Rauhanda Riyantama
Pemain PSM Makassar Marc Anthony Klok (tengah) merayakan gol bersama rekannya M Rahmat (kanan) dan Alessandro Ferreira (kiri) saat bertanding melawan PSMS Medan pada Lanjutan Liga 1 2018 di Stadion Andi Mattalatta Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (09/12/2018). Tuan rumah PSM Makassar menang atas tamunya, PSMS Medan dengan skor 5-1 (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Bolatimes.com - PSM Makassar merupakan salah satu dari klub tertua di Indonesia. Tim berjuluk Juku Eja ini sendiri berasal dari tanah Sulawesi, tepatnya di kota Makassar.

Sebagai salah satu tim tertua di Tanah Air, PSM Makassar memiliki sejarah panjang di sepak bola Indonesia. Tim yang juga dijuluki Ayam Jantan dari Timur ini dibentuk pertama kali pada 2 November 1915 dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB).

Lahir di era Hindia Belanda, PSM atau MVB telah melakukan banyak pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam dan luar negeri.

Baca Juga:
Profil Evan Dimas, Pemain yang Tak Tergantikan oleh 3 Pelatih Timnas

Banyaknya pertandingan yang dilakoni membuat nama PSM atau MVB melejit di dunia sepak bola Hindia Belanda. Sayangnya, kegiatan yang mereka lakoni sempat terhenti akibat adanya agresi Jepang yang berujung penangkapan para penggawa MVB yang berasal dari Belanda.

Datangnya Jepang ke Makassar juga membuat beberapa pemain pribumi MVB harus rela menjadi Romusha. Tak ayal, kegiatan klub cikal bakal PSM itu berhenti total di tahun 1940-an.

Pendudukan Jepang juga berimbang kepada nama MVB sendiri. Kebijakan negeri Nippon yang mewajibkan seluruh elemen menghapus hal-hal yang berbau Belanda membuat MVB beralih nama menjadi PSM Makassar.

Baca Juga:
Ada Zidane, Deretan Pesepak Bola yang Terciduk Merokok saat Aktif Bermain

Pasca Indonesia merdeka, PSM pun lahir kembali berkat reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf. Pada tahun 1950, Juku Eja mulai melancarkan ekspansi untuk menjalin komunikasi dengan PSSI sebagai induk sepak bola Tanah Air.

Striker PSM Makassar, Guy Junior. (Dok. LIB).

Kembali lahirnya PSM pun turut melahirkan banyak bakat ternama, salah satunya adalah Ramang yang berlanjut dengan sematan Pasukan Ramang sebagai julukan tim untuk mengenang kehebatannya.

Prestasi pertama PSM sendiri di sepak bola Indonesia didapat pada 1957. Saat itu, Juku Eja menjuarai Piala Perserikatan dengan mengalahkan PSMS Medan.

Baca Juga:
Profil PSG Pati, Klub yang Lahir di Gresik hingga Dibeli Atta Halilintar

Hingga tahun 2021 ini, PSM telah meraih total enam gelar liga (5 di era Perserikatan, 0 di era Galatama, dan 1 di era Liga Indonesia).

Berbeda dengan klub-klub asal Jawa, PSM Makassar hingga saat ini terus konsisten menjadi wakil Sulawesi di kompetisi teratas sepak bola Indonesia.

Terlilit Kasus Penunggakan Gaji Pemain

Baca Juga:
Daftar 8 Negara yang Baru Sekali Tampil di Euro

Nama dan sejarah besar PSM Makassar nyatanya tak serta merta menghindarkan mereka dari terpaan masalah. Teranyar, Juku Eja dihadapkan pada masalah menunggak gaji pemain.

Kasus ini terkuak saat salah satu mantan penggawanya, Giancarlo Lopes Rodrigues, melaporkan kasus penunggakan gajinya ke FIFA.

Bak bola salju, kasus yang menyeret nama PSM ini ternyata membuka tabir lebih luas setelah diketahui Juku Eja juga menanggung utang ke pemain lokal lainnya.

Karena kasus Giancarlo Lopez Rodriguez tersebut, FIFA memberi hukuman ke PSM yakni larangan mendaftarkan pemain di bursa transfer selama 3 periode.

Hukuman tersebut bisa dicabut andai PSM mau membayar dan melunasi utang gaji ke Giancarlo selama periode tertentu, yakni 45 hari sejak putusan ditetapkan oleh FIFA pada , seperti yang disampaikan APPI (Asosiasi Pesepak Bola Indonesia).

Legenda sepak bola Indonesia sekaligus General Manager APPI, Ponaryo Astaman, menyatakan jika selama pandemi pada 2020 lalu, PSM juga berutang gaji ke pemain lokal lainnya.

Bahkan kasus ini membuat PT Liga Indonesia Baru (PT. LIB) memberi ultimatum pada awal Juni 2021 ini di mana PSM bisa saja tak berhak berpartisipasi di Liga 1 2021 andai masih berada dalam sanksi FIFA.

PSM sendiri gagal memenuhi keputusan dari National Dispute Resolution Chamber (NDRC) selaku badan penyelesaian sengketa yang telah berakhir pada 3 Juni 2021.

Beruntung, APPI memiliki kebijakan bahwa PSM dapat melunasi gaji tersebut sebelum Kick Off Liga 1 2021 pada 10 Juli mendatang.

CEO PSM, Munafri Arifuddin, disebut telah melunasi tunggakan utang berupa gaji pemain dengan sistem angsuran. Disebutkan, pembayaran dilakukan dengan angsuran dan sejauh ini dikabarkan telah melunasi separuh dari gaji pemain musim lalu.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Load More