Bolatimes.com - Sepak bola Indonesia kembali memakan korban jiwa. Teranyar, dua Bobotoh dilaporkan meninggal dunia saat menyaksikan laga Persib Bandung vs Persebaya Surabaya di Piala Presiden 2022, Jumat (17/6/2022).
Dua orang bobotoh tewas di Stadion GBLA saat akan menonton laga Persib vs Persebaya grup C Piala Presiden 2022. Tewasnya dua bobotoh ini pun jadi duka mendalam bagi insan sepak bola, khususnya para pendukung Persib.
Mereka yang tewas adalah Asep Ahmad Solihin yang merupakan warga Cibaduyut, Jawa Barat dan Sopiana Yusup, seorang warga Bogor.
Menurut keterangan pihak kepolisian, dua orang ini menjadi korban karena membeludaknya suporter di Stadion GBLA.
"Dugaannya itu adalah tidak sabar ingin masuk, terburu-buru. Padahal sudah diimbau agar antre dan antrean-nya juga sudah ada," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung.
Mengacu pada keterangan dari Akmal Marhali di unggahan Instagram pribadinya, @akmalmarhali20, dua orang bobotoh ini merupakan korban tewas ke-78 di sepak bola Indonesia sejak 1994.
"Menurut data SOS, Sopiana dan Solihin merupakan korban ke-77 dan 78 yang meregang nyawa sejak Liga Indonesia digelar pada 1994," tulis Akmal, Sabtu (18/6).
Ditegaskan oleh Akmal bahwa kondisi ini tak boleh dipandang sebelah mata. Harus ada penanganan lebih serius agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Menurut Akmal, tewasnya dua orang bobotoh tersebut menjadi tanggung jawab panitia pelaksana (Panpel). Ia pun berharap ada hukuman berat yang dijatukan kepada Panpel.
"Panitia harus bertanggung jawab atas kejadian ini dan diberikan sanksi tegas dan berat," tulis Akmal.
Baca Juga
Lebih jauh Akmal mengatakan bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku panitia pelaksana tidak bisa menjalankan SOP dengan benar.
Pihak PT LIB tidak bisa mengantisipasi kemungkinan adanya kehadiran massa suporter dengan jumlah lebih besar. Apalagi laga Persib vs Persebaya merupakan Laga Klasik yang punya rekam jejak sejarah panjang di sepak bola Indonesia.
"Terlalu euforia sepak bola boleh pakai penonton dan melupakan aturan," kata Akmal.
Apakah Kejadian Serupa di Masa Depan Tak Terulang?
Merujuk pada format KBBI, suporter diartikan sebagai orang yang memberikan dukungan, sokongan, dan sebagainya dalam sebuah pertandingan olahraga.
Dikerucutkan pada sepak bola, arti dari suporter jika melihat dari pernyataan Daniel L Wann, penulis buku The Psychology and Social Impact of Fandom merupakan pribadi-pribadi yang aktif secara fisik, politik, dan sosial untuk klub sepak bola tertentu.
Artinya peran seorang suporter di klub sepak bola tak sebatas berteriak dan bernyanyi sepanjang 2x45 menit namun bersifat lebih dinamis.
Mereka jelas secara fisik datang ke stadion untuk memberi dukungan penuh kepada klub yang dicintai, namun juga di lain sisi secara politik suporter bisa memberikan suara saat ada permasalahan di klub tersebut.
Lebih jauh secara masif, suporter mampu melakukan gerakan sosial di kala kondisi klub yang mereka cintai tengah dirudung problematika.
Posisinya yang bersifat dinamis tersebutlah yang kemudian membuat suporter sepak bola memiliki nilai penting sebenarnya untuk pemain dan klub atau dalam bahasa sepak bolanya, mereka ialah pemain ke-12 saat klub bertanding.
Atas dasar ini yang akhirnya membuat istri dari Alm Ayi Beutik, Mia Beutik di akun Instagram miliknya mengatakan,
"Innalilahi wa inna ilaihi rojiun. Semua hrs dievaluasi. untuk saat ini tolonglah jangan anti kritik terbuka dengan semua masukan karena kami bobotoh bukan hanya konsumen tp kami "pemain ke-12" tulisnya.
Kembali pada kasus tewasnya dua bobotoh, Akmal menegaskan bahwa kebijakan jelas dan terarah harus segera oleh PSSI.
Regulasi suporter kata Akmal menjadi penting. PSSI menurutnya bisa menduplikasi Football Spectator Act (FAS) yang diberlakukan di Inggris pada 1989 untuk mencegah holiganisme.
Tidak itu saja dalam aturan tersebut, diatur Badan Otoritas Lisensi, yang bertugas memĀberi, atau mencabut izin sebuah stadion untuk menyelenggarakan pertandingan.
Namun di luar juga yang tak kalah penting ialah bagaimana di tingkatan suporter juga tumbuh empati. Suporter harus sadar bahwa mereka juga manusia dan manusia menurut Robert Herber Mead, seorang sosilog merupakan mahluk yang mengedepankan mind, self, dan society atau bahasa familiarnya ialah akal budi.
(Suara.com/Galih Prasetyo)
Tag
Berita Terkait
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Persib Bandung Bidik Hattrick Gelar dengan Darah Muda di BRI Super League 2025
-
Striker Anyar Persib Serukan Bobotoh Geruduk GBLA Akhir Pekan Ini, Ada Apa?
-
Gegara Ulah Bobotoh, Persib Batal Tuan Rumah Laga Pembuka Super League 2025
-
Gaduh Pernyataan Erick Thohir Soal Fokus PSSI ke Timnas, Apa yang Salah?
-
5 Fakta Menarik Pasca Persib Sikat Western Sydney Wanderers di Pesta Biru 2025
-
Apa Keistimewaan Jersey Persib Bandung 2025/2026 Produksi Kelme?
-
Pesta Biru Persib 2025: Skuad Baru dan Jersey Kelme Siap Gebrak Super League!
-
Jadwal Siaran Langsung Persib Hari Ini Lawan Western Sydney Wanderers
-
Siapa Bilang PSSI Tak Peduli Sepak Bola Putri? Ini Ada Piala Pertiwi
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk