Bolatimes.com - Kegagalan tim nasional Inggris meraih trofi Euro 2020 menambah panjang puasa gelar Harry Kane yang telah berlangsung sejak lama.
Harry Kane harus menahan hasratnya mengangkat trofi usai Inggris dikalahkan Italia di final Euro 2020 yang berlangsung di Stadion Wembley, London.
Kegagalan Inggris meraih gelar pun dikarenakan The Three Lions kalah lewat babak adu penalti setelah tiga penendangnya gagal menyarangkan bola ke gawang.
Harry Kane selaku kapten pun tak ayal harus kembali menahan hasratnya karena kegagalan rekan-rekannya tersebut mengeksekusi penalti.
Beberapa bulan sebelumnya, pemain berusia 27 tahun ini juga harus menelan pil pahit pasca Tottenham Hotspur yang juga ia kapteni, tumbang di final Carabao Cup dari Manchester City.
Kegagalan-kegagalan tersebut jelas menjadi noda hitam di karier cemerlangnya. Padahal, raihan individu Harry Kane bisa dikatakan di luar nalar.
Tercatat ia telah memenangkan gelar top skorer Liga Inggris sebanyak tiga kali. Bahkan di musim 2020-2021 lalu, tak hanya gelar top skor saja. Gelar playmaker terbaik Liga Inggris pun didapatkannya berkat torehan 14 assist.
Tak ada yang paham mengapa Harry Kane yang memiliki catatan apik malah tak pernah mengangkat gelar di level klub dan tim nasional.
Meski demikian, Harry Kane tak sendiri. Sebab, masih ada lima pemain hebat lainnya yang juga tak pernah memenangkan gelar bergengsi.
Siapa saja pemain hebat tersebut? Inilah daftarnya.
1. Socrates (Brasil)
Pecinta sepak bola dunia, terutama Brasil, tentu mengenal nama Socrates sebagai salah satu pemain bernama besar. Ia dicap legenda karena aksi dan penampilannya yang apik di lapangan hijau.
Sayangnya, penampilan apiknya tak menjamin gelar bergengsi. Pria yang telah wafat pada 2011 silam lalu belum sekalipun mengangkat gelar bergengsi.
Socrates sejatinya bisa saja meraih titel bergengsi bersama Brasil di Piala Dunia ataupun Copa America.
Namun di Piala Dunia 1982 dan 1986, Brasil tersingkir di tangan Italia dan Prancis. Lalu di Copa America 1979 dan 1983, Socrates hanya bisa ke semifinal dan kalah di final empat tahun kemudian.
2. Matt Le Tissier (Inggris)
Tak hanya Harry Kane, Inggris pun punya pemain dengan aksi individu apik yang tak pernah mendapat gelar yakni Matt Le Tissier.
Sebagai pemain bertalenta dengan skill di atas rata-rata, Matt Le Tissier nyatanya tak meraih gelar karena hanya membela Southampton saja.
Saat masih bermain, ia pernah mendapat tawaran dari tim mapan seperti Tottenham Hotspur dan Chelsea. Sayangnya, Le Tissier menolak.
Alhasil, dengan torehan gol yang ia miliki, Le Tissier tak pernah memiliki gelar bergengsi di level klub ataupun tim nasional Inggris.
3. Antonio Di Natale (Italia)
Italia banyak melahirkan penyerang hebat setiap zamannya. Salah satunya adalah Antonio Di Natale.
Pria bertubuh mungil ini dikenal karena ketajamannya kala membela Empoli dan Udinese sejak tahun 1996 hingga 2016.
Total 282 gol telah ia cetak dalam 628 laga. Di level tim nasional pun, ketajamannya tetap terasah dengan torehan 11 gol dalam 42 laga.
Dengan torehan tersebut, seharusnya Di Natale bisa meraih beragam gelar prestisius di level klub dan tim nasional.
Sayangnya, karena hanya bertahan dan bermain di Empoli dan Udinese, ia tak pernah merasakan rasanya mengangkat gelar.
Gelar terbaik yang pernah ia dapatkan hanya gelar individu yakni gelar top skor Serie A, sama seperti Harry Kane.
4. Radja Nainggolan (Belgia)
Radja Nainggolan menjadi pemain bernama besar dan berkualitas yang tak pernah merasakan mengangkat gelar.
Bermain di tim-tim besar seperti AS Roma dan Inter Milan tak menjamin ia akan menikmati rasanya mengangkat gelar bergengsi.
Jika dilihat dari Transfermarkt, pemain berdarah Batak ini termasuk dalam bagian Inter Milan meraih Scudetto 2020/21.
Namun, karena di musim itu ia hanya tampil empat kali dan selanjutnya dipinjamkan ke Cagliari, maka ia tak merasakan nikmatnya mengangkat gelar bergengsi.
5. Leighton Baines (Inggris)
Leighton Baines menjadi pemain di daftar ini. Pemain yang semasa bermain menempati posisi bek kiri ini tak pernah merasakan gelar bergengsi sejak aktif bermain pada 2002 silam.
Baines urung merasakan gelar semasa bermain hingga pensiun karena hanya membela tim-tim papan tengah Inggris seperti Wigan Athletic dan Everton saja, sama seperti Matt Le Tissier.
Dengan kemampuannya, sebenarnya Baines bisa saja bergabung tim besar yang terus bersaing memperebutkan gelar. Namun, pada akhirnya ia memilih bertahan di Everton selama 13 tahun lamanya.
Berita Terkait
-
Luis Enrique: PSG Tidak Pantas Kalahkan Tottenham
-
Luis Enrique Mengaku Bingung Hadapi Tottenham Hotspur di Piala Super Eropa
-
Lucas Chevalier Jadi Pahlawan! PSG Raih Piala Super Eropa Pertama
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Debut Lawan Mantan! Joao Palhinha Langsung Starter Saat Tottenham Tantang Bayern
-
Nico Paz Jadi Rebutan! Klub Orang Indonesia Tolak Duit Rp700 Miliar
-
Kericuhan di Laga Perpisahan Son Heung-min: Bruno Guimaraes Cekik Cristian Romero
-
Laga Perpisahan Son Heung-min Diwarnai Cedera Horor James Maddison
-
Cerita Mohammed Kudus Rekrutan Anyar Spurs: Pernah Main dengan Tangan Patah
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa