Irwan Febri Rialdi
Dennis Muhammad dari Lisse, Belanda. (Dok. Straits Times)

Bolatimes.com - Masih ingatkah tentang kisah seorang pesepak bola yang lahir di kota kecil di Belanda yang suatu hari menikahi seorang putri Sultan. Bagaikan cerita negeri dongeng, Dennis Muhammad dari Lisse, Belanda yang menikahi seorang putri Sultan Johor, Malaysia yang bernama Putri Tunku Tun Aminah pada tahun 2017 silam.

Awal mula pertemuan keduanya saat Putri Tunku Tun Aminah berada di kafe saat ia bekerja sebagai manajer pemasaran pada tim sepak bola Singapura.

Putri Tunku Tun Aminah merupakan putri tunggal Sultan Ibrahim Ibni Sultan Iskandar. Mereka menjalin asmara selama 3 tahun lamanya. Dennis akhirnya menikahi Putri Tunku Tun Aminah pada usia 28 tahun dengan upacara tradisional di Serene Hill, Johor Bahru.

Baca Juga:
Sah, Juan Mata Putuskan Bertahan di Manchester United

Dennis yang merupakan seorag mualaf memberikan mahar berupa uang 22,5 ringgit atau sekitar Rp 70 ribu. Perniakahan keduanya dihadiri 1200 undangan.

Undangan yang hadir hanya dari pihak keluarga kerajaan, akan tetapi masyarakat dapat menyaksikan melalui proyektor yang telah disediakan.

Dennis Muhammad Abdullah atau yang dikenal Dennis Muhammad merupakan seorang mantan pemain sepak bola semi-profesional dari Lisse, Belanda.

Baca Juga:
5 Kiper Terbaik di Euro 2020, Ada yang Belum Kebobolan

Dennis lahir pada 1 Mei 1989. Dennis merupakan anak dari pasangan Martin dan Henriette Verbaas.

Sejak kecil, Dennis tinggal di kota dekat Amsterdam. Dennis pernah menempuh pendidikan di Flo retto College Hillego di Belanda dan ia melanjutkan studinya di Teknik Mesin ROC di Leiden, Belanda.

Dennis memeluk agama Islam sejak 13 Mei 2015 silam. Ia kemudian mendalami agama Islam dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, membaca Al-Quran maupun melaksanakan ibadah sunnah.

Baca Juga:
5 Artis Cantik Pole Dance, Gayanya Lentur Bikin Terpana

Itulah kisah cinta seorang pesepak bola, Dennis Muhammad yang mualaf hingga menikahi Putri Tunku Tun Aminah yang merupakan putri Sultan Ibrahim Ibni Sultan Iskandar.

Kontributor: Muhammad Zuhdi Hidayat
Load More