Bolatimes.com - Klub sepak bola selalu identik dengan jersey kandang dan tandang. Namun, setiap klub kini memiliki jersey ketiga dan bahkan keempat untuk bertanding di kompetisi yang diikuti.
Setiap klub akan menggunakan jersey yang berbeda warna dengan calon lawannya saat bertanding. Untuk itu, setiap tim biasanya memiliki dua set jersey dengan warna berbeda.
Umumnya, ketika sebuah tim bertanding, pihak tamu akan menggunakan jersey tandangnya bila warna jersey utamanya sama dengan jersey utama tim tamu.
Namun, terkadang ada momen di mana jersey tim tandang punya kesamaan warna dasar dengan jersey kandang tim tuan rumah sehingga hal ini menginisiasi lahirnya jersey ketiga.
Sebagai contoh, Premier League menuliskan sebuah aturan bahwa ketika bermain di pertandingan liga, setiap klub yang bertanding harus menggunakan strip yang kontras sehingga memudahkan ofisial, pemain, dan penonton membedakan kedua tim.
Selain itu, Football Association (FA) juga memiliki peraturan yang mengatur soal penggunaan warna dalam jersey pertandingan antara kedua tim.
Aturan FA pun terbilang familiar yakni kedua tim harus memakai warna yang berbeda dan penjaga gawang harus memiliki warna yang berbeda dari pemain dan ofisial.
Hal tersebutlah yang membuat jersey ketiga hadir dan digunakan oleh sebuah tim walau tak sesering jersey kandang atau tandang sebuah klub sepak bola.
Asal Usul Jersey Ketiga
Tak banyak sumber yang membahas kapan jersey ketiga pertama kali diterapkan. Namun diyakini, jersey ketiga sudah menerapkan aturan jersey ketiga sejak 1930 an.
Saat itu, FA menerapkan peraturan ini untuk menghindari bentrok warna di partai semifinal dan final Piala FA.
Manchester United tercatat pernah menggunakan jersey ketiga pada tahun 1948 di final Piala FA dan pada tahun 1968 di final Liga Champions.
Penggunaan jersey ketiga pun kian populer dengan hadirnya sepak bola ke layar kaca, ditambah lagi jersey ketiga juga secara tak langsung memberikan pendapatan yang lumayan untuk klub.
Ada lagi kasus unik perihal pentingnya jersey ketiga bagi suatu klub. Hal ini terjadi pada tahun 1997 saat Chelsea bertandang ke markas Coventry City.
Sebagai tim tamu, Chelsea diharuskan memakai jersey tandangnya demi menghindari bentrokan warna dengan tim tamu.
Namun wasit yang memimpin pertandingan, menilai jersey tandang Chelsea punya kemiripan dengan jersey utama Coventry City yang dominan warna biru.
Karena Chelsea hanya bawa jersey tandang, alhasil The Blues pun terpaksa mengenakan jersey tandang milik Coventry City berwarna merah hitam dan melanjutkan pertandingan tersebut.
Pada akhirnya, penggunaan jersey sepenuhnya ditentukan oleh wasit sesuai aturan yang berlaku di ajang tersebut.
Berita Terkait
-
Grimsby Town Tantang Manchester United, Mimpi atau Bencana?
-
AS Roma Resmi Tawar Jadon Sancho, Manchester United Mulai Goyah?
-
Marcus Rashford Bongkar Kekacauan MU: Tidak Ada Rencana Jangka Panjang
-
Manchester United Bersiap Lepas Sancho, Besiktas Jadi Tujuan Baru?
-
Arne Slot Wanti-Wanti Liverpool: Perbaiki Pertahanan Jelang Duel Lawan Bournemouth
-
Harry Maguire Blak-blakan: Semua Benci Manchester United!
-
Alejandro Garnacho Ancam Manchester United: Lepas ke Chelsea atau Saya Magabut
-
Man City vs Wolves: Krisis Cedera Hantui Laga Pembuka Premier League 2025
-
United Punya Banyak Bintang Baru, Tapi Amad Diallo Bisa Jadi Yang Paling Terang
-
Statistik Menggila! Inilah Alasan Benjamin Sesko Layak Jadi Mesin Gol Setan Merah
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa