Bolatimes.com - Istimewanya Israel di mata FIFA, mantan anggota AFC ini bisa lolos dari hukuman terkait intimidasi yang dilakukan terhadap Palestina.
Pelaporan Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) kepada FIFA terkait aksi intimidasi Israel hanya dianggap angin lalu.
Sebanyak 3 kali PFA mengajukan pelaporan terkait aksi intimidasi Israel dalam dunia sepak bola Palestina.
Akan tetapi hal itu hanya dianggap angin lalu oleh FIFA tanpa ada tindak lebih lanjut, apalagi memberi sanksi atau hukuman.
Lantas tindakan apa saja yang dilakukan Israel terhadap sepak bola Palestina hingga berujung pelaporan tapi tak dianggap FIFA?
Berikut 3 momen saat Israel merusuh sepak bola Palestina tapi bisa lolos dari sanksi dan hukuman dari FIFA.
1. Pembatasan Aktivitas
Tahun 2015 PFA melakukan protes kepada FIFA terhadap Israel karena pembatasan aktivitas pesepak bola, klub Palestina bahkan diatur Israel untuk bisa bermain.
Jibril Rajoub selaku Presiden PFA mengajukan protes ke FIFA yang kemudian berlanjut ke kongres FIFA pada 29 Mei 2015.
Di mana saat itu nasib Israel dan hukumannya ditentukan, meskipun secara mengejutkan Jibril Rajoub tiba-tiba mencabut laporan.
Baca Juga
Tak diketahui alasan yang membuat Jibril mencabut laporannya, namun ia menegaskan tidak akan membiarkan adanya penangguhan federasi.
"Saya memutuskan membatalkan penangguhan (untuk Israel), namun bukan berarti saya menyerah," ucap Jibril Rajoub.
"Puluhan presiden federasi dari Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropa mengatakan kepada saya bahwa mereka tak ingin ada penangguhan federasi." imbuhnya.
2. Sewenang-wenang
Setahun setelahnya tepatnya pada 2016, PFA kembali mengajukan protes kepada FIFA karena ada enam klub Israel yang berlatih di Tepi Barat.
Wilayah milik Palestina, namun FIFA menolak menjatuhkan hukuman untuk Israel karena sengketa wilayah bukan termasuk urusan FIFA.
Gianni Infantino lewat pernyataan resminya menyebut FIFA menahan diri menjatuhkan sanksi karena sengketa wilayah merupakan ranah hukum internasional.
"FIFA memutuskan menahan diri untuk menjatuhkan sanksi atau tindakan lain baik itu kepada FA Israel maupun FA Palestina," ucap Infantino.
"Wilayah yang disengketakan menjadi perhatian otoritas hukum publik internasional dan FIFA harus tetap netral," imbuhnya.
3. Serangan Militer Israel
Baru saja pada 30 Maret 2023, tepatnya di final Piala Liga Israel antara Balata FC melawan Jabal Al Mukaber.
Entah apa yang diinginkan, tentara Israel secara tetiba menembakkan gas air mata usai menyerbu stadion hingga lapangan pertandingan.
Banyak penonton, termasuk anak-anak dan wanita menjadi korban aksi keji tentara Israel itu, FIFA pun diam meski mengetahui hal tersebut.
Berita Terkait
-
10 Fakta Pekan Pembuka BRI Super League 2025: Ancaman Sanksi FIFA hingga Klub Ngutang Gaji
-
Cerita Pepe Losada Pelatih Spanyol yang Terjebak di Perang Iran-Israel
-
Kapan Tiket Piala Dunia 2026 Resmi Dijual? Begini Kata FIFA
-
Viral Donald Trump Kegep Ambil Medali Juara Piala Dunia Antarklub 2025
-
Malaysia Klaim Bisa Tembus 100 Besar FIFA, Eh Level ASEAN Keok dari Filipina
-
Ranking FIFA: Malaysia Naik Enam Peringkat, Indonesia Masih Unggul Jauh
-
Dunia Sepak Bola Kembali Berduka! Pemain Palestina Tewas Dibom Israel
-
Piala Dunia Antarklub 2025 Kacau: Bukti FIFA Tak Bisa Berkutik dengan AS
-
FIFA Investigasi Dugaan Serangan Rasial kepada Antonio Rudiger
-
Sayang Nyawa! Eks Rekan Kevin Diks Batal Gabung ke Klub Israel
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa