Bolatimes.com - Liverpool merupakan salah satu tim yang dikenal sebagai klub yang kerap dipimpin oleh pelatih sukses dan legendaris. Meski demikian, hanya ada satu pelatih yang bisa dikatakan tersukses bagi The Reds, yakni Bob Paisley.
Bob Paisley menjadi pelatih tersukses di Liverpool. Mungkin tak hanya di Anfield saja, melainkan juga di Inggris mengingat banyaknya gelar yang mampu ia raih.
Sosok Bob Paisley sendiri begitu dicintai pendukung Liverpool tak hanya karena prestasinya, namun juga karena sikapnya yang murah senyum.
Baca Juga:
3 Klub Liga 2 yang Pernah Melakukan Pertandingan Tur Eropa
Bob Paisley dianggap sebagai yang tersukses karena mampu meraih 20 gelar bergengsi bagi Liverpool di kancah domestik dan Eropa.
Torehan itu mengalahkan nama-nama pelatih beken The Reds lainnya seperti Bill Shankly, Kenny Dalglish, Rafael Benitez, dan Jurgen Klopp.
Karena pencapaian itu, Bob Paisley dianggap setara dengan nama-nama pelatih beken lainnya seperti Arrigo Sacchi dan Sir Alex Ferguson.
Baca Juga:
Bikin Minder Ronaldo, Karier Bintang Portugal Ini Redup Gegara Doyan Pesta
Selain tersukses, Bob Paisley merupakan sosok yang setia terhadap Liverpool. Lebih dari separuh hidupnya ia habiskan bersama The Reds. Wajar bila para pendukung The Anfield Gank sangat menyanjungnya.
Bagaimana kisah perjalanan Bob Paisley hingga menjadi pelatih tersukses sepanjang masa Liverpool?
53 Tahun Bersama Liverpool
Baca Juga:
Trofi Ramon de Carranza, Piala Terbesar di Spanyol dan Salah Satu di Dunia
Bob Paisley lahir pada 23 Januari 1919 di Durham, Inggris. Kariernya di sepak bola bermula saat ia menjadi pemain dan bermain untuk Bishop Auckland dari 1937 hingga 1939.
Selepasnya, sejak 1939 hingga 1954 Bob Paisley membela Liverpool. Ia menjadi kapten The Reds pada 1950 hingga memutuskan pensiun di tahun 1954.
Dalam periode tersebut, ia hanya mampu mempersembahkan satu gelar Divisi Utama (First Division) pada tahun musim 1946/47.
Baca Juga:
Jelang Liga 1 2021, Persib Bandung Waspadai 6 Klub Ini
Pasca pensiun, Bob Paisley tetap bertahan di Liverpool dan menjadi fisioterapis. Kehebatannya sebagai fisioterapis bahkan diakui banyak pihak. Konon, ia bisa mendiagnosa cedera pemain dengan hanya melihatnya saja.
Setelahnya, ia berkecimpung di dunia kepelatihan dengan menukangi tim Reserve Liverpool dan kemudian menjadi staf kepelatihan tim utama pada 1959.
Saat itu, Liverpool tengah dalam perombakan besar-besaran karena berkutat di Divisi 2. The Reds pun juga menunjuk Bill Shankly sebagai pelatih.
Penunjukkan Bill Shankly membuat Bob Paisley naik jabatan sebagai asisten pelatih. Dan setelahnya Liverpool bangkit berkat Bill Shankly dan asistennya tersebut.
Pada 1974 pasca Liverpool memenangi Piala FA, Bill Shankly memutuskan pensiun. Alhasil, Bob Paisley ditunjuk sebagai pelatih utama untuk menggantikan seniornya itu.
Dari sana lah sejarah dimulai, berbekal pengalaman dan kemampuan Bob Paisley merumuskan taktik, Liverpool menjalani masa keemasannya sepanjang sejarah klub.
Dengan pemain jempolan seperti Kevin Keegan, Ian Rush dan Kenny Dalglish, Bob Paisley mampu membuat Liverpool berjaya di Inggris dan Eropa.
Bahkan karena taktik Bob Paisley, Liverpool menjadi kiblat sepak bola dunia karena permainannya yang cepat dan menusuk khas Britania Raya.
Hanya dalam 9 tahun kepemimpinannya, Bob Paisley mampu mengantarkan Liverpool meraih 20 gelar dengan rincian 6 trofi liga, 3 trofi Liga Champions, 3 Piala Liga, 6 Community Shield, 1 Piala UEFA, dan 1 Piala FA.
Karena keberhasilan tersebut, Bob Paisley mencatatkan namanya sebagai pertama dalam sejarah yang mampu meraih tiga gelar Liga Champions bersama satu klub sebelum disamai oleh Zinedine Zidane.
Setelah sukses membawa Liverpool berjaya, Bob Paisley mundur dari jabatannya pada akhir musim 1982-83. Ia pun pernah menjabat sebagai Direktur Teknik The Reds pasca pensiun. Total 53 tahun lamanya ia mengabdi di Anfield.
Pada 1996, Bob Paisley menghembuskan nafas terakhirnya akibat Alzheimer. Karena jasanya tersebut, namanya terpampang di atas gerbang Anfield Stadium.
Berita Terkait
-
4 Alasan Man United Harus Singkirkan Erik ten Hag
-
Xabi Alonso Benar-Benar akan Jadi Milik Liverpool, Bisa Bikin Bayern Muenchen Gigit Jari
-
Link Live Streaming Resmi dan Jadwal Semifinal Piala FA: Man United Jumpa Klub Divisi 2 Usai Duel Gila vs Liverpool
-
VAR Selamatkan Setan Merah dan Gol Telat Casemiro Bikin Manchester United Harus Ladeni Liverpool
-
Drawing 16 Besar Liga Europa, Final Dini AC Milan vs Liverpool, Siapa yang Atur?
-
M Salah di Posisi 4, Ini 20 Pemain Teratas dengan Dua Digit Gol dan Assist
-
Gelandang Persib Banjir Dukungan Usai 1 vs 4: Declan Rice Hingga Ratusan Komentar
-
Jelang Jepang vs Indonesia, Persib dan Liverpool Kompak Lakukan Ini
-
Pemain Asal Liverpool Tegaskan Timnas Indonesia akan Jadi Pelampiasan Jepang: Tidak Punya Pilihan Lagi!
-
Manchester United Makin Terpuruk, Erik Ten Hag Tenggelamkan Setan Merah di Neraka Liga Inggris?
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Lamine Yamal, Bocah 16 Tahun 362 Hari Cetak Gol di Euro 2024
-
Bek Timnas Indonesia Akan Jaga Striker Italia di Laga Perdana Serie A
-
Jadwal Perempatfinal Euro 2024, Jerman vs Spanyol hingga Portugal vs Prancis
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Dilepas Gratis SC Heerenveen, Media Belanda Bongkar Masa Depan Gelandang Timnas Indonesia
-
Ambisi Granit Xhaka Bisa Semulus Bayer Leverkusen? Percaya Timnas Swiss Juara di Bawah Kendali Murat Yakin
-
BUBUK! Jerman Memang Keterlaluan, Andy Robertson Buka-bukaan Skotlandia Hancur di Laga Pertama Euro 2024 Grup A
-
Ini Tiga Negara yang Baru Bergabung ke Babak Final Euro 2024
-
Jadwal Vietnam vs Indonesia Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Putaran Kedua
-
5 Fakta Menarik Jelang Laga Euro 2024, Tiket Nonton Tahap Pertama Jadi Buruan Suporter