Rauhanda Riyantama
Bastian Schweinsteiger saat masih berseragam Bayern Munchen. (CREDITCHRISTOF STACHE / AFP)

Bolatimes.com - Untaian kalimat pengumuman bahwa Bastian Schweinsteiger pensiun itu tersusun dan ditulis dengan rapi. Terasa sedikit melankolik saat dibaca, namun tetap lugas, sekaligus juga penuh kerendahan hati dan ungkapan terima kasih.

"Mengucapkan selamat tinggal sebagai pemain aktif membuatku merasa sedikit rindu masa lalu, tapi aku juga menantikan tantangan menarik yang segera menantiku. Aku akan tetap setia pada sepak bola," demikian penggalan kalimat perpisahan yang diunggah sendiri oleh Basti di akun-akun medsosnya, Selasa (8/10/2019) malam WIB.

Dibuat dalam versi bahasa Jerman dan Inggris, kalimat berisi pernyataan resminya pensiun dari karier sepak bola profesional itu diunggah Basti secara bersamaan antara lain di akun Twitter dan Instagramnya. Di IG, tulisan itu menjadi caption empat foto yang diunggahnya, masing-masing mewakili momen bersama Timnas Jerman, klub Bayern Munchen, Manchester United, dan Chicago Fire --klub Liga Amerika Serikat yang menjadi tim terakhirnya.

Baca Juga:
PSSI Legowo Didenda Ratusan Juta oleh FIFA

Foto serupa juga ditampilkan pada salah satu dari dua bagian cuitan Bastian Schweinsteiger di Twitter terkait pernyataan pensiun itu. Dan kontan, dalam hitungan 3 jam saja, baik di Instagram maupun Twitter, postingan perpisahan itu segera menuai ratusan ribu reaksi, mulai dari tanda apresiasi, retweet, hingga bejibun komentar.

Bastian Schweinsteiger menangis haru di momen perpisahan dan penampilan terakhirnya bersama timnas Jerman. [AFP]

Basti memang termasuk salah satu pemain yang disukai dan dikagumi jutaan orang, dan ia pensiun dalam usia yang masih tergolong muda yaitu 35 tahun --walau sudah termasuk lazim bagi pesepak bola profesional. Sosok kelahiran Kolbermoor, kota kecil di Distrik Rosenheim, Bavaria, Jerman, pada 1 Agustus 1984, itu memang pantas diidolai lewat deretan kiprah dan pencapaiannya di lapangan hijau.

"Dia adalah salah satu pemain terhebat dalam sejarah (sepak bola) Jerman," komentar pelatih timnas Jerman, Joachim Low, memberi pujian, sebagaimana antara lain dikutip BBC Sport.

Baca Juga:
Eks Juru Taktik Fiorentina Disebut Jadi Pengganti Giampaolo di AC Milan

Untuk diketahui, Schweinsteiger sendiri sebenarnya juga sudah resmi menyatakan pensiun dari timnas Jerman pada 2016 lalu. Namun sejak itu, dia masih meneruskan karier profesionalnya yang saat itu dikontrak Manchester United (MU), sebelum pada 2017 lantas pindah ke Chicago Fire.

"Sebuah karier hebat (akhirnya) kini mencapai akhir. Basti telah memenangi segala yang bisa dimenangkan di dunia sepak bola," ungkap CEO Bayern Munchen, Karl-Heinz Rummenigge, sambil menambahkan bahwa "pintu Bayern selalu terbuka" untuk mantan pemainnya.

Bastian Schweinsteiger saat masih berkostum Bayern Munchen. [Shutterstock]

Karier Hebat Penuh Deretan Trofi Bergengsi

Baca Juga:
AC Milan Bapuk, Giampaolo Terancam Ditendang

Jika saja tidak punya bakat sepak bola sedari kecil, Bastian Schweinsteiger bisa jadi akan lebih dikenal sebagai atlet ski es. Ya, pasalnya dia juga punya bakat bagus di olahraga itu, selain dikenal bersahabat sejak bocah dengan Felix Neureuther, sobat seusianya yang adalah juara dunia ski es dan juga telah pensiun.

Untuk diketahui, daerah kelahiran Basti dengan tempat Neureuther dibesarkan yaitu Garmisch-Partenkirchen di sisi Pegunungan Alpen, berjarak relatif tak terlalu jauh. Bisa dimengerti bahwa Basti pasti sudah sering bermain ski bareng dengan sobatnya itu sedari kecil, apalagi mengetahui kedua orangtua Neureuther adalah juga jago-jago ski dunia.

Tapi Basti memang akhirnya lebih memilih sepak bola, olahraga tim di atas rumput hijau yang juga ia kuasai dan ternyata memang lebih disukainya. Dan Basti remaja pun sudah resmi bergabung dengan tim junior Bayern --klub yang kemudian terus ia perkuat sampai 2015-- sejak pertengahan 1998, ketika usianya belum genap 14 tahun. Sebelum itu, ia sempat tercatat bermain untuk klub kecil FV Oberaudorf (1990–1992) dan TSV 1860 Rosenheim (1992–1998).

Bersama Bayern-lah Basti kemudian terus berkembang, mencatatkan banyak prestasi dan rekor, hingga makin dikenal. Dan boleh dikatakan, Basti memang lebih identik dengan Bayern, ketimbang dua klub luar negeri yang sempat ia bela sepanjang kariernya yaitu MU dan Chicago Fire. Saat di tim muda Bayern pula, Bastian Schweinsteiger mulai dilirik dan dipercaya memperkuat timnas Jerman, mulai dari level U-16, U-19, hingga U-21 dan akhirnya timnas senior.

Menjalani laga debutnya bersama Timnas Jerman pada 2004 dalam laga persahabatan kontra Hungaria, Basti pun langsung merasakan turnamen akbar perdananya tahun itu di Euro 2004. Turnamen yang sama masih ia ikuti tiga kali lagi berturut-turut sesudah itu (Euro 2008, 2012 dan 2016), di mana selang dua tahun di antaranya ia pun memperkuat Jerman di tiga Piala Dunia beruntun (2006, 2010 dan 2014).

Bastian Schweinsteiger mencium trofi Piala Dunia 2014 usai mengalahkan Argentina di partai final. [AFP]

Dalam deretan penampilannya selama 13 tahun bersama Die Mannschaft itu, tentu saja yang paling membahagiakan bagi Basti adalah Piala Dunia 2014 di Brasil di mana mereka pulang membawa trofi. Namun lebih dari itu, capaian Basti di sepanjang perjalanan tersebut lebih dari sekadar trofi Piala Dunia, karena total ia telah membukukan 121 caps (penampilan) bersama timnas Jerman dengan menyumbang 24 gol.

Basti juga mencatatkan banyak sekali penampilan impresif dan pantas dikenang dalam rentang kiprahnya bersama Bayern dan timnas Jerman. Baik mulai dari permainan cerdas dan bertenaganya di lapangan tengah yang kerap menuai pujian, hingga gol-gol maupun deretan assist-nya, yang sebagian di antaranya lantas juga berujung penghargaan.

Sebagai pemain yang rata-rata berposisi di lapangan tengah, kendati pernah juga bermain sebagai sayap, juga pernah di lini pertahanan, Basti dikenal memiliki gaya permainan khas dan keunggulan tersendiri. Sosok bertinggi badan 184 cm ini kerap disebut sebagai "motor lapangan tengah", bahkan pernah diakui sebagai "otaknya" timnas Jerman oleh Low. Kerap kali saat bermain, Basti menunjukkan kelihaiannya membaca posisi, memberi umpan akurat, hingga melepas tendangan keras bertenaga.

Kini, seusai penampilan profesional terakhirnya dalam laga pemungkas Chicago Fire di MLS dua hari lalu, fans mungkin tak akan melihat lagi aksi suami mantan petenis Ana Ivanovic ini dalam pertandingan kompetitif. Agaknya, Bastian Schweinsteiger pensiun di waktu yang tepat, dengan catatan karier dan pencapaian yang patut dibanggakan meski tak selalu gegap gempita.

Bastian Schweinsteiger bersama istrinya, mantan petenis Ana Ivanovic, dalam sebuah kegiatan. [AFP]

Catatan Karier dan Rekor Bastian Schweinsteiger:

  • *121 caps dan 24 gol bersama timnas Jerman (pemain Jerman dengan caps keempat terbanyak)
  • *500 caps dan 68 gol (di semua ajang) bersama Bayern Munchen
  • *8 trofi Bundesliga, 7 DFB-Pokal, 1 Liga Champions, 1 Piala Super UEFA, 1 trofi Piala Dunia
  • *Total 29 tahun bermain di klub (termasuk klub kecil saat junior), sejak umur 6 sampai 35 tahun
  • *Penghargaan individual: Silbernes Lorbeerblatt (2006, 2010, 2014), Dream Team Piala Dunia (2010), Assist Terbanyak Piala Dunia (2010), Pemain Terbaik Timnas Jerman (2010), Pemain Terbaik Jerman (2013), Bambi Award (2016), Bayern Munchen Hall of Fame (2018), Bavarian Order of Merit (2018)

Fakta Menarik Bastian Schweinsteiger:

  • *Kakak laki-lakinya yang 2 tahun lebih tua, Tobias Schweinsteiger, juga pernah memperkuat Bayern Munchen selama 3 tahun namun di tim lapis kedua.
  • *Bersama istrinya Ana Ivanovic belum lama ini (30 Agustus) dikaruniai putra kedua yang belum diumumkan namanya.
  • *Sebelum Ivanovic, Basti pernah 7 tahun (2007-2014) menjalin hubungan serius dengan model Sarah Brandner dan tinggal bersama di Munich.
  • *Pernah beberapa kali dikecewakan pelatih kenamaan: dikembalikan ke tim cadangan Bayern awal musim 2005-2006 oleh Felix Magath; disuruh berlatih dengan tim U-23 Manchester United pada 2016 oleh Jose Mourinho (yang belakangan mengaku menyesal).

(Suara.com/Arsito Hidayatullah)

Load More