Bolatimes.com - Siapa yang tak kenal Pep Guardiola? Di era sepak bola modern ini, namanya harum dan dianggap sebagai pelatih terbaik karena taktik dan deretan prestasi yang ia miliki.
Pep Guardiola merupakan seorang pelatih asal Catalunya, Spanyol, yang kini menukangi Manchester City. Sepanjang kariernya melatih hingga 2021 ini, hanya ada 3 klub yang ia asuh.
Guardiola pertama kali melatih di level profesional kala dirinya ditunjuk Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, untuk menggantikan Frank Rijkaard pada 2008.
Di awal masanya sebagai pelatih, Barcelona merasakan kekalahan dan terpuruk. Pelan tapi pasti, permainan dan taktiknya mulai diterapkan dan berbuah hasil nyata.
Di musim perdananya melatih yakni musim 2008-2009, pria yang kini berusia 50 tahun tersebut mampu meraih enam gelar atau Sextuple dalam satu tahun kalender bersama Barcelona.
Catatan ini menjadikan rapor apik untuk Pep Guardiola. Bersama Barcelona, pelatih berkepala plontos ini meraih prestasi tersebut dengan memperkenalkan gaya permainan atraktif yang disebut Tiki-Taka.
Permainan Tiki-Taka menjadi ciri khas Guardiola. Taktik ini memiliki ciri seperti umpan pendek dan pergerakan yang dinamis baik dengan atau tanpa bola.
Gaya permainan ini mampu membuat takjub para pecinta sepak bola dan membuat tim yang akan menghadapi Barcelona ketakutan setengah mati.
Empat musim dihabiskan Guardiola bersama klub yang ia bela sedari kecil tersebut. Pada 2012, ia memilih rehat sebelum menyeberang ke Bayern Munich pada 2013.
Hanya bertahan 3 tahun saja di Bayern Munich, Pep Guardiola menguji taktiknya di Inggris bersama Manchester City, di mana hingga saat ini ia telah mempersembahkan tiga gelar Liga Inggris dan sederet gelar domestik lainnya.
Tiki-Taka yang Membius Mata
Pep Guardiola bukanlah orang yang memperkenalkan istilah Tiki-Taka. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh penyiar asal Spanyol, Andres Montes.
Istilah ini ia perkenalkan dalam komentarnya pada saat ajang Piala Dunia 2006. Saat itu, Montes menggunakan istilah Tiki-Taka saat mengomentari permainan Spanyol yang mengandalkan bola-bola pendek dan pergerakan dinamis.
Kesuksesan Tiki-Taka sendiri terjadi sejak 2008 kala Spanyol menjuarai Euro. Saat itu, La Furia Roja diasuh oleh Luis Aragones.
Jurnalis kenamaan Inggris, Sid Lowe, mengatakan Spanyol era Aragones mampu mengkombinasikan Tiki-Taka dengan gaya pragmatis untuk menutupi rapuhnya lini pertahanan.
Setelahnya, Guardiola menerapkan Tiki-Taka bersama Barcelona dengan gaya berbeda dari Spanyol arahan Luis Aragones, yakni keindahan yang efektif.
Menurut Jurnalis Jerman, Raphael Honigstein, Tiki-Taka adalah versi tersulit dalam sepak bola mengingat diperlukannya intensitas dalam bergerak dan juga melakukan operan.
Honigstein juga menyebut Tiki-Taka adalah evolusi dari Total Football yang diterapkan Belanda di mana Tiki-Taka lebih condong memanfaatkan pergerakan bola ketimbang pergantian posisi antar pemain.
Taktik Tiki-Taka versi Guardiola ini memiliki hasil memuaskan. Selama 4 tahun menukangi Barcelona, 14 gelar ia raih baik di kancah domestik, Eropa dan kontinental.
Hanya saya, Tiki-Taka andalannya tersebut tak mampu mengalahkan gaya Parkir Bus atau ultra defensif. Sejarah mencatat, Guardiola tak bisa mengalahkan tim yang memainkan gaya tersebut.
