Bolatimes.com - Jelang partai final Liga Champions 2021/2022 kontra Real Madrid, Liverpool berlatih menggunakan sensor otak. Lantas apa fungsinya?
Liverpool mulai melakukan persiapan matang jelang melawan Real Madrid di partai final, Minggu (29/5) dini hari WIB. Kedua tim yang punya sejarah panjang di ajang ini, sama-sama akan menambah gelar Si Kuping Besar yang telah mereka dapatkan.
Real Madrid yang telah mengoleksi 13 gelar, ingin menambah gelar Liga Championsnya menjadi 14 dan mengukuhkan diri sebagai tim terbaik sepanjang masa di ajang ini.
Sedangkan Liverpool yang telah mengoleksi enam gelar, ini menambah gelarnya menjadi tujuh dan menyamai torehan AC Milan di ajang ini.
Selain memperebutkan trofi, duel ini menjadi ajang balas dendam kedua tim terhadap lawannya di partai final yang digelar di Paris nanti.
Real Madrid ingin membalaskan dendamnya ke Liverpool yang berhasil mengalahkan mereka di final Liga Champions 1981 yang juga bertempat di Paris.
Sedangkan Liverpool ingin membalaskan dendam atas Real Madrid atas kekalahan di final Liga Champions musim 2018/2019 lalu.
Keinginan The Reds membalas dendam pun terlihat dari persiapannya jelang partai puncak nanti, di mana para pemain Liverpool berlatih menggunakan teknologi canggih, yakni sensor otak.
Kehadiran sensor otak ini terlihat di sesi latihan, di mana terdapat sebuah alat yang ada di kepala para pemain Liverpool kala berlatih.
Lantas, apa fungsi sensor otak tersebut?
Membantu Meningkatkan Efektivitas Bola Mati dan Mental Pemain
Dinukil dari The Sun, ide menggunakan sensor otak ini datang dari ahli saraf Jerman, dokter Niklas Hauser dan Patrick Hantschke.
Kedua sosok itu merupakan pendiri perusahaan bernama Neuro11, sebuah perusahaan yang bekerjasama dengan Liverpool sejak musim 2021/2022 lalu.
Sensor otak ini sendiri sejatinya telah dipakai Liverpool sejak pramusim 2021/2022, di mana fungsi utamanya meningkatkan kemampuan para pemain Liverpool dalam situasi bola mati.
Tak disangka, sensor otak ini benar-benar memberikan dampak, di mana Liverpool menjadi salah satu raja bola mati, dengan melesakkan 15 gol dari situasi Set Pieces di Liga Inggris.
Selain membantu para pemain Liverpool dalam menghadapi situasi bola mati, sensor otak ini dipakai untuk melatih otak para pemain untuk berada dalam kondisi mental yang optimal.
Kondisi mental para pemain ini dirasa penting, mengingat laga yang akan dijalani Liverpool merupakan laga final Liga Champions yang akan menjadi sorotan di akhir pekan nanti.
Di sesi latihan tersebut, nampak Kostas Tsimikas dan Trent Alexander-Arnold menggunakan sensor otak tersebut, di mana keduanya merupakan dua eksekutor bola mati Liverpool.
(Kontributor: Felix Indra Jaya)
Tag
Berita Terkait
-
Liverpool Siap Rekrut Marc Guehi: Crystal Palace Terpojok di Bursa Transfer
-
Mbappe Bersinar, Real Madrid Hajar WSG Tirol 4-0 Tutup Pramusim
-
Muda dan Berbakat, Giovanni Leoni Jadi Target Transfer Panas Liverpool
-
Kamu Akan Dirindukan! Surat Cinta Mohamed Salah untuk Darwin Nunez
-
Arne Slot Wanti-Wanti Liverpool: Perbaiki Pertahanan Jelang Duel Lawan Bournemouth
-
Napoli Resmi Dapatkan Pemain Buangan Real Madrid, I Partenopei Siap Pertahankan Scudetto
-
Omongan Pedas Carragher: Alexander Isak Datang, Liverpool Belum Tentu Juara
-
Real Madrid vs Javier Tebas: Perang Besar Soal Laga Barcelona di Miami
-
Alexander Isak Meledak! Janji Tak Akan Pernah Main Lagi untuk Newcastle
-
Real Madrid Krisis Pemain: Xabi Alonso Pusing Hadapi LaLiga Tanpa Bellingham
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa