Rauhanda Riyantama
Potret pemain Timnas Israel U-19 saat tampil di Euro U-19 2022. (AFP)

Bolatimes.com - Melihat rekam jejak Israel yang keluar dari AFC atau konfederasi Asia dan kemudian bergabung dengan UEFA atau konfederasi Eropa.

Secara geografis, Israel sendiri berada di timur Laut Mediterania yang berbatasan dengan Lebanon, Suriah, dan Mesir. Jika melihat geografisnya, maka negeri Medinat Yisrael itu sejatinya berada di kawasan Asia.

Namun untuk urusan olahraga, terutama sepak bola, Israel nyatanya berpartisipasi di konfederasi Eropa atau UEFA.

Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Dua Negara Kuat di FIFA Matchday September, Peringkat 120 Besar Dunia

Hal ini terlihat dari partisipasi Israel dan klub-klubnya di ajang-ajang Eropa seperti Liga Europa, Liga Champions, UEFA Nations League, Kualifikasi Euro dan bahkan Euro U-19.

Di ajang terakhir itu atau Euro U-19, Israel mampu menembus babak final usai finis sebagai Runner Up grup B dan mengalahkan Prancis di babak semifinal.

Kiprah Israel yang ternyata ikut bermain di ajang-ajang sepak bola Eropa pun membuat banyak pihak bertanya-tanya, bukankah seharusnya Medinat Yisrael bermain di Asia jika melihat geografisnya?

Baca Juga:
Piala Presiden 2022: Daftar 22 Peman PSS Sleman untuk Lawan Persib Bandung, Ada Striker Asing Baru

Ternyata ada rekam jejak yang panjang sehingga Israel tak berkiprah di sepak bola Asia dan justru berkiprah di sepak bola Eropa.

Seperti apa rekam jejaknya?

Terusir dari Asia

Baca Juga:
3 Alasan Khuwailid Mustafa Pantas Diberi Kesempatan Tampil Bela Timnas Indonesia

Dalam sejarahnya, Israel ternyata punya kiprah menarik di kancah sepak bola Asia. Diketahui, mereka merupakan salah satu negara pendiri AFC yang tak lain konfederasi sepak bola Asia pada 1954.

Namun 20 tahun berselang, Israel yang berstatus salah satu pendiri, justru terdepak dari AFC dan akhirnya kini bermain di UEFA.

Terdepaknya Israel sendiri bermula dari masalah yang lahir pada 1957. Saat itu, negara-negara Arab yang tergabung di Arab League, memboikot Israel atas konfliknya dengan Palestina.

Baca Juga:
Jelang Bentrok, Ini Rekor Pertemuan Indonesia Vs Vietnam di Piala AFF U-19

Pada 1974, para anggota AFC melakukan pemungutan suara yang awalnya diajukan oleh Kuwait. Pemungutan suara ini terkait nasib Israel di AFC.

Dari pemungutan suara itu didapatkan hasil yakni 17 negara ingin Israel keluar dari AFC, 13 negara ingin Israel tetap bertahan, dan 6 negara lainnya abstain.

Karena kalah jumlah suara dalam pemungutan tersebut, Israel pun akhirnya resmi terdepak dari konfederasi sepak bola Asia per tahun 1974.

Karena tak memiliki induk yang bisa menaungi kiprahnya di sepak bola, Israel pun sempat bergabung dengan Konfederasi Oceania (OFC) pada 1985.

Namun, partisipasi Israel tak bertahan lama. Tercatat, mereka hanya bertahan di Konfederasi Oceania selama empat tahun saja, atau hingga 1989.

Meski sempat keluar dari Konfederasi Oceania, Israel tetap bisa mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 1990 melalui OFC.

Israel pun menemukan secercah harapan pada tahun 1991, saat tim-timnya memilih berpartisipasi di kompetisi naungan UEFA atau sepak bola Eropa.

Hingga akhirnya pada 1994, Israel mendapatkan keanggotaan penuh dari UEFA dan akhirnya mendapat induk untuk sepak bolanya di Konfederasi Eropa.

Ironisnya, Israel baru mendapat keanggotaan di sebuah konfederasi 20 tahun, tepat setelah mereka terusir dari AFC.

Meski bergabung di Eropa, Israel dan klub-klubnya sendiri tak punya kiprah mentereng dan kerap menjadi bulan-bulanan oleh negara-negara sepak bola benua biru lainnya.

Namun, stigma ini bisa saja berubah menyusul keberhasilan Israel U-19 yang menembus final Euro U-19 dan akan berhadapan dengan Inggris.

Selain itu, Israel U-19 juga baru saja mencetak sejarah dengan lolos putaran final Piala Dunia U-20 2023 yang akan diselenggarakan di Indonesia.

Kontributor: Felix Indrajaya
Load More