Galih Priatmojo | Andiarsa Nata
Paul Scholes/Twitter

Bolatimes.com - Mohamed Salah dan Loris Karius mendapat kritikan dari mantan pemain Manchester United, Paul Scholes, setelah kalah di final Liga Champions.

Liverpool menerima kekalahan menyakitkan dari Real Madrid di final Liga Champions dengan skor 3-1. Kekalahan itu semakin pahit karena pemain bintang mereka, Mohamed Salah, ditarik keluar karena cedera bahu, dan kiper Loris Karius melakukan dua kesalahan fatal.

Pemain asal Mesir yang menjalani debut luar biasa di Liverpool itu tak kuasa menahan tangis saat keluar lapangan karena mengalamai dislokasi bahu setelah perebutan bola dengan Sergio Ramos.

Baca Juga:
Indra Sjafri Tak Kecewa Meski Timnas U-19 Dikalahkan Persis Solo

Begitu juga dengan kiper Liverpool, Loris Karius. Kiper asal Jerman itu menangis setelah pertandingan, usai melakukan dua kesalahan yang berujung dengan kekalahan Liverpool.

Sumber foto: Twitter

Baca Juga:
AS Roma Resmi Ikat Kontrak Messi asal Kroasia Selama Lima Musim

Karius meneteskan air mata saat memohon maaf kepada pendukung Liverpool atas kesalahannya tersebut. Karius terlihat sangat lemas dan merasa bersalah.

Dua momen ini pun tak luput dari perhatian mantan pemain Manchester United, Paul Scholes. Pemain yang memiliki karir sangat sukses bersama Setan Merah ini mengkritik Salah dan Karius.

"Aku bisa mengerti Karius, kurasa, dia hancur dengan apa yang terjadi. Tapi cedera adalah bagian dari permainan," terang Sholes dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga:
Pablo Machin Ditunjuk Sebagai Pelatih Anyar Sevilla

Manchester United berhasil memenangkan Liga Champions melawan Bayern Munchen pada tahun 1999, tetapi Sholes melewatkan laga itu karena terkena akumulasi kartu kuning.

Ketika dirinya ditanya apakah insiden itu membuatnya menangis, dia mengatakan: "Tidak, apa gunanya untuk menangis?"

"Itu tidak akan membuat semuanya pergi. Jelas saya kecewa. Tetapi menangis? Tidak," ungkap Scholes.

Baca Juga:
Sergio Ramos Sindir Atletico Madrid dengan Sebutan Suku Indian

"Saya tidak berpikir untuk menangis di lapangan. Mungkin ketika saya berusia 11 atau 12 tahun dan kami kalah di final Piala Liga atau semacamnya," lanjut pria berusia 43 tahun itu.

 

 Bolatimes.com/Andiarsa Nata

Load More