Bersama Liverpool, Owen mempersembahkan trofi Piala UEFA 2000/2001, Piala Super Eropa 2001/2002, Piala FA 2001, Piala Liga Inggris 2001 dan 2003. Penghargaan individu juga ia dapatkan seperti top skor Liga Premier Inggris yang diraih pada 1997/1998 dan 1998/1999 hingga Ballon d'Or 2001.

Selama tujuh musim membela Liverpool, Owen mencatatkan 284 penampilan di semua ajang dan membukukan 150 gol dan delapan assist.

Baca Juga:
Klasemen Terbaru Liga Inggris: Arsenal Naik ke Posisi Puncak usai Lumat Bournemouth 3-0

Michael Owen,striker legendaris Inggris. (Sportskeeda)

Akhir Menyedihkan di Timnas Inggris

Catatan gemilang Owen ketika itu langsung mendapat perhatian Pelatih Timnas Inggris Glenn Hoddle. Ia disertakan bahkan tembus dalam skuad utama Inggris untuk Piala Dunia 1998.

Pencapaian Inggris pada ajang tersebut mentok di babak 16 besar, mereka takluk dari Argentina melalui babak adu penalti. Tapi penampilan Owen tetap menjadi pusat perhatian karena mampu menorehkan dua gol dan satu assist dalam empat penampilannya.

Baca Juga:
Bobol Gawang Wolverhampton, Harry Kane Pecahkan Rekor Sergio Aguero

Bersama Inggris, Owen tampil dalam beberapa kejuaraan bergengsi seperti Piala Dunia 1998, 2002, dan 2006. Lalu Euro 2000 dan 2004.

Sayangnya, Owen belum memberikan prestasi apapun untuk negara tercintanya itu. Meski di setiap edisi Piala Dunia dan Euro, Owen selalu berusaha memberikan yang terbaik.

"Itu menjadi salah satu hal yang saya sayangkan selama karier saya (terutama di Piala Dunia). Gagal memenangi sesuatu dengan Inggris, apalagi saya bermain bersama generasi terbaik yang dimiliki Inggris adalah sesuatu yang mengecewakan," kata Owen saat berbincang, dilansir dari Suara.com.

"Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa saat itu, negara-negara lain juga memiliki pemain-pemain bagus. Ada Spanyol, Brasil, Prancis, mereka semua juga sangat bagus. Ya, sayang rasanya saya tak bisa dapat trofi Piala Dunia untuk Inggris," sambungnya.

Michael Owen saat memperkuat Real Madrid. [AFP]

Coba Peruntungan di Real Madrid, Tapi Gagal

Owen yang ketika itu sedang jaya-jayanya mencoba mengembangkan karier membela klub lain. Raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid menjadi pilihan pemain yang berusia 42 tahun pada 2022.

Pada 2004, Owen didatangkan untuk melengkapi proyek Los Galacticos Real Madrid ketika itu. Meski menurut laporan, El Real sudah menginginkan jasa Owen sejak 2002.

Bersama Real Madrid, Owen berada satu tim dengan nama-nama besar pada masanya. Sebut saja Iker Casillas, Zinedine Zidane, David Beckham, Raul Gonzalez, dan Ronaldo.

Sebagai seorang striker, Owen harus bersaing dengan Raul dan Ronaldo. Tentu sangat sulit bagi sang pemain terlebih Raul adalah pemain yang dihormati publik Madrid.

Akibatnya Owen kesulitan bersaing. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan. Hanya semusim ia bertahan di Santiago Bernabeu, dengan catatan 17 gol dari 45 penampilan di semua kejuaraan

Owen membantah kariernya menurun di Real Madrid karena kesulitan bersaing. Bahkan, ia menyebut Liga Spanyol lebih mudah untuk adaptasi ketimbang Inggris.

"Di Spanyol, ketika main untuk Real Madrid dan Barcelona, kamu akan selalu memegang bola. Lebih mudah juga karena saya bermain dengan banyak bintang macam David Beckham, Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo, dan Raul," terang Owen.

"Tempo di LaLiga juga lebih santai ketimbang Premier League, laga-laganya berjalan lebih lamban. Ya, bisa dibilang Premier League adalah liga tersulit di dunia, karena temponya berlangsung cepat, dan para pemain dituntut memiliki kekuatan fisik yang bagus," ungkapnya.

Michael Owen, saat masih memperkuat Newcastle United, Rayakan golnya ke gawang West Ham United dalam laga Liga Premier di St. James Park pada 10 Januari 2009. [AFP]

Kesal Tak Bisa Pulang ke Liverpool

Hanya bertahan satu musim di Spanyol, Owen kembali ke Inggris. Ia mengaku sangat ingin sekali pulang ke tim yang telah membesarkan namanya, Liverpool.

Namun, hingga gantung sepatu apa yang diinginkan Owen tak pernah terwujud. Padahal, ia mengaku sangat mencintai The Reds.

Setelah meninggalkan Real Madrid dan gagal pulang ke Liverpool, Owen memutuskan bergabung dengan Newcastle United. Sayang, ia gagal mengembalikkan performanya seperti saat di Liverpool.

Bersama Newcastle, Owen banyak berkutat dengan cedera yang dimulai pada 2005 ketika pertandingan melawan Tottenham Hotspur yang membuatnya absen selama lima bulan. Meski begitu, Owen tak kehilangan tempat di tim nasional dan masih dipercaya masuk skuad untuk Piala Dunia 2006.

Pada akhirnya, kontrak Owen diputus. Setelah itu pun ia masih berusaha agar bisa pulang ke Liverpool.

"Ya sangat sulit saat itu memang, apalagi hati saya masih untuk Liverpool. Saya mencoba beberapa kali untuk kembali ke Liverpool dalam setiap kesempatan," terang Owen.

"Bahkan ketika saya meninggalkan Newcastle, saya pernah mencoba untuk kembali ke Liverpool. Namun, saat itu Liverpool punya banyak penyerang bagus seperti Fernando Torres dan Luis Suarez. Liverpool sudah tidak membutuhkan saya, saya kesal tidak bisa kembali ke Liverpool, tapi saya harus meneruskan karier saya di tempat lain," tambahnya.

Pemain Manchester United Michael Owen menggantikan Berbatov dalam pertandingan Liga Champions kontra Schalke pada 4 Mei 2011. [AFP]

Gabung Manchester United

Keputusan kontroversial pun akhirnya dibuat Owen usai dibuang Newcastle United. Ia memutuskan bergabung dengan tim rival dari Liverpool yakni Manchester United pada 2009.

Owen yang dianggap sebagai legenda Liverpool mulai disebut penghianat oleh fans The Reds. Namun, bukan tanpa alasan Owen melakukan hal tersebut.

Justru ia merasa beruntung masih ada tim besar yang mau menampungnya. Meski menurut laporan Owen hanya digaji per pertandingan.

Bersama Manchester United, Owen lebih banyak berada di bangku cadangan. Masalah cedera yang ia alami masih menjadi momok tersendiri bagi sang pemain.

Bagi Owen pindah ke Manchester tidak pernah ia sesalkan meski hati berkata lain. Menurutnya, karier sepak bolanya harus terus maju.

"Salah satu tim besar yang saat itu menginginkan saya adalah Manchester United. Jadi, saya adalah pesepak bola profesional yang harus dibayar, saya harus main sepak bola level tinggi. Pindah ke United jadi salah satu langkah terbaik bagi saya saat itu," ucapnya.

Manchester United mengakhiri kerjasama dengan Owen di akhir musim 2011/2012. Owen kemudian hengkang ke Stoke City dan mengakhiri kariernya di sana pada usia 34 tahun.

Load More