Bolatimes.com - Ekspektasi besar akan kembali dipikul oleh Luis Enrique saat membawa timnas Spanyol bertanding di ajang Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar.
Apalagi, pekerjaan Luis Enrique mengasuh timnas Spanyol di Piala Dunia 2022 semakin terasa berat sejak menghadapi fase grup. Tergabung di Grup E, mereka harus bersaing dengan Jerman, Jepang, dan Kosta Rika.
Tentu saja komposisi ini sangat ketat. Bisa dibilang menjadi salah satu grup neraka di Piala Dunia 2022. Luis Enrique tentu harus mengamankan nasib anak asuhnya lebih dini lantaran harus bersaing dengan kontestan kuat semacam Jerman.
Kini, Luis Enrique punya tanggung jawab besar untuk mengembalikan marwah La Furia Roja yang pernah mencatatkan prestasi mentereng di Piala Dunia 2010.
Sejak juara pada edisi itu, Spanyol praktis mengalami fluktuasi prestasi. Sebab, mereka sempat gagal lolos dari fase grup pada edisi 2014 yang berlangsung di Brasil. Lalu, langkahnya terhenti di fase 16 besar pada Piala Dunia 2018 Rusia.
Ulasan Karier di Dunia Kepelatihan
Setelah malang melintang meniti kariernya sebagai pemain profesional bersama sejumlah klub asal Spanyol, Luis Enrique akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu pada 2004.
Kariernya berlanjut ke dunia racik strategi ketika ditunjuk mengasuh Barcelona B pada 26 Mei 2008. Setelah nyaris tiga tahun, dia akhirnya memutuskan angkat kaki pada pertengahan Maret 2011.
Pelabuhan selanjutnya yang disinggahi Luis Enrique ialah Ibukota Italia. Dia mendapat kepercayaan untuk mengasuh AS Roma pada Juni 2011. Namun, sejumlah rentetan hasil buruk justru menyerang Giallorossi.
Pada akhir musim ia memilih hengkang dari Roma karena timnya gagal mendapat tiket untuk mewakili Italia di semua ajang Eropa.
Lalu, dia memilih kembali pulang ke Spanyol untuk menangani Celta Vigo. Pekerjaannya juga tak berlangsung lama. Sebab, pada akhir musim dia memilih hengkang untuk menerima tantangan baru bersama raksasa Catalan, Barcelona.
Bersama klub barunya tersebut, nama Luis Enrique terus melesat tinggi, terutama karena mampu membawa kesuksesan untuk Barcelona. Kiprah mentereng itu pula yang membawanya dipercaya menangani timnas Spanyol pada 2018.
Prestasi Luis Enrique
Selama meniti karier di dunia racik strategi, prestasi mentereng Luis Enrique memang baru bisa dicapai ketika menangani Barcelona. Prestasinya merentang dari dua gelar La Liga pada musim 2014/2015 dan 2015/2016.
Lalu ada tiga gelar Copa del Rey (2014/2015, 2015/2016, 2016/2017), gelar Supercopa de Espana 2016, UEFA Champions League 2014/2015, UEFA Super Cup 2015, dan FIFA Club World Cup 2015.
Adapun bersama timnas Spanyol, Luis Enrique baru bisa membawa La Furia Roja meraih runner-up UEFA Nations League edisi 2020/2021.
Nama: Luis Enrique Martinez Garcia
Tempat Lahir: Gijon, Spanyol
Tanggal Lahir: 8 Mei 1970
Usia: 52
Kewarganegaraan: Spanyol
Karier sebagai Pelatih
Barcelona B (2008-2011)
Roma (2011-2012)
Celta Vigo (2013-2014)
Barcelona (2014-2017)
Spanyol (2018-2019, 2019-sekarang)
Berita Terkait
-
Luis Enrique: PSG Tidak Pantas Kalahkan Tottenham
-
Luis Enrique Mengaku Bingung Hadapi Tottenham Hotspur di Piala Super Eropa
-
Lucas Chevalier, Kiper Bergaya Playmaker yang Antar PSG Juara Piala Super Eropa
-
Bersih-Bersih Besar! Luis Enrique Bakal Tendang 11 Pemain PSG
-
Final Piala Dunia Antarklub: Cekik Joao Pedro, Begini Pembelaan Luis Enrique
-
Luis Enrique: Dulu Diejek Saat Latih AS Roma Kini Dipuji Pelatih Terbaik Dunia
-
Jelang Kick Off PSG vs Bayern Munich, Luis Enrique: Ini Bukan Ajang Balas Dendam
-
Inter Miami Dihajar PSG, Peluk Hangat Lionel Messi dan Luis Enrique Jadi Gunjingan
-
PSG Lolos ke Fase Knock Out, Luis Enrique Berharap Dembele On Fire
-
Luis Enrique Buka Kans Latih Boca Juniors atau River Plate, Bosan Juara di Eropa?
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk