Rauhanda Riyantama
Timnas Indonesia saat melibas Burundi 3-1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Sabtu (25/3/2023) (PSSI)

Bolatimes.com - Sejarah kelam terancam terulang bagi sepak bola Indonesia dengan bayang-bayang terkena sanksi dari FIFA, induk sepak bola tertinggi dunia, akibat penolakan kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023.

FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang harusnya berlangsung di Bali pekan lalu. Keputusan ini diambil karena banyak penolakan terhadap Israel.

Salah satunya hadir dari Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI yang isinya menolak Israel bermain di Bali United pada ajang Piala Dunia U-20 2023.

Baca Juga:
5 negara yang Rankingnya Bisa Disalip Indonesia jika Menang di FIFA Matchday Maret dan Juni 2023

Dalam dokumen yang diterima, surat Gubernur Bali berkop garuda itu memiliki nomor T.00.426/11470/SEKRET perihal Penolakan Tim Israel Bertanding di Bali. Surat itu ditandatangani I Wayan Koster tertanggal 14 Maret 2023.

Kabar terbaru, FIFA disebut sudah menunjuk Peru sebagai pengganti Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Selain itu, Indonesia juga terancam sederet sanksi.

Ini jelas bukan hal bagus untuk sepak bola Indonesia karena pada 2015 lalu sempat mendapat sanksi dari FIFA. Mundur jauh ke belakang, Indonesia juga pernah disanksi karena menolak kehadiran Israel.

Baca Juga:
Momen Benturan Keras Edo Febriansyah dengan Pemain Burundi, Alami Cedera Hingga Ditarik Keluar

Bagaimana Ceritanya?

Momen penolakan Indonesia kepada Israel terjadi pada 1957. Saat itu Indonesia menolak bertanding dengan Israel dalam Kualifikasi Piala Dunia 1958.

Alasan politik menjadi dasar penolakan tersebut karena saat itu Indonesia menganggap pertandingan melawan Israel bisa membuat 14 dukungan negara Arab dalam perjuangan mengambil kembali Papua Barat di Sidang Umum PBB 1957 hilang.

Baca Juga:
Ratu Tisha Ucap Terima Kasih saat Pamer Foto Bareng Perwakilan FIFA, Piala Dunia U-20 Indonesia Lanjut?

Indonesia memang membutuhkan dukungan internasional untuk merebut kembali Papua Barat dari Belanda. Kebetulan, negara-negara Arab juga menentang Israel.

Presiden Mesir saat itu, Gamal Abdul Nasser, sampai mengirimkan pesan khusus kepada Indonesia agar tidak melakoni laga melawan Israel karena dianggap sebagai sikap tidak simpatik kepada negara-negara Arab.

Keputusan pemerintah tidak sejalan dengan keinginan PSSI yang masih ingin memainkan laga melawan Israel. Alhasil, PSSI mengirimkan wakilnya ke markas FIFA di Swiss pada September 1957.

Baca Juga:
PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya, Aji Santoso Waspadai Kebangkitan Tuan Rumah

Dalam pertemuan itu, PSSI menyodorkan proposal yang meminta laga melawan Israel digelar di tempat netral. PSSI juga bersedia untuk membayar biaya perjalanan tim Israel.

Namun pihak Israel menolak proposal PSSI yang masih ingin memainkan laga kandang di Tel Aviv. Alhasil, tidak ada kesepakatan yang terjadi hingga tenggat waktu dari FIFA.

FIFA pun menjatuhkan sanksi kepada Indonesia dengan mencoret Indonesia dari Kualifikasi Piala Dunia 1958. Indonesia dianggap mengundurkan diri karena gagal menggelar laga melawan Israel dengan alasan politik.

FIFA juga memberikan sanksi sebesar 5.000 franc karena dinilai melanggar Pasal 6 Peraturan FIFA soal hukuman kepada negara yang mundur setelah memainkan laga kualifikasi Piala Dunia.

Kontributor: Aditia Rizki Nugraha
Load More