Adalah Chelsea dan Inter Milan (era Mourinho) yang membuat taktik Tiki-Taka kehilangan tajinya. Khusus untuk nama pertama, Guardiola bersama Barcelona tak mampu meraih kemenangan satu pun selama 4 pertemuan dalam kurun waktu 4 tahun.
Saat bertemu Chelsea di musim 2008-2009, Guardiola dan Barcelona hanya mampu meraih hasil imbang yakni 0-0 dan 1-1. Lalu di musim 2011-2012, ia dan Blaugrana tumbang dengan skor 1-0 dan seri dengan skor 2-2.
Berguru dengan Marcelo Bielsa
Semasa bermain, Pep Guardiola banyak dilatih oleh pelatih-pelatih ternama. Salah satunya adalah Johan Cruyff.
Tiki-Taka yang diterapkan Guardiola secara tak langsung buah dari pengalamannya bermain di bawah arahan legenda Belanda tersebut.
Selain ada nama Johan Cruyff, ada pula Marcelo Bielsa, kendati secara sejarah Guardiola tak pernah bermain di bawah arahannya.
Terkait dengan Bielsa, yang kini menjadi kompetitornya di Liga Inggris, ada kisah menarik di mana Guardiola rela menempuh jarak hingga 8 ribu kilometer demi bisa berguru dengan pelatih asal Argentina tersebut.
Kisah ini dikutip dari Daily Mail. Saat itu, Guardiola yang masih aktif bermain tengah membela AS Roma. Rekannya kala itu, Gabriel Batistuta, pernah meminta dirinya untuk bertemu Bielsa jika ingin menjadi pelatih sukses.
Saran tersebut ia terima. Namun, Guardiola baru bisa bertemu Bielsa tiga tahun setelah saran Batistuta ia terima, tepatnya saat ia bergabung klub Meksiko, Dorados de Sinaloa.
Saat Guardiola bermain di Meksiko, Bielsa saat itu tengah menganggur dan hidup tenang di Argentina. Di sela waktu luangnya, ia pun menyempatkan diri menemui sang pelatih yang berjarak 8 ribu kilometer dari tempatnya.
Dalam perjalanannya ke Argentina, Guardiola ditemani seorang Novelis bernama David Trueba. Sosok Novelis ini pula yang menjembatani dan membantunya kala bertemu dan bertukar pikiran dengan Bielsa.
Bisa dikatakan, Bielsa juga memberi andil penting dalam taktik Guardiola hingga menjadi pelatih top seperti saat ini.
Di Liga Inggris musim 2020-2021, pertemuan Pep Guardiola dan Marcelo Bielsa kerap menjadi tontonan menarik mengingat gaya permainan menyerang yang diadaptasi Manchester City dan Leeds United.
Berita Terkait
-
Marcus Rashford Bongkar Kekacauan MU: Tidak Ada Rencana Jangka Panjang
-
Inigo Martinez Pilih Uang Besar daripada Treble Bersama Barcelona
-
Donnarumma ke Man City atau Bayern? Masa Depan Kiper PSG Tergantung Ederson
-
Lamine Yamal Diklaim Calon Ballon dOr, Lewandowski: Kalau Bukan Tahun Ini, Tahun Depan
-
Jack Grealish ke Everton: Pinjaman Mahal yang Bisa Jadi Transfer Permanen
-
Real Madrid vs Javier Tebas: Perang Besar Soal Laga Barcelona di Miami
-
Man City vs Wolves: Krisis Cedera Hantui Laga Pembuka Premier League 2025
-
Marcus Rashford Diprediksi Bersinar di Barcelona: Bisa Samai Gol Lamine Yamal?
-
Blunder Memalukan Manchester City: Nama Tijjani Reijnders Typo di Jersey
-
Rp1,1 Triliun Jadi Taruhan, Everton Yakin Jack Grealish Bisa Bersinar Lagi?
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